Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Efek Babak Playoff NBA yang Dilaksanakan di Tempat Netral Musim Ini

24 Agustus 2020   12:30 Diperbarui: 24 Agustus 2020   20:29 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pemandangan unik di NBA playoff kali ini. Bukan sedari playoff sih tepatnya, tapi sekitar delapan pertandingan terakhir yang dihelat di tempat netral yaitu Walt Disney Orlando. 

Saya sendiri agak jarang ngikutin berita NBA selepas tim favorit saya LA Lakers dipastikan nangkring di posisi pertama sekitar empat atau lima pertandingan yang mereka jalani di arena netral ini.

Paling, saya cuman ngikutin cerita Phoenix Suns yang menyapu bersih semua pertandingan di tempat netral ini. Sayang meski memenangi delapan game yang ada, mereka gagal lolos ke babak playoff, walaupun secara rekor menang kalah 11-12 dengan peringkat 9 Memphis Grizzlies.

Kebetulan untuk menentukan siapa yang berhak menempati posisi delapan besar wilayah barat, Grizzlies mesti menantang Portland Trail Blazers, tim yang awal-awal musim nyaris dicoret dari perburuan posisi delapan besar karena sebagian pemainnya cedera sampai akhir musim.

Bisa dibilang Covid-19 malah membawa berkah bagi Portland. Penundaan jadwal justru memberi kesempatan para pemain yang absen pulih sesuai jadwal dan bisa bermain musim ini, seperti Jusuf Nurkic.

Sistem pertandingan playoff NBA memang sudah jelas. Tiap tim sudah bisa menerka, tim mana yang bakal mereka hadapi andai kata lolos dari hadangan di babak sebelumnya. 

Peringkat satu babak reguler akan berhadapan dengan peringkat delapan, peringkat dua dengan peringkat tujuh, peringkat tiga dengan enam, dan terakhir peringkat empat dengan peringkat lima.

Kalau pertandingan sesuai skenario matematika, peringkat satu kelak akan berhadapan dengan peringkat empat dan peringkat dua akan berduel dengan peringkat tiga. Dengan catatan, tim- tim yang disebut meski lolos dari dua babak sebelumnya lebih dulu.

Dengan alasan itulah, Portland Trail Blazers (peringkat delapan wilayah barat) dan Houston Rockets (peringkat empat wilayah barat) bisa dibilang pede andai kata harus menghadapi Lakers. 

Kebetulan, meski sekarang tertinggal 1-2, beberapa musim belakangan sebelum musim ini, Portland lebih sering mengalahkan Lakers bahkan di kandang sendiri

Houston Rockets pun sama pedenya. Mereka klo ngga salah musim ini memenangi dua dari tiga pertandingan melawan Lakers.

Perjuangan Lakers lolos ke babak selanjutnya makin berwarna mengingat salah satu pemain kunci mereka Avery Bradley memilih untuk tidak mengikuti babak playoff demi menjaga keluarganya. 

Kebetulan bukan hanya Bradley yang mengambil langkah dengan alasan serupa. Trevor Ariza, mantan pemain Lakers yang kini bermain bagi Portland pun memilih alasan yang sama.

Sebenarnya ada juga sih pemain yang punya alasan mirip dengan mereka berdua, misal Davis Bertans, yang lagi moncer-moncernya, karena akurasi tembakan tiga angkanya musim ini aduhai bagusnya. 

Bedanya, Bertans yang tengah memperkuat Washington Wizard, memilih tidak berpartisipasi dalam bubble NBA karena secara itungan matematis, timnya sulit masuk peringkat delapan besar playoff wilayah timur, mengingat sebelum bubble NBA pun posisi 8 besar sudah kelihatan. Wizard boleh jadi diundang untuk menggenapi 22 tim yang diundang di bubble NBA kali ini.

Balik lagi ke skenario babak playoff, sayang skenario di atas kertas kadang tidak segampang itu. Buktinya nggak usah jauh-jauh. Utah Jazz yang di babak regular ada di peringkat enam, malah unggul 3-1 dari Denver Nuggets yang ada di peringkat 3 dan hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk lolos ke babak berikutnya. 

Nuggets yang terkenal jago kandang, memang kehilangan hak istimewa itu karena NBA playoff bermain di tempat netral .

Utah Jazz menang tipis dari Denver Nuggets barusan lewat aksi keren Donovan Mitchell yang membrondong jaring Nuggets. Jamal Murray, di lain pihak, meski mencetak lebih dari 42 poin, dengan seenggaknya tiga tembakan tiga angka di menit-menit akhir, Murray serasa berjuang sendiri mengingat Nikola Jokic, bintang Nuggets yang lain, belum bisa menembus pertahanan Rudy Gobert di bawah jaring.

Los Angeles Clippers yang musim ini digadang menantang Lakers di final wilayah barat, meski menunggu minimal dua pertandingan lagi karena Luca Doncic berhasil membawa Dallas Mavericks memenangi game keempat pada pertandingan dengan format the best of seven. Artinya, agar bisa lolos, satu tim harus memenangi empat pertandingan lebih dulu.

Tembakan Luca Doncic di detik terakhir babak perpanjangan waktu memastikan Mavs, yang hari ini tampil tanpa bintang mereka yang lain Kristaps Porzingis, sekaligus seakan menghapus kenangan ketika melawan Toronto Raptors di babak regular beberapa saat lalu, di mana waktu itu Mavericks klo nggak salah sebenarnya sudah unggul lebih dari 30 poin (unggul 66-36) malah jadi kalah 110-107 di akhir quarter keempat.
Kebetulan, kali ini situasinya agak mirip dengan sewaktu menghadapi Raptors. Bedanya kali ini Mavs yang tertinggal 21 poin lebih dulu sebelum akhirnya berbalik unggul di detik terakhir. 

Netralitas tempat pertandingan bukan hanya memengaruhi tim-tim wilayah barat, tapi juga di wilayah timur. Philadelphia 76ers yang terkenal jago kandang mesti menyerah 4-0 di babak regular, padahal Sixers dijagokan berada di peringkat empat besar wilayah timur musim ini

Sixers mesti turun ke peringkat enam  karena lebih sering kalah di kandang lawan.

Di tempat lain, Miami Heat yang cuma berada di peringkat lima babak regular justru hanya butuh satu kemenangan lagi atas Indiana Pacers di peringkat empat untuk menantang pemenang antara Milwaukee Bucks dan Orlando Magic.

Saya sendiri belum bisa ngasih gambaran banyak soal pertandingan-pertandingan tadi lantaran saya kebanyakan nongkrongin game Lakers dan Clippers doang, itu pun biasanya dua sampai tiga quarter ke belakang. 

Kebetulan yang pertandingan Utah Jazz hari ini juga ngintip meski dua quarter terakhir meski sembari kepotong di sana-sini, terutama di menit terakhir, di mana saat itu Jazz sedang unggul 6 poin. Jazz sendiri menurut laporan berhasil menang 129-127 pada game kali ini. 

Game yang terbilang seru banget mengingat Nuggets ngebet banget menang karena ketika mereka kalah di game kali ini, mereka wajib memenangi tiga pertandingan sisa untuk bisa lolos, sedang Jazz cuma butuh satu kemenangan lagi pada babak playoff yang sekali lagi memakai format best of seven. 

Intinya sih, meski hanya dihadiri penonton virtual, termasuk Shaquille O'Neal, babak playoff kali ini banyak menghadirkan kejutan yang kadang nggak sesuai skenario di atas kertas.

Yang jelas, kalau Anda nanya tim favorit saya musim ini tetap sama Lakers, tapi saya nggak menutup mata sama permainan keren Milwaukee Bucks dan Toronto Raptors yang bermain layaknya Liverpool klo di liga inggris, di mana pemain yang membawa bola, udah dipepet bahkan sebelum masuk garis pertahanan lawan.

Rasanya sekian coretan saya tentang NBA kali ini, yang tumben nggak gitu panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun