Channel:Â House of HighlightÂ
Penggantinya tidak lain adalah Joe Prunty, asisten Kidd. Pergantian ini sempat membuat Giannis ngambek sejenak. Giannis merasa solider dengan pelatih yang pertama kali memposisikan dirinya sebagai pengatur serangan itu. Namun, Giannis  tidak ngambek terlalu lama. Giannis langsung tampil kembali seperti semula beberapa saat kemudian.
Kebetulan menempatkan big man pada posisi pengatur serangan sedang ngetren di tahun-tahun tersebut. Sebut saja Ben Simmons, Lebron James, Anthony Davis dan/atau Demarcus Cousins yang ditempatkan sebagai pengatur serangan meski terbilang bertinggi badan lebih dari dua meter. Skema ini membuat pemain yang biasanya menutup ruang para pengatur serangan ini mati kutu menghadapi kecepatan dan kekuatan fisik para big man ini.
Penampilan Prunty sebenarnya nggak jelek-jelek amat meski juga nggak terlalu istimewa. Prunty berhasil membuat permainan para guard Bucks jadi lebih hidup, terutama sejak kembalinya Brandon Jennings ke Milwaukee Bucks di akhir-akhir babak reguler musim lalu. Kebetulan Jennings kembali ke tim lamanya setelah Delly cedera hingga akhir musim.
Secara statistik, Prunty juga lumayan. Dalam 37 pertandingan, Bucks meraih 21 kemenangan dan 16 kali kalah. Rekor yang lumayan untuk mantan pelatih basket Inggris Raya untuk kurun waktu empat musim. Â Â
Di babak playoff, Bucks juga tampil lumayan. Mereka berhasil memenangi semua laga kandang dan hanya kalah di pertandingan terakhir ketika melawan Boston Celtics.
Kedatangan Mike BudenholzerÂ
Meskipun punya rekor kemenangan yang lumayan, kontrak Prunty tidak dilanjutkan. Manajemen, mulai musim ini mempercayakan Mike Budenholzer menjadi pelatih Bucks.
Kebetulan Budenholzer bukan nama sembarangan. Ia sempat membawa Atlanta Hawks meraih 60 kemenangan di musim keduanya bersama Hawks. Kebetulan Budenholzer akhir musim lalu melepaskan jabatannya sebagai pelatih sekaligus president of basketball operations Hawks secara baik-baik untuk mencari tantangan baru.
Kebetulan Hawks yang banyak dihuni pemain muda tidak lolos babak playoff di tahun terakhir Budenholzer menjabat sebagai pelatih. Banyaknya pemain muda, membuat skema yang dikembangkan Budenholzer tidak selamanya efektif.