Menurunnya penampilan Celtics bisa dibilang cukup logis, selain menurunnya akurasi tembakan tiga angka Sam Hauser dan Horford misalnya, semua tim NBA (yang musim ini tidak bisa dibilang konsisten sebagaimana tercermin dari berganti-gantinya tim penghuni tiga besar, terutama tim wilayah barat, di awal musim) sudah mulai menemukan komposisi yang seimbang.
Misal, Cleveland yang mulai tampil konsisten sejak mencadangan satu dari tiga guard utama mereka (terutama Caris Levert) atau Miami Heat yang mulai konsisten lagi sejak Victor Oladipo dan Jimmy Butler pulih (meski jump shot Adebayo yang tidak konsisten bisa jadi PR).
Terlebih jadwal NBA bisa dibilang agak menguntungkan tim-tim papan atas, terutama jika selisih kemenangan dengan tim di bawahnya tidak terlalu ketat.
Tim papan atas biasanya biasanya tidak akan terlalu ngoyo untuk menang ketika menjalani jadwal back to back (dua game dalam dua hari) di mana tim akan melepas (mengalah) salah satu game, biasanya game di hari kedua untuk menjaga stamina.
Tim tersebut juga condong akan melepas satu game apabila dijadwalkan bertemu tim yang sama sebanyak tiga atau empat kali (biasanya tim dalam wilayah yang sama) lantaran tim tersebut sudah unggul head to head.
Meskipun tidak selalu, bukan suatu hal yang baru juga kalau suatu tim melepas pertandingan tandang ketika bertemu tim yang berbeda wilayah mengingat kedua tim hanya bertemu dua kali.
Yang rada mengherankan justru kalau suatu tim tersebut menyapu bersih pertandingan kandang dan tandang ketika bertemu satu tim tertentu. Entah tim tersebut emang bagus banget atau justru nyari kesempatan buat menang.
Jadwal pertandingan NBA makin menguntungkan tim papan atas pada sepertiga bagian akhir babak reguler (sekitar 35 sampai 25 pertandingan terakhir dari total 82 pertandingan), di mana tim papan atas yang biasanya nggak terlalu ingin memforsir tenaga justru makin senang ketika bertemu tim yang lebih suka kalah demi mendapatkan draft dengan urutan yang lebih baik.
Untuk mengurangi kebiasaan seperti ini, NBA mengadakan turnamen play in untuk memberi kesempatan tim peringkat sembilan atau sepuluh bisa masuk peringkat delapan besar (lewat pertandingan head to head).
Meski, kalau pun berhasil lolos, mereka akan menghadapi unggulan pertama di wilayahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H