Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Mahoro Ekimae Tada Benriken", Mereka yang Bersedia Jadi Apa Saja

24 Juli 2020   17:41 Diperbarui: 24 Juli 2020   18:02 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahoro Ekimae Tada Benriken (METB) adalah film lama. Film tahun 2011 klo tidak salah. Seperti  judulnya, METB bercerita tentang benriya (perasaan judulnya benriken deh #eh) yaitu orang yang bersedia melakukan kerja apa saja. 

Pekerjaan yang kebanyakan bisa dikerjakan sendiri oleh para klien mereka sendiri sebenarnya, seperti menjaga anjing, menjadi badut pesta, menyapu atau mengepel ruangan. 

Meskipun kebanyakan klien bisa melakukan pekerjaan tadi, mereka tidak sempat mengerjakannya karena punya kesibukan yang berbeda. Itulah sebabnya Benriya ada.  

Hanya saja job description benriya bukan cuman itu, Mereka bisa jadi tukang angkat keranda, tukang benerin pintu ma ledeng, bahkan klo pun mereka bisa, ngelas pun akan mereka lakukan. 

Menurut buku "The Moaning of Life" karya Karl Pikington,  ngga ada pekerjaan yang terlalu remeh buat mereka. Itu jugalah yang biasa para "benriya" atau, handyman orang inggris bilang, iklankan di koran-koran.

Kebetulan, tempat usaha Tada Keisuke mendapat order gampang-gampang susah kali ini, menjaga Chihuahua bernama Hana selama beberapa hari. Karena terbilang santai, Tada, begitu Gyoten Haruhiko, rekannya kelak memanggilnya, bisa nyambi beberapa pekerjaan dalam rentang hari yang dimaksud sembari mengasuh Hana tentunya, mulai dari menyapu taman sampai menjadi detektif untuk beberapa hari,

Saya bilang kelak karena awalnya Tada memang bekerja sendiri. Gyoten sendiri baru bergabung saat Hana yang kebetulan ditinggal di mobil jalan-jalan sendiri dan ditemukan Gyoten, teman Tada di masa sekolah dulu.

Menariknya, saat waktu mengasuh selesai, pemilik Hana tidak menampakan batang hidungnya di tempat yang dijanjikan. Buat sebagian orang, ketika orang tau seakan pemilik anjing tidak lagi peduli, mungkin anjing kecil itu sudah ditinggalkan, tapi buat Tada, klo memang memungkinkan, anjing itu harus diantarkan ke tempat pemiliknya.

Kebetulan, sebenarnya Hana memang bukan sengaja dititipkan  pemiliknya, namun ia ingin memastikan anjing milik putrinya itu mendapatkan perawatan yang baik karena Ia dan putrinya mesti pindah rumah. Meski hanya film, saya terharu beneran nontonnya.

Saya makin ikut terharu lantaran Haru berjanji pada pemilik lama anjing kecil itu untuk mencarikan pemilik baru yang baik. Itulah sumber riak-riak antara Tada dan Gyoten. Buat Gyoten, tak masalah siapa pun yang jadi pemilik anjing itu kelak, tapi buat Tada, ia harus memastikan pemiliknya benar-benar bertanggung jawab pada Chihuahua yang bersangkutan, bukan karena sekedar terpikat karena keimutannya.

Komitmen itulah yang membuat Tada dipercaya banyak orang. Komitmen yang kadang membuatnya mendapat kesulitan sendiri menurut saya. Ia bahkan cenderung nrima ketika melihat kliennya misalnya menjadi bulan-bulanan orang lain atau dia sendiri menjadi korban sampingan. 

Intinya sih, Tada bukan orang yang suka nyari ribut. Kita sendiri bisa perlahan mengetahui kenapa Tada punya sifat sehalus itu seiring berjalannya cerita.

Beda dengan Gyoten yang bersedia pasang badan ketika klien mereka menjadi bulan-bulanan orang lain. Gyoten  pun lebih galak pada anak yang dipercayakan orang tuanya untuk dijaga para Benriya ini andai kata anak tadi emang bikin gemesh. Itulah yang kita liat dari Gyoten  ketika mengasuh Yura. 

Ketika Tada cuman bisa ngelus dada padahal gedeg setengah mati melihat Yura berulah, Gyodai lebih ekspresif, dan lebih berani bertindak meski dalam batas yang wajar.

Jalinan cerita yang sederhana dipadu dengan karakter yang saling mengisi inilah yang bikin saya betah nonton dari awal, Meskipun makin ke sini, saya tetap bisa menemukan beberapa kejutan-kejutan kecil yang bisa bikin saya ngga bisa berkata banyak,  termasuk masa lalu Gyoten yang unik, yang walaupun menyentuh, mungkin agak sulit diterima kebanyakan penonton kita di sini.

Dari film yang sama, kita juga diajak untuk melihat bagaimana beruntungnya masyarakat kita karena masyarakat kita bisa menyewa pengasuh atau meminta bantuan orang tua kita sendiri untuk mengasuh anak kita.

Bagi masyarakat Jepang, tugas seperti ini diserahkan pada pihak taman kanak-kanak/ sekolah atau benriya ini. Mereka inilah yang ikut bertanggung jawab ketika anak yang bersangkutan demam misalnya.

Terlepas dari semua cerita tadi, METB bisa dibilang emang cerita yang beda. Beda bukan dalam arti sekedar jual kecap, tapi kita bisa melihat fiksi sekaligus budaya Jepang dari sudut pandang yang beda. 

Bukan hanya jepang yang kita kenal dengan budaya tradisional dengan kimono dan pintu gesernya atau jepang yang identik dengan kemajuan teknologinya, tapi juga jepang yang kadang kumuh, penuh  asap rokok di mana-mana, serta sesekali menyorot tumpukan sampah yang menggunung.

Itulah salah satu sisi Jepang yang jarang dilihat orang di dorama atau film-filmnya. Kesan itu makin kentara karena dua karakter utamanya, bersama pemain lainnya tentu saja, bermain secara sederhana. Dua orang tadi, maksud saya,  aktor favorit saya Nagayama Eita, serta aktor yang tiga tahun berselang bermain dalam berandal 2, Matsuda Ryuhei.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun