Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Pembuktian (Awal) Atlanta Hawks

13 November 2019   17:28 Diperbarui: 14 November 2019   07:28 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Atlanta Hawks mungkin nggak akan kemana-mana musim ini. Mengincar juara tidak. Mengincar jatah playoff kok sepertinya juga nggak. Mereka sepertinya fokus untuk memberi jam terbang sekaligus mematangkan para pemain muda mereka. Soal hasil mungkin bonus.

Pendapat saya mungkin dianggap ngarang, tapi melihat apa yang front office (baca:manajemen) mereka lakukan dalam tiga tahun belakangan, pendapat banyak analis NBA mungkin ada benarnya. Dua musim lalu, pelatih Hawks, Mike Budenholzer, memilih melepaskan jabatan sebagai pelatih sekaligus President of Basketball Operation Atlanta Hawks (PBO). Dengan menjadi PBO, Budenholzer praktis bukan cuma ngelatih para pemain, tapi ngurusin aspek bisnis tim, termasuk soal tiket.

Alasan Budenholzer melepas dua jabatannya jelas. Selain karena ingin pemain muda Hawks berkembang, Buldenhozer juga mendapat tawaran serius dari Milwaukee Bucks. Soal poin yang kedua rasanya, kita nggak perlu mendengar penjelasan panjang lebar mengingat, di bawah kepelatihan Budenholzer, Bucks jadi salah satu tim dengan rekor menang kalah terbaik di NBA musim lalu. Sementara Hawks hanya 24 kali menang di tahun terakhir Budenholzer melatih. Tahun berikutnya sedikit membaik karena mereka menang lima game lebih banyak.

Sejak generasi Al Horford, Paul Millsap, Kyle Korver, dan Jeff Teague hengkang ke tim baru mereka masing-masing. Hawks memang fokus membina pemain muda. Sebut saja Taurean Prince dan Dennis Schroder. Tim mereka malah makin muda dua musim belakangan.

Tujuh dari lima belas pemain mereka didapat lewat draft dan rata-rata baru mulai bermain di NBA tahun lalu, kecuali De'andre Bermby (2016) dan John Collins (2017).

Channel Freedawkins

Nggak heran Atlanta Hawks dinilai sebagai tim paling berbakat di NBA karena banyak dihuni pemain muda dan dinilai punya masa depan cerah karena manajemen paham betul ingin bermain seperti apa dengan komposisi pemain yang mereka punya.

Mereka ingin memainkan permainan cepat, bertenaga, dengan kombinasi tembakan tiga angka dan penetrasi ke jantung pertahanan lawan. Nggak heran meski sempat memilih  Luka Doncic musim lalu, Hawks akhirnya menukarkannya dengan Young. Keputusan yang mungkin terkesan agak disesalkan mengingat Doncic menjadi rookie terbaik di akhir musim.

Meski begitu, klopun pilihan Hawks tersebut nggak berhasil nantinya, mereka masih mendapat draft tahun 2019 dari Mavericks yang akhirnya dipakai untuk mendapatkan sosok pemain muda Cam Reddish. Bersama Zion Williamson dan RJ Barrett yang juga sama-sama berkuliah di Duke, Reddish dianggap pemain paling berbakat pada draft tahun ini. Reddish dinilai tangkas, bertenaga, dan jago tembak. Sayang karena terdapat tiga calon bintang dalam satu tim yang sama, pada perkembangannya, sinar Reddish kalah gemilang dari Zion Williamson dan RJ Barrett. Untungnya perjudian Hawks terbayar. Young jadi pemain yang bukan hanya jago tembak kayak Steph Curry, tapi juga jago nerobos ke Allen Iverson. Emang sih secara stastistik Young nggak selengkap Doncic, tapi paling enggak, secara tempo permainan, Young sedikit lebih cepat dari Doncic. 

Channel: House of Highlight

Pemain muda Hawks tahun ini bukan Cuma Reddish. Mereka masih punya DeAndre Hunter pemain yang didapat dari Lakers dan juga Bruno Fernando.

Hawks bisa mendapatkan pemain muda cukup banyak dari draft karena mereka bersedia menampung pemain-pemain bergaji (ke)mahal(an) seperti Chandler Parsons (yang lebih sering cedera), Allen Crabbe (yang akurasi tembakan tiga angkanya tidak konsisten) atau Evan Turner (yang jago bertahan tapi nggak bisa nembak).

sportac.com
sportac.com

Atlanta Hawks bisa menampung gaji para pemain tadi bukan tanpa sebab. Kebetulan salary cap tahun ini ada pada kisaran 109 juta dolar. Kebetulan karena kebanyakan diisi pemain muda (dan senior), gaji para rookie Hawks belum terlalu besar. Gaji Trae Young dkk berkisar kurang lebih hanya 42 juta dolar.  Ditambah gaji pemain yang dianggap kemahalan, praktis Hawks hanya menggaji seluruh pemainnya musim ini sebesar 105 juta dolar.

 Walaupun terkesan murah hati karena Hawks bersedia mengontrak Crabbe dan Turner, "pengorbanan" Hawks tidaklah cuma-cuma. Dengan menampung Crabbe, Hawks memang harus mengirimkan salah satu pemain muda terbaiknya Taurean Prince, tapi sebagai ganti, Hawks bukan cuman dapetin Crabbe tapi juga draft putaran kedua yang dimiki Nets.

basketball-reference
basketball-reference

Dengan memiliki tujuh pemain muda plus tiga pemain yang sama-sama sering dijadikan kambing hitam oleh para fans ketika bermain di tim lama, Hawks dinilai sebagai tim paling berbakat sekaligus agak diragukan kiprahnya musim ini.

Alasannya sederhana, pengamat NBA bukan hanya meragukan para pemain muda Hawks, tapi juga para "pemeran pendukung" yang memperkuat Hawks musim ini. Kebetulan Hawks juga diperkuat Jabari Parker yang meski sempat dinilai pantas bersanding dengan Giannis di Bucks, Sayang, selepas cedera, penampilannya terus menurun. Bahkan meski dikenal sebagai pemain ofensif yang bagus, Parker lebih sering dicadangkan ketika bermain bagi Chicago Bulls karena mudah dilewati pemain lawan.

Keraguan pengamat nggak sampe di situ aja. Hawks juga diperkuat legenda hidup sekaligus pemain tertua yang masih aktif di NBA, Vince Carter. Carter yang di masa jayanya lebih dikenal sebagai tukang "ngedunk", sekarang berevolusi menjadi shooter mengingat faktor kebugaran dan faktor u.

Tidak heran banyak yang meragukan kiprah Hawks musim ini. Hanya saja fakta di atas lapangan berkata lain, meski nggak lain-lain amat. Hawks berhasil mengalahkan Detroit Pistons, San Antonio Spurs, pemimpin klasemen wilayah barat Denver Nuggets, kalah tipis di menit-menit akhir dari (mantan) pemimpin klasemen wilayah timur Philadelphia 76ers, dan sempat bermain ketat ketika berhadapan dengan Portland Trail Blazers sebelum akhirnya kalah di perpanjangan waktu.

Semua hasil itu diperoleh dari kerjasama kompak antara perpaduan pemain muda dan para pemain yang ingin membuktikan bahwa anggapan pengamat  justru memacu mereka untuk tampil lebih baik. Terlebih, Hawks tidak bisa tampil dengan kekuatan terbaik, mengingat sejak pertandingan keempat, Hawks tidak bisa diperkuat John Collins untuk 25 pertandingan ke depan karena tidak lolos tes doping.   

Meski begitu mereka tetap tampil solid, dan tahu benar harus bermain seperti apa. Hawks banyak bermain pick and roll, dengan Trae Young sebagai pembawa bola, dan pemain seperti John Collins, Alex Lens, Bruno Fernando, berperan sebagai screener, dinding yang berusaha memisahkan Young dari kawalan pemain lawan. Kombinasi ini bisa efektif karena Lens, Hunter, dan Reddish, Huerter bukan hanya tinggi, tapi juga tangkas. Belum lagi, terutama Kevin Huerter jago nembak dari luar. Sayang meski jago tembak, permainannya kerap tenggelam ketika berhadapan dengan pemain yang mengandalkan pemainan fisik.

Channel: MLG Highlight

Young semakin sulit dihentikan karena doi hobi berakselerasi sampai mentok, dan seketika itu juga mengoper bola pada rekan di sampingnya. Dengan kombinasi tembakan tiga angka jarak jauh yang mematikan, operan-operan tadi membuat Denver Nuggets yang kemarin lusa baru saja memenagi perpanjangan lewat perpanjangan waktu mati kutu pada game tadi pagi. Terlebih pemain seperti Torey Craig yang biasanya telaten membuntuti pemain yang bergerak tanpa bola mencari ruang tembak, hari ini lebing banyak terpaku dengan pergerakan Young.

Saya sendiri nggak tahu bakal sebagus apa Hawks musim ini mengingat dalam 10 pertandingan ke depan saja mereka harus bertemu tim-tim yang presentase kemenangannya di atas 50%.

Terlepas dari hasil yang akan mereka dapat dalam beberapa pertandingan ke depan. Hawks punya fondasi tim yang bagus dalam diri John Collins dan Trae Young. Dengan penampilan yang menjanjikan, manajemen akan lebih mudah menentukan visi ke depan. Apakah akan menjadikan keduanya tulang punggung Hawks di masa depan, layaknya Sixers dengan Embiid dan Simmons atau Phoenix Suns dengan Booker dan Ayton atau malah menjadikan mereka aset demi mendapatkan pemain yang lebih teruji. Terlebih aset mereka bukan cuma duet Collins dan Young, mereka masih punya Reddish dan Hunter.

Hawks bahkan bisa berbicara banyak lebih cepat dari dugaan para pengamat mengingat kontrak Crabbe, Parson, dan Turner yang tampil bagus di pertandingan-pertandingan awal akan habis musim depan. Artinya Hawks bisa leluasa mendatangkan  free agent  musim depan  yang sayangnya mungkin tidak semeriah dua musim belakangan mengingat hanya Anthony Davis yang dianggap menggoda iman, itu pun klo doi nggak melanjutkan petualangan bersama Lakers atau malah mudik ke kampung halamannya, Chicago.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun