Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Rekor Pertemuan Sesama Finalis

16 Mei 2019   14:37 Diperbarui: 17 Mei 2019   10:02 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
empat bintang finalis NBA (nba.com)

Final wilayah kali ini menarik. Empat tim yang saling bertemu punya rekor head to head yang unik. Saya mulai dari Toronto Raptors yang hari ini bertemu Milwaukee Bucks. Rekornya jelas, Bucks sebelum hari ini menang tiga kali dalam empat pertemuan. Salah satunya menang kala bintang masing-masing tim tidak bermain. Giannis Antetokounmpo dan Kawhi Leonard. Kala itu, Ersan Ilyasova, yang lebih sering duduk sebagai pemain cadangan bermain keren dan berhasil mencetak 19 poin. Sebaliknya Norman Powell yang mengisi posisi Kawhi hanya berhasil meraih delapan poin.

Pertandingan tadi pagi tidak kalah menarik. Bucks yang sepanjang laga lebih sering tertinggal, bahkan sempat di atas 10 poin, berhasil berbalik unggul 83-82 di quarter keempat. Inilah pertama kalinya Bucks unggul setelah terakhir kali unggul pada kedudukan 8-6 di quarter pertama.

Kuncinya jelas. Raptors berhasil unggul di tiga quarter awal karena berhasil mengepung Giannis saat berada di bawah jaring. Tercatat bukan cuma Marc Gasol dan Pascal Siakam yang ikut mengepung tapi juga Kawhi Leonard.

Di sisi lain, Kawhi bermain bagus, terutama di quarter ketiga. Kawhi bahkan mencetak sebagian besar angka Raptors di quarter ketiga, terhitung mulai menit ke delapan lebih tiga puluh detik sampai nyaris bel berbunyi.

Saya bilang nyaris karena Pascal Siakam yang mendapat tepuk tangan karena memasukkan tembakan tiga angka di detik-detik terakhir quarter tersebut. Tercatat di quarter ketiga, Kawhi mencetak 14 poin.

Channel: House of Highlight

Melihat timnya tertinggal agak jauh, Pau Gasol yang praktis tidak akan bermain andai kata Bucks lolos sampai ke final, memasang muka sedih karena tidak bisa bermain. Terlebih, beberapa serangan Bucks digagalkan oleh defense adik Pau, Marc Gasol.

Final wilayah kali ini memang jadi final wilayah antara dua kakak-beradik, baik di timur dan di barat. Pau dan Marc Gasol di timur dan Steph dan Seth Curry di barat. 

nba.com
nba.com
 

Marc Gasol sendiri hanya mencetak enam poin pada game hari ini.  

Buat tim tuan rumah, jangan lupakan juga peran Eric Bledsoe yang membuat perolehan angka Bucks senantiasa dalam jangkauan di quarter ketiga. Bersama Ersan Ilyasova dan Giannis, Bledsoe banyak menyerang di bawah jaring di quarter ini.

Tidak buruk, setelah ketinggalan antara sembilan sampai sebelas poin, quarter ketiga ditutup dengan keunggulan tipis tim tamu 83-76.

Pada Quarter keempat, peruntungan mulai bergeser ke tim tuan rumah. Dua tembakan tiga angka Brooks Lopez berhasil membalik keunggulan jadi 82-83.

Kyle Lowry dengan gagah berani sempat membuat Raptors unggul tipis 86-88, sebelum disamakan Nikola Mirotic.

Channel Freedawkins

Bucks berhasil memperlebar jarak dengan lebih pede menembak dari luar sekarang. Tercatat Brooks Lopez, Nikola Mirotic, dan Khris Middleton mencetak tiga angka di quarter ini. Hanya saja, bukan Kyle Lowry namanya kalau tidak bisa menyamakan kedudukan. Bukan hanya sekali, tapi dua kali. Pada saat kedudukan 91-91 dan 98-98.  

Selepas itu, tim tuan rumah memegang momentum.  Setelah lagi-lagi Brooks Lopez menyarangkan tembakan tiga angka (104-101), Bucks lebih banyak bermain efisien lewat tusukan Bledsoe dan Giannis di bawah jaring. 

Meski angka yang didapat tidak banyak. Lemparan bebas yang didapat keduanya membuat tim tamu tidak bisa bermain terlalu agresif menyerang karena Raptors membuat lima pelanggaran Di quarter keempat. 

Artinya setiap pelanggaran yang dibuat pemain Raptors (selama bukan pelanggaran saat menyerang) akan diganjar free throw.  

Terlebih, Raptors terpaksa harus membuat tembakan-tembakan sulit demi menjaga peluang menipiskan ketertinggalan.

Kawhi dan Lowry tercatat beberapa kali melakukan tembakan sulit. Tidak masalah kalau masuk. Kalau luput, alih-alih mendekati perolehan angka Bucks, ketertinggalan poin justru bisa Makin jauh lantaran pemain Bucks mendapat lemparan bebas Karena dilanggar saat ingin memasukkan bola.

Praktis pertandingan ditutup dengan parade free throw di detik-detik  terakhir pertandingan.

Melihat permainannya seketat ini, rasanya semifinal kali ini akan seru, bukan hanya di timur, tapi juga di barat. Saya sendiri, nggak menonton game Warrior-Blazers secara full. Hanya sepotong-sepotong. Yang saya ingat adalah tembakan Blazers yang beberapa kali tidak masuk dari sudut kiri lapangan.


Channel: House of Highlight

Mental memang banyak berperan di sini. Meski bermain tanpa Durant, serangan balik Warriors masih tetap berbahaya. Tidak heran, banyak tim terkadang tembakan tiga angkanya melempem ketika bertemu Warriors. Salah satunya adalah Milwaukee Bucks, yang kalah di kandang sendiri dari Warriors karena tembakan tiga angkanya banyak yang luput. Padahal, Bucks dikenal sebagai tim yang paling banyak mencetak tiga angka musim ini, setidaknya satu tingkat di bawah Houston Rockets.

Channel MLG Highlight

Meski bermain di kandang sendiri kala itu, yang bermain baik justru Golden State Warriors kala itu. Selain Klay Thompson yang mencetak beberapa tembakan tiga angka, permainan memikat justru ditunjukkan Andre Iguodala yang malam itu bermain baik menggantikan Draymond Green yang tidak bermain. Tercatat, Iggy memasukkan tiga tembakan tiga angkanya.

Bisa jadi, karena Green tidak bermain, Warriors malah bisa menang atas Bucks pada pertandingan tersebut. Akurasi tembakan tiga angka Iggy memang lebih baik dari Green meski tidak sekonsisten trio pemain utama Warriors lainnya. 

Memang, sudah jadi rahasia umum, dalam dua atau tiga tahun terakhir, Green bukan lagi ancaman apabila diminta menembak jarak jauh. Tidak heran banyak pemain tim-tim NBA cuek bebek melihat Green menembak. Bahkan tim lawan sengaja menyusun pola permainan yang memaksa Green lebih banyak menembak karena akurasi tembakan tiga angkanya kurang begitu bagus

Channel BBALLBREAKDOWN (Coach Nick)

Rekor Pertemuan antar Calon Finalis NBA 

tabel-ala-kadarnya-png-5cdd1f8f7506570ef436c8b4.png
tabel-ala-kadarnya-png-5cdd1f8f7506570ef436c8b4.png
Toronto Raptors 

NBA terkadang memang bukan sekedar hitung-hitungan di atas kertas. Meski Warriors bisa mencuri satu kemenangan di kandang Bucks, bukan berarti Warriors dapat dengan mudah mengalahkan Toronto Raptors.

Yang ada, justru Raptors yang berhasil menyapu semua kemenangan ketika bertemu Warriors, bahkan salah satunya didapat ketika Raptors bermain tanpa Kawhi Leonard. 

Toronto Raptors memang tidak terlalu bergantung pada Kawhi, setidaknya di babak reguler. Dari 82 pertandingan di babak reguler, tercatat Kawhi absen 22 kali, sebagian besar karena diistirahatkan pada pertandingan back to back, dua pertandingan berturut-turut dalam dua hari. Meski tidak bermain dalam 22 pertandingan, Raptors masih bisa menang 18 kali tanpa Kawhi.

Dari rekor ini setidaknya kita bisa melihat dua hal. Pertama adalah kedalaman komposisi pemain. 

Dengan komposisi yang nyaris sama dengan musim ini, musim lalu, Raptors dikenal sebagai tim yang amat mempercayai pemain cadangannya. Setidaknya Jonas Valanciunas, Fred Vanvleet, dan Paskal Siakam dan rekan-rekannya musim lalu mendapat jatah bermain hingga 21 menit. Menit bermain yang cukup banyak mengingat dalam satu pertandingan NBA memakan waktu 48 menit. Bukan hanya menit bermain, raihan poin mereka juga cukup banyak 41,3 poin per pertandingan.    

Musim ini, di atas kertas, kedalaman roster mereka jelas makin bagus terutama dengan kedatangan Danny Green dan Kawhi Leonard. Dengan kedatangan dua pemain tadi, pemain cadangan mereka, di atas kertas, juga makin bagus lantaran pemain yang tadinya rutin bermain sejak menit pertama kini lebih banyak bermain di bangku cadangan. Sebut saja OG Anunoby dan Serge Ibaka.

Melihat bagaimana bagusnya Anunoby musim lalu, saya kok merasa, andai kata pun Raptors tetap kalah dari Bucks pada pertandingan pertama babak reguler beberapa saat yang lalu, kekalahannya tidak akan terlalu besar andai kata Anunoby ikut bermain.

Dengan komposisi yang dalam jugalah, Raptors masih mampu menang 18 kali saat Kawhi absen, meski beberapa di antara didapat dari tim yang di atas kertas sangat bisa mereka kalahkan seperti Atlanta Hawks dan New York Knicks yang musim lalu memang lebih banyak kalah.

Sayang, musim ini, meski punya komposisi pemain yang meyakinkan, saat menang dari Philadelphia 76ers dengan skor 92-90, Raptors hanya merotasi tujuh pemainnya.

Kembali ke pertandingan-pertandingan Raptors saat melawan Warriors, keunggulan raptors salah satunya ditentukan oleh hadirnya dua pemain bertahan mumpuni dari San Antonio Spurs, Kawhi Leonard dan Danny Green. Kedua pemain ini yang membuat Kevin Durant dan Steph Curry tidak bisa banyak bergerak.

Belum lagi Paskal Siakam, OG Anunoby, dan Serge Ibaka merupakan pemain bertahan yang bagus kalau tidak bisa dibilang lumayan. Merekalah yang memastikan Durant dan Curry tidak bisa leluasa mengirim umpan ke pemain yang bebas tidak terkawal.


Golden State Warriors 

Buat saya, di situlah kelebihan Warriors. Mereka punya dua sampai tiga (bahkan empat kalau Demarcus Cousins tidak cedera) pemain yang perlu dijaga lebih dari satu pemain. Jadi, meskipun Curry atau Durant dijaga ketat, mereka masih bisa mengirimkan bola ke Andre Bogut atau Kevon Looney yang bisa jadi bebas tidak terkawal.

Bahkan menurut banyak pengamat, meski Draymond Green memang bagus, ia mungkin tidak akan bisa bermain sebagus dan sebebas sekarang andai kata tidak bermain bersama Steph Curry atau Klay Thompson.

Green bisa menjaga pemain paling berbahaya dari sebuah tim tanpa gangguan pemain lain lantaran pemain lawan sibuk menjaga Klay Thompson, Steph Curry, dan Kevin Durant.

Keempatnya, kalau sudah bermain hepi dan bersemangat, praktis akan sulit ditaklukkan.

Meskipun dikenal nyaris tanpa cela, Warriors masih amat mungkin ditaklukan dengan cara membiarkan mereka banyak membuat turnover. Turnover adalah berpindahnya bola ke penguasaan tim lawan karena bola berhasil dicuri atau umpan pemain terlalu laju, atau karena traveling misalnya, Traveling adalah keadaan di mana pemain terlalu  banyak melakukan gerakan saat akan memasukkan bola.

Khusus untuk Warriors, turnover yang mereka buat kebanyakan terjadi karena bola yang diumpankan ke sesama rekan biasanya terlalu cepat, sehingga tidak berhasil diterima rekan atau diambil pemain lawan  atau malah keluar.   Tidak heran Warriors rajin jadi tim yang paling banyak melakukan turnover di NBA, setidaknya masuk peringkat tujuh sampai sepuluh besar dalam beberapa tahun terakhir.

Cara mengimbangi Warriors berikutnya biasanya adalah dengan lebih banyak menghasilkan angka dari bawah jaring.

Seperti kita tahu, Warriors banyak membuat angka dari serangan balik. Serangan balik yang terjadi karena tembakan tiga angka pemain lawan luput dan berhasil diambil para pemain Warriors. Musim ini, rata-rata Warriors mencetak sekitar 18,8 poin lewat serangan balik atau terbanyak ketiga di bawah Los Angeles Lakers dan Sacramento Kings dan satu tingkat di bawah Toronto Raptors.

Mereka banyak membuat fast break karena memang pertahanan mereka bagus. Kalau tidak bagus, tidak mungkin tembakan pemain lawan bisa luput.

Lagi pula, Thompson dan Draymond memang pemain bertahan yang baik. Durant yang tinggi dan punya jangkauan rentang tangan yang panjang, juga praktis akan sangat sulit dilewati. Terlebih, pemain tim lawan biasanya jiper duluan kalau ingin beradu tembakan tiga angka dengan Warriors, tidak lain karena fast break Warriors. 

Belum lagi akurasi tembakan Curry dan Thompson masih tetap bagus meski baru beberapa detik berhasil lolos dari kejaran pemain lawan.

Kalaupun ingin mencoba menyerang di bawah jaring juga tidak mudah mengingat Durant, Thompson, dan Green masih merupakan salah tiga defender terbaik NBA saat ini.

Dengan adanya mereka berempat, mereka masih tetap sulit dikalahkan meskipun konon pemain cadangan mereka tidak sebagus musim lalu. 

Mereka memang masih punya Shaun Livingston, Andew Bogut, atau Ande Iguodala yang memang bagus. Ketiganya termasuk pemain kunci yang membawa Warriors juara untuk kali pertama dalam lima tahun terakhir.  Hanya saja usia tidak bisa bohong. 

Kecepatan mereka jelas menurun. Untung Warriors masih punya Quinn Cook dan mantan pemain Boston Celtics, Jonas Jarebko, yang akurasi tembakan tiga angkanya tetap bagus dan makin bagus mengingat mereka bermain bersama minimal dua starter setiap kali para pemain cadangan bermain di lapangan. 

Pelatih Warriors memang memastikan selama, timnya tidak unggul atau tertinggal cukup jauh, setidaknya dua dari Draymond Green, Kevin Durant, Klay Thompson, atau Steph Curry harus berada di lapangan menemani para pemain cadangan yang sedang bermain.  

Kehadiran dua starter membuat tim mana pun tetap sulit mengalahkan Warriors meski sebuah tim punya dua pemain bagus.

Portland Trail Blazers

Meski Warriors amat diunggulkan, bukan berarti Portland Trail Blazers tidak bisa memberikan perlawanan. Setidaknya kita bisa melihat rekor pertemuan mereka di babak reguler.

Dari empat kali pertemuan, kedua tim sama-sama mengemas dua kemenangan. Satu di antaranya diperoleh dari kandang lawan.

Kelebihan Blazers memang ada pada duo guard-nya, Damian Lillard dan CJ McCollum. Dua pemain itulah yang biasanya tampil makin bagus di akhir-akhir babak reguler. Bahkan  McCollum dan Lillard adalah kombinasi guard tertajam NBA dalam tiga sampai empat musim belakangan ini. Dua musim terakhir ketajaman mereka hanya kalah dari duet Chris Paul dan James Harden.


Hanya saja biasanya mereka melempem di babak playoff. Formasi dua guard ofensif dinilai tidak cocok diterapkan di babak playoff yang lebih banyak mengandalkan permainan fisik. Terlebih dalam beberapa tahun belakangan, Blazers selalu bertemu bertemu Golden State Warriors di putaran pertama babak playoff dan hasilnya jelas. Mereka selalu kalah dari Warriors. Tidak heran, Blazers sempat mendapat julukan tim spesialis kalah dari Warrior di putaran pertama babak playoff.


Beruntung, julukan tersebut sempat luntur. Mereka memang kalah di babak pertama musim lalu, tapi bukan dari Golden State Warriors melainkan oleh New Orleans Pelicans.

Musim ini mereka tampil jauh lebih baik. Setidaknya mereka bisa menang melawan tim yang jauh lebih diunggulkan di semifinal. Denver Nuggets.

Kali ini mereka dinilai lebih baik karena punya dua guard berpengalaman yang siap melapis Lillard dan McCollum, Rodney Hood dan adik Steph Curry, Seth Curry.

Setidaknya Seth bisa menunjukkan dirinya tidak berada di bawah bayang-bayang sang kakak.

Sayang pada game pertama, Blazers bermain kurang semangat dan lebih banyak bermain dengan gaya Warriors. Lillard memang sempat bermain bagus dan menipiskan ketertinggalan jadi sekitar 10 poin.

Sayang permainan tersebut rasanya tidak ditularkan ke pemain lain. Lillard memang dipandang terlalu pasif sebagai pemain bintang. Ekspresinya cenderung datar dan dianggap tidak memberi dukungan berupa tepukan atau teriakan yang bisa membangkitkan semangat rekan.

Lillard lebih banyak memberi semangat lewat aksi nyata di lapangan lewat raihan angka, baik itu dari tembakan jarak jauh atau tusukan di bawah jaring.

Meskipun dianggap paling tidak diunggulkan, Blazers justru punya rekor paling lumayan ketika menghadapi finalis yang lain. Blazers tercatat bisa memenangi 50% pertandingan kala bertemu, Warriors, Raptors, atau Bucks. Rekor yang bisa memacu mereka membuat kejutan di babak ini.

Milwaukee Bucks 

Rekor pertemuan antar sesama finalis NBA tahun ini setidaknya menunjukkan satu hal. Sebuah tim bisa menang atas tim lain, terkadang bukan ditentukan komposisi di atas kertas, melainkan karena gaya bermain mereka yang kebetulan cocok diterapkan untuk menghadapi tim yang akan mereka hadapi.

Kelebihan Bucks jelas ada pada ruang gerak atau ruang tembak yang bisa diciptakan oleh Giannis. Giannis mampu menciptakan ruang tembak leluasa bagi para shooter yang mengelilinginya karena praktis Giannis perlu dijaga lebih dari seorang pemain.

Lewat gaya permainan seperti itu,  Bucks setidaknya punya dua cara mencetak angka. Setidaknya dua cara, berarti bisa lebih dari dari dua. Pertama adalah menyerang langsung ke jantung pertahanan dan menembak dari area tiga angka. Cara pertama jelas terbukti ampuh digunakan untuk melawan Toronto Raptors.

Meski termasuk sulit ditembus di bawah jaring, Raptors memang selalu kesulitan menghadapi akselerasi Giannis. Cara ini masih tetap efektif meski penjaga bawah jaring Raptors sudah berganti. 

Selepas all stars, Jonas Valanciunas memang sudah digantikan oleh Marc Gasol. Meski begitu, meski pernah mendapat gelar pemain bertahan terbaik, usia Gasol jelas tidak lagi muda. Fisiknya tidak lagi seprima dulu.

Channel Smart Highlight

Permainan bawah jaringlah yang membuat Philadelphia 76ers bisa meraih tiga kemenangan dari Raptors di pertandingan sebelumnya. Jojo Embiid bermain lebih superior dari Gasol. Andai kata Embiid lebih fit, siapa tahu malah sixers yang lolos dan bertemu Bucks pada putaran kali ini.

Cara kedua adalah dengan menembak dari luar. Cara ini setidaknya tidak berjalan sempurna ketika menghadapi Warriors. Siapa pun biasanya akan keder ketika harus beradu tembakan tiga angka dengan Warriors, terlebih karena serangan balik mereka yang cepat.

Menyerang dari dalam pun tidak mudah karena Giannis harus berhadapan dengan Looney, Durant, Green, dan Iggy.

Terlebih mereka hanya punya satu pemain yang teruji bisa menjaga Durant, Thompson, atau Curry, Giannis Antetokounmpo.

 Masalahnya cuma satu. Giannis-nya cuma satu dan Warriors punya tiga pemain yang perlu dijaga seorang Giannis. Khris Middleton memang guard yang bagus. Hanya saja sebagai pemain bertahan, mentalnya belum sekokoh Kawhi atau Green.

Meski tidak mutlak diunggulkan, bukan berarti Bucks tidak bisa mengimbangi Blazers atau Warriors. Mereka bahkan sudah membuktikannya di babak reguler dengan memenangi satu pertandingan ketika menghadapi keduanya.

Mengingat tim yang saling berhadapan sama-sama menjanjikan, saya hanya ingin menikmati final wilayah, bahkan final NBA kali ini, tanpa mengunggulkan atau menjagokan siapa pun. 

Saya juga akan menikmati draft NBA yang akan berlangsung kira-kira sebulan lebih sedikit dari sekarang, maklum saya penasaran mau diapakan draft yang dimiliki  Los Angeles Lakers, LA Clippers, New Orleans Pelicans atau pun New York Knicks. 

Alasannya jelas, hasil kocokan lotere menempatkan Lakers berhak mendapatkan draft urutan nomor empat, meski secara hitung-hitungan rekor menang kalah musim lalu, Lakers mungkin berhak mendapatkan draft di urutan 9-12. Begitu juga Pelicans yang justru mendapat berkah boleh memilih draft urutan pertama. 

Kalau soal Lakers, sikap saya sebagai fans abal-abal jelas. Saya lebih berharap Lakers memakainya untuk mendapatkan rookie bagus. Entah Cam Reddish, Darius Garland, atau Jarret Culver, atau entah siapa.

 Alasan saya jelas. Meski belum tentu mekar sesuai harapan, draft membuat masa depan sebuah tim  cerah lebih lama, minimal antara tiga sampai lima tahun, syukur lebih. 

Jangka waktu kelangsungan sebuah tim jauh lebih lama daripada sekedar  menukarkan draft tersebut dengan bintang yang sudah jadi yang, khusus untuk Lakers, paling hanya bertahan antara 1-3 musim ke depan mengingat usia Lebron yang tak lagi muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun