Phoenix Suns sudah sejak lama dikenal sebagai gudangnya pemain kreatif. Sebenarnya bukan cuma point guard, pemain yang biasa merancang serangan mulai dari lapangan sendiri, tetapi juga big man yang bisa membuka ruang bagi pemain lain. Sepasang, dalam satu tim.
Menariknya, meski mungkin nyaris semua playmaker Suns punya kemampuan membaca permainan, termasuk melihat celah yang mungkin tidak dilihat pemain lain, tidak semua pemain playmaker tersebut memliki skill yang mendukung. Sebut saja Dick Van Arsdele (1968-77) dan Don Buse (1977-1980) yang tembakan dan finishing di bawah jaringnya kurang terasah atau almarhum Paul Westphal dan Kyle Macy (draft no. 22 Suns tahun 1979) yang kurang tangkas, meski punya jump shot akurat.
Khusus untuk Westphal, ia bahkan masih bisa melepaskan tembakan akurat begitu menerima umpan atau begitu berhenti berlari. Jason Kidd justru sebaliknya. Ia  tidak terlalu jago menembak di awal karir.
Steve Nash juga bukan tanpa kekurangan. Meski skillnya terbilang cukup lengkap, ia dikenal kurang jago bertahan. Chris Paul (CP3) pun sama saja, Finishing di bawah jaringnya tidak lagi setajam dulu, meski jump shotnya justru makin matang karena itu. Â
Praktis hanya Kevin Johnson (KJ), yang tidak terlalu punya kendala berarti lantaran meski tidak terlalu terlalu tinggi seperti CP3, postur KJ termasuk rata-rata point guard di eranya.
Meski punya kekurangan di sana-sini, bukan berarti para pemain kreatif ini tidak bisa menyajikan permainan menarik termasuk di era favorit NBA sejuta umat yaitu era Steve Nash.
Di era ini, sebagian warga Arizona berbondong-bondong ke stadium Suns, footprint stadium, meski harga tiket terbilang mahal dan ada lebih dari satu tim olahraga di wilayah Arizona.
Penonton Suns juga terbilang loyal, terutama para veteran yang mungkin telah menggilai Suns sejak lama. Dengan banyaknya veteran di wilayah Phoenix, tidak heran, kandang Suns terdahulu dinamai Veterans Memorial Coliseum.
Bukan hanya mengundang banyak penonton, permainan atraktif, dengan banyak tumbukan, berisiko memicu cedera, terlebih Nash hobi bergerak bebas seolah tak terasah sebelum tiba-tiba mengirim umpan dari belakang kepala atau sembari memelintirkan badan. Beruntung, Suns memiliki athletic trainer terbaik NBA Aaron Nelson (ipar Hornachek) yang bisa menjaga kebugaran para pemain yang rentan cedera, dengan melatih kekuatan dan kelenturan bagian tubuh yang lebih sehat agar bagian yang rentan cedera tersebut tidak mendapat tekanan fisik terlalu besar.