Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Great Gift, Cerminan Lunturnya Ciri Khas Drama-Drama Profesi Jepang

24 Februari 2024   10:13 Diperbarui: 25 Februari 2024   15:53 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Great Gift (ilustrasi sepenuhnya milik TV Asahi)

Interaksi dan perkembangan karakter Sakuragi-san lah yang boleh jadi cukup menarik, lantaran meski terbilang cukup penurut dan tidak banyak menuntut, ia cukup kekeuh belajar dan mengitari Tempat Kejadian Perkara entah mengamati sekitar atau sekadar bertanya pada pejalan kaki yang lewat.

Cara penyampaian ide yang kurang lebih mirip juga terlihat dari cerita  “Soratobu Kohoushiatsu” (2013) yang bercerita tentang seorang pilot kalem yang selepas cedera dipaksa lebih banyak mengenal kehidupan sesama awak bandara (seringkali berikut juga keluarganya) sekaligus menerapkan pengalamannya sebagai pilot dari sisi yang berbeda lantaran bekerja di divisi humas bandara, baik itu lapangan maupun belakang meja.

Serial seperti Saikou no Jinsei no Owarikata (2012) juga entah kenapa bisa akrab dengan keseharian lantaran bercerita tentang pegawai kantoran yang diminta melanjutkan usaha keluarga, yaitu penyedia jasa upacara pemakaman, selepas kepala keluarga dari keluarga tersebut wafat.

Keberanian penulis naskah dalam mengangkat tema-tema nyeleneh yang sebenarnya dekat dengan keseharian memang kerap dilakukan penulis naskah tempo dulu. Menariknya sebagian dari mereka juga rela menyederhanakan menu dan jalan cerita agar terkesan lebih realistis sebagaimana serial kuliner Bambino! yang bercerita tentang tentang koki muda restoran Italia (diperankan Matsumoto Jun) yang senantiasa mendapat apresiasi di kampung halaman, namun langsung mendapat tantangan ketika memutuskan magang di luar kota, yang membuatnya harus rela memulai segala sesuatu dari awal, bahkan di luar apa yang dibayangkannya selama ini.

Meski jalan cerita sedikit diubah dengan alasan kreatif, bukan berarti para pemain tidak serius  dalam mandalami karakter lantaran Matsumoto Jun dan Kitamura Kazuki (yang dikenal di sini lewat The Raid 2) ikut mempelajari detail bahasa tubuh khas pekerja restoran Italia mulai cara tersenyum ramah namun tetap wajar, menguji tingkat kematangan pasta secara sopan di hadapan orang lain, hingga cara bekerja efisien dalam sekali jalan (yang jelas digambarkan tidak semudah kelihatannya), yang bisa kita tiru kalau kita mau, termasuk resep-resepnya, yang meski tidak ditampilkan secara utuh, detailnya bisa kita telusuri dari buku resep masakan Itaia, baik otentik dan/atau populer seperti nanas panggang dengan rum karamel atau spageti seafood (spaghetti ollio scoglio).

Uniknya meski beberapa resep yang ditampilkan di serial Bambino! bisa kita temukan bejibun secara online,  resep spageti selada dan tuna (kalengan) atau perpaduan keju Gorgonzola dan paprika untuk mendampingi spageti ternyata nyaris tidak ditemukan di buku resep pasta otentik italia mana pun. 

Maklum, spageti cenderung cocok dipadukan dengan saus yang ringan, licin, dan lengket seperti saus tomat sedang saus yang lebih creamy akan lebih cocok apabila disajikan dengan pasta yang lebih lebar seperti pappardelle atau gnocchi (pasta mungil yang kurang lebih berbentuk bulat lonjong) yang mampu menyerap sekaligus menjadi wadah bagi saus tanpa mengubah bentuk pasta.

Meski cenderung ngawur, apa yang digambarkan dalam serial ini, entah disadari atau tidak oleh kreator manganya Tetsuji Sekiya dan penulis naskahnya Yoshikazu Okada justru menggambarkan semangat khas Italia yang bisa diterapkan dalam bidang apa pun, termasuk sepak bola yaitu mampu beradaptasi sekaligus berinovasi di tengah keterbatasan (atau dikenal dengan istilah "l'arte di arrangiarsi" # kasus calciopoli pisa

Termasuk dalam mengolah menu menggugah selera dari bahan-bahan seadanya yang akan mereka anggap sebagai karya seni yang sebisa mungkin nampak sedap dipandang (atau dikenal dengan istilah specttacolo dalam bahasa Italia) #jadi inget seni bertahan "catenaccio" ala Maldini ma Nesta #eh. 

Menariknya lagi prinsip l'arte di arragiarsi konon lebih banyak diterapkan oleh masyarakat italia yang berkarya di luar tanah kelahirannya, termasuk para imigran. 

Disadari atau tidak dua prinsip khas italia ini justru kerap dipraktikkan dalam membangun cerita sederhana khas Jepang, entah itu dari segi ide cerita atau pengkreasian para karakter dalam suatu judul serial yang terkonsep.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun