Â
Paul yang dikenal lebih sering berpenetrasi  dan sekali dua kali melakukan slamdunk sebelum tulang rawan meniscusnya diambil tahun 2010, memang tampil tajam di putaran pertama babak playoff ketika mengalahkan Dallas Mavericks (2008), tapi defense ketat Paul, Peterson, dan Chandler belum cukup mengatasi permainan dinamis San Antonio Spurs yang mengandalkan umpan antar pemain.Â
Terlebih aliran permainan Hornets cenderung statis karena lebih banyak dirancang dan diselesaikan CP3 lewat jumpshot-nya yang mematikan. Â Â
Tiga musm berselang, Hornets era Paul belum berhasil mengulang prestasi yang sama meski mereka sempat diperkuat small forward tangguh Trevor Ariza serta shooting guard tajam Marco Belinelli pada tahun 2011. Mereka dikalahkan Lakers di putaran pertama yang kala itu diperkuat Pau Gasol dan Kobe Bryant.
Sebenarnya Hornets mencoba memperkuat komposisi pemain pada musim berikutnya dengan melepas CP3 Â ke Los Angeles Lakers untuk mendatangkan forward juara Lamar Odom serta guard muda Houston Rockets Goran Dragic lewat pertukaran pemain yang melibatkan tiga tim yaitu Los Angeles Lakers, New Orleans Hornets, dan Houston Rockets.
Sayang lantaran pemilik Dallas Mavericks, Mark Cuban, dan pemilik Cleveland Caveliers Dan Gilbert tidak berkenan dengan pertukaran yang kelak memperlebar jurang antar tim NBA tersebut, komisioner NBA kala itu David Stern membatalkan perpindahan pemain tersebut.
Alih-alih bergabung bersama Lakers, Paul justru bergabung dengan Clippers dan sebagai ganti, Hornets mendapatkan guard tangkas yang belakangan lebih dikenal sebagai penembak jitu, Eric Gordon, forward cungkring Al Farouq Aminu, dan center Chris Kaman.
Melihat skill pemain Hornets kala itu permainan Hornets sebetulnya menjanjikan. Terlebih nama-nama pemain yang disebutkan barusan berhasil menjadi pemain andalan di tim barunya kelak, seperti Gordon yang tampil konsisten bersama Houston Rockets kelak.Â
Belum lagi mereka juga diperkuat draft nomor satu kala itu Anthony Davis, serta center kembaran Brook Lopez, Robin Lopez, yang lebih tangkas di bawah jaring ketimbang kembarannya itu.
Sayang meski diperkuat nama-nama menjanjikan Gordon dan Davis belum tampil sematang musim-musim berikutnya sehingga Pels harus berada di luar peringkat 10 besar di tiga musim berikutnya.