Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Ada Apa dengan Lakers?

15 Januari 2019   16:44 Diperbarui: 17 Januari 2019   10:30 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayang, berhubung roster yang dimiliki Lakers tidak ada yang memiliki jump shot yang bagus, teori tadi urung terlaksana. Alih-alih mengembangkan .5 rule, Lakers justru mengembangkan Lakers mentality drill saat proses seleksi rookie. Konsepnya memang bagus. Ketahanan fisik dan mental para pemain diuji selama 48 menit. Fisik pemain akan dipaksa bekerja selama 48 menit. 

Mereka yang lolos seleksi adalah mereka yang masih bisa tampil konsisten dalam  48 menit tersebut, baik stamina,  akurasi tembakan, maupun konsenstrasi saat bertahan. Lakers mentality drill sesuai dengan filosofi permainan Lakers yang amat mengandalkan serangan balik cepat yang jelas memerlukan stamina prima. Sayang Lakers mentality drill tidak terlalu menitikberatkan  pada skill  dasar pemain, terutama dari sisi ofensif. 

Kalaupun sisi ofensif-nya diperhatikan, pertahanan mereka cenderung  agak kurang bagus. Tiga draft Lakers tahun ini contohnya. Meski punya tembakan tiga angka yang bagus, fisik Mo Wagner dan Svi Mikhaliuk belum siap jika diadu dengan permainan fisik di tingkat NBA.  Skill dasar Isaac Bonga juga masih mentah meskipun dari sisi fisik, potensinya amat besar. 

Tidak heran  salah satu fans Lakers memakai istilah "everybody but them could see this". Semua orang kecuali manajemen dan staf pelatih Lakers paham kalau tanpa shooter tim ini cenderung mati kutu.

Sebenarnya Lakers sempat menyeleksi Josh Okogie (Oklahoma City Thunder) dan Grayson Allen (Utah Jazz) yang memasukkan 21 tembakan tiga angkanya saat mengikuti Lakers mentality Drill, sayang karena Lakers tidak memiliki  draft dengan nomor urut kecil, keduanya sudah keburu diambil tim mereka sekarang. 

Terlebih fokus Lakers musim ini adalah mencari  shooter muda berpengalaman dan pemain muda dengan potensi menjanjikan.  Sayangnya kata menjanjikan sama artinya  dengan berisiko.  Mentah berarti bisa matang dan bisa juga tidak matang.

Kalau pemain tersebut memang bagus, ketika skill mereka sudah matang, pemain tersebut bisa jadi pemain bintang, namun apabila mereka tidak bisa mengembangkan potensinya, mereka akan jadi pemain yang biasa saja. Kebetulan draft ronde pertama Lakers dalam empat musim terakhir terbilang pilihan yang berisiko. D'angelo Russell, Brandon Ingram, dan Lonzo Ball agak sulit masuk all star meskipun sudah bermain sekitar dua sampai musim.

Rookie seangkatan Russell, Karl Anthony Towns dan Kristaps Porzingis bahkan sudah masuk all star musim lalu (meski Porzingis belum sempat bermain karena cedera). 

Peluang Ben Simmons untuk masuk all star musim ini memang tidak besar, namun permainannya musim lalu bisa dibilang setara all star jika dibandingkan dengan Ingram. 

Di sisi lain, permainan Jayson Tatum musim lalu dan DeAaron Fox musim ini jelas lebih bagus dari Lonzo Ball. Ball memang punya passing skill dan defense yang dibilang elit, bahkan sudah terlihat sebelum dipilih oleh Lakers sekalipun. Sayang skill-nya yang lain masih jauh di bawah rata-rata. 

Tolok ukur all star NBA sebenarnya sederhana, selama mereka main bagus dan setidaknya konsisten mencetak 23+ poin per pertandingan atau rutin mencetak triple double (tolok ukur dalam 3 musim belakangan), mereka biasanya akan dipilih para voters. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun