Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Investasi Jangka Panjang Utah Jazz

25 Oktober 2023   22:39 Diperbarui: 25 Oktober 2023   22:45 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jagoan Block shot Utah Jazz: Greg Ostertag 

Sayang, meski tampil meyakinkan di awal musim, tujuan Jazz musim ini keburu jelas. Tidak heran Jazz rela melepas Conley untuk bereuni bersama Gobert,  sedangkan Vanderbiit serta Beasley dilepas ke Los Angeles Lakers. Terlebih roster Jazz terbilang surplus point guard mengingat guard lincah Talen Horton Tucker dan Colin Sexton (yang sama-sama kurang jago tembak) terpaksa mengungsi ke bangku cadangan seiring efektifnya penampilan Conley. Pun begitu mereka masih mendatangkan playmaker defensif, Chris Dunn, yang skill mencetak angka dan kebugarannya dipertanyakan.

Pertandingan Pramusim

Tanpa playmaker jago tembak, kerja sama satu dua pemain Jazz jadi lebih mudah tertebak, namun itu tak jadi soal, lantaran Jazz jadi lebih punya ruang untuk mematangkan para pemain muda termasuk rookie asal Italia, forward Simeone Fontechio,  yang konon jago tembak. 

Sayang, PR tersebut terkesan belum terlalu dibenahi musim ini, lantaran beberapa pemain baru yang didatangkan Jazz musim ini juga kurang dikenal sebagai penembak jitu termasuk power forward merangkap center John Collins. yang meski presentase tembakan tiga angkanya semakin meningkat seiring bertambahnya musim, terutama ketika berdiri bebas tanpa kawalan, kita lebih sering melihat tembakan Jazz Jordan Clarkson masuk terutama di detik-detik krusial meski statistik tembakan tiga angkanya tidak terlalu istimewa. 

Posisi forward makin bertambah sesak dengan datangnya rookie Taylor Hendricks yang punya jump shot dan block shot lumayan, meski pergerakannya terlihat kurang luwes. Hendricks sendiri cukup beruntung lantaran bakal dibimbing beberapa forward bertipe berbeda, mulai dari Markkanen yang mulai bisa menunjukkan potensi terbaiknya musim lalu, Kelly Olynyk yang luwes, hingga sesama pemain muda tukang block shot, Walker Kessler atau forward baru luwes Omer Yurtsteven yang didatangkan dari tim gudang bakat Miami Heat. 

Tanpa playmaker jago tembak, Jazz tetap bisa memainkan beragam skema mulai dari fokus ke defense dan membiarkan para center jangkung menjadi playmaker bagi para guard yang bisa bergerak tanpa bola menuju bawah jaring, sembari sesekali melakukan pick and pop. Risikonya, apabila tembakan para forward luput, Jazz rada sulit memperebutkan rebound lantaran posisi big man terlalu jauh dari jaring. Beruntung, Jazz kini punya John Collins yang bisa bergantian  bahkan berduet dengan Kessler. 

Permainan Jazz boleh jadi akan jadi lebih luwes, terutama pick and roll-nya,  jika rookie produktif mereka, Keyonte George bisa lebih cepat menyatu dengan gaya permainan Jazz terutama lewat tembakan dan tusukkan-tusukkannya. Beruntung, para playmaker, biasanya lebih cepat beradaptasi  dengan gaya permainan NBA (sekitar satu hingga dua musim bahkan lebih cepat) mengingat mereka memang lebih banyak berduel dengan para forward kokoh, terutama ketika menusuk ke jantung pertahanan lawan. Klopun, masih butuh waktu beradaptasi,  rookie Jazz musim lalu, Ochai Agbaji, bisa mengisi peran tersebut jika mendapat kepercayaan seperti halnya musim lalu, lewat defense dan tembakan tiga angkanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun