Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

"Washington Wizard" Gini Amat Yak

1 November 2023   15:14 Diperbarui: 1 November 2023   15:23 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thomas Bryant ga sempat maen pas Wizard ke playoff karena cedera awal-awal musim reguler, Ben Wallace lom dapet menit maen

Sekali Michael Jordan tetep Michael Jordan  
Sekali Michael Jordan tetep Michael Jordan  

Meski para fans tidak terlalu terkesan dengan apa yang dilakukan Wizard, harus diakui manajemen Wizard memang jeli melihat potensi para pemain, meski masih mencari cara untuk mengembangkannya secara maksimal.

Hambatan sekaligus berkah tersebut boleh jadi terbangun sejak era awal, terutama sejak mereka mendatangkan center kekar, yang kelak menjadi rookie of the year pada tahun 1961, Walt Bellamy.

Sejak era tersebut, meski tidak selalu, Wizard memang gemar menduetkan big man berkaki lincah dengan sesama big man dengan skill dasar mirip. Dengan kaki-kaki lincahnya, para big man yang tidak selamanya tinggi tersebut bukan hanya jago menutup ruang, menyeruduk, serta menjadi screener, tetapi juga menyambut umpan dari (para) playmaker jangkung seperti Dan Ohl (191 cm) yang tidak segan berperan sebagai screener bagi shooter/playmaker licin Kevin Loughery (191 cm).

Kwame Brown ngasih umpan ke Etan Thomas , Atas: highlight 101, Mcgee-Yi gaya maen mirip, Mcgee jadi screener Wall, Yi stay di atas 
Kwame Brown ngasih umpan ke Etan Thomas , Atas: highlight 101, Mcgee-Yi gaya maen mirip, Mcgee jadi screener Wall, Yi stay di atas 

sumber gambar bawah "channel nonplayerzealot4"

Permainan Wizard era tersebut jadi lebih menarik lantaran alih-alih Gus Johnson, offensive rebound justru kerap diamankan shooter kalem tapi gigih Bailey Howell (201 cm) atau general manager mereka kelak Bob Ferry (203 cm). Gaya permainan Howell inilah yang sedikit banyak mengingatkan kita eh saya pada gaya permainan Otto Porter dan Juwan Howard.

Abal-abal.dong, btw DeAndre Jordan, kaga masuk itungan karena masih maen buat Denver, cuman gaji aja yg sebagian ditanggung Wizard pas transit di sono
Abal-abal.dong, btw DeAndre Jordan, kaga masuk itungan karena masih maen buat Denver, cuman gaji aja yg sebagian ditanggung Wizard pas transit di sono

update pemaen baru
update pemaen baru

Harus diakui tanpa pemain dengan tipe seperti Howell atau Johnson, skema permainan yang kerap diperkenalkan pada duo big man muda Wizard tersebut memang condong membuat permainan tim menjadi lebih kaku, Hanya saja kehadiran dua pilar kokoh justru membiasakan para shooter untuk menemukan ruang tembak yang lebih leluasa. Tidak heran skema ini amat cocok dengan permainan pertengahan 1980-an hingga 1990-an (bahkan 2000-an) yang kerap memaksa para shooter berduel satu lawan satu dengan pemain lawan layaknya Julius Erving (Philadelphia 76ers) atau Michael Jordan muda (Chicago Bulls)

Tidak heran selepas era Ruland, Wizard seolah ikut latah kembali menduetkan duo big man bertipe dasar mirip tersebut, terutama jika kebetulan Wizard diperkuat duo big man muda yang selisih draftnya paling pol dua hingga tiga angkatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun