Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Belajar Lebih Peduli pada Kesehatan Diri dari "Radiation House"

25 April 2019   23:44 Diperbarui: 4 Mei 2019   21:32 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nulis catetan riwayat kesehatan kerabat (fuji tv)

pemeriksaan sonografi (fuji tv)
pemeriksaan sonografi (fuji tv)
Mungkin itulah yang membedakan drama medis Jepang dengan Amerika atau Korea. Penonton tidak selamanya diaduk adrenalinnya atau dibuat kagum oleh kehebatan para dokter dalam menangani pasiennya. 

Mereka, maksud saya, saya akan ditempatkan secara halus, di posisi pasien. Bagaimana kalau saya menjadi pasien yang bersangkutan. Walaupun belum pernah mengalami, saya paham dengan reaksi pasien yang bersangkutan. Mungkin karena alasan inilah gaung Radiation House belum sekencang Grey Anatomy atau Good Doctor yang punya penggemar nggak sedikit di sini.

Kentaro (putra ibu tunggal yang kena radang pankreas tadi)
Kentaro (putra ibu tunggal yang kena radang pankreas tadi)
Saya pribadi, biasanya, lebih merasa dekat dengan drama medis jepang karena alasan ini. Terasa nggak ada istilah medis yang terbuang. Meski saya nggak tau apa itu Li- Fraumeni Syndrome, pada satu titik dalam cerita ini, kita akan tahu artinya tanpa harus mencari lewat mesin pencari atau mendengarkan penjelasan medis berbusa-busa dari aktor atau aktris yang berperan sebagai dokter atau petugas medis apa pun di sini.

Serial ini makin terasa dekat karena Endo Kenichi ikut bermain di sini. Ia berperan sebagai kepala radiografer yang santai dan terkesan tidak banyak bicara. Peran yang rasanya terbilang pas untuk petugas medis yang diharuskan lebih banyak bekerja dan menuruti arahan dokter. 

Kebetulan peran petugas medis atau dokter bukan peran baru buat Kenichi Endo. Ia sempat berperan sebagai Profesor penurut di suatu rumah sakit di serial doctor X.

Hanya saja perannya kali ini tidak sekomikal di Doctor X. Kali ini, perannya juga tidak seserius saat berperan sebagai Goto Hideaki dalam film Berandal 2, tapi lagi-lagi, menurut saya pribadi, perannya pas-pas aja.

Mungkin lewat serial-serial medis seperti ini ada yang akhirnya terinspirasi atau bahkan terdorong untuk menjadi dokter betulan (minimal petugas medis) seperti yang dialami beberapa fans dorama code blue (2009), tapi buat saya memahami alur pemikiran medisnya rasanya cukup (untuk saat ini) karena semua orang, saya rasa, berhak dan mampu memahami kondisi kesehatannya sendiri.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun