Kebangkitan Kings ada pada makin akuratnya tembakan Fox musim ini dan Buddy Hield. Terlebih Iman Shumpert bisa tampil konsisten sesuai dengan potensi yang tercium sejak bermain bersama New York Knicks. Bjelica juga berhasil menunjukan bahwa dirinya bukan sekedar big man cadangan yang jago nembak.
Bjelica juga mampu menyelesaikan serangan di bawah jaring dengan tingginya yang menjulang. Akurasi tembakan Bjelica terlihat makin bagus seiring banyaknya kesempatan bermain sekaligus makin banyaknya penembak jitu di Sacramento Kings.
Dengan banyaknya pemain petarung dan bertubuh tinggi, pandangan lawan makin terbatas dan ruang tembaknya makin sempit. Begitu bola luput, Stein atau Bjelica siap mengambil rebound, dan sigap menyerang di bawah jaring. Menariknya mereka tidak serta-merta menyerang langsung ke bawah jaring.
Mereka justru sering mengumpan bola ke Hield yang siap menyambut bola dari belakang. Buat Hield, tidak sulit menyelesaikan tembakan di ruang terbuka seperti itu mengingat akurasi tembakan tiga angkanya juga bagus.
Video Andy Hoops tentang penyebab cedera pemain NBA
Kings bukan hanya dikenal jago menyerang balik. Kecepatan dan kemampuan Fox dalam menyelesaikan serangan di dalam maupun di luar membuat pick and rollnya makin berbahaya. Terlebih Stein atau Bjelica juga lincah dan piawai menusuk ke dalam dan amat siap menembak Dari luar.
Tempo serangan Kings tetap terjaga di perempat keempat karena mereka memiliki pelapis dengan gaya bermain yang tidak jauh berbeda dengan para starter. Sebut saja Harry Giles yang sempat tampil bagus secara beruntun yaitu saat bermain dengan sister team Kings di g-league, Stocton Kings, dan berlanjut pada saat bermain bersama Kings.
Kings juga punya Bogdanovic yang sulit dihentikan di bawah jaring dan punya akurasi tembakan bagus di saat-saat genting. Ditambah dengan Kostas Koufous yang senantiasa menjaga keseimbangan tim di awal atau akhir perempat ketiga Dan awal perempat keempat. Permainan Kofous memberi waktu rehat bagi Stein untuk bisa bugar di perempat keempat.
Video Ximo Pietro
Jujur, Dave Joerger jeli melihat dan memilih pemain, Joerger tahu betul potensi dan kecepatan Yogi Ferrell tiap kali diberi kesempatan dari bangku cadangan sejak bermain di Dallas Mavericks. Setelah lebih sering tampil sebagai pemanis, saat poin sudah sulit terkejar, Ferrell mulai mendapat menit bermain yang lebih banyak semenjak Bagley cedera, menit bermainnya stabil di angka 8-14 menit. Kurang dari itu jelas ada, tapi setidaknya tidak sebanyak 15 pertandingan awal.
Sayang tim ini agak sedikit mudah terbaca. Mereka memang sempat lebih dari sekali mengalahkan Oklahoma City Thunder yang kala itu belum menunjukan permainan terbaik, tapi mereka hampir dipastikan kalah sekali, tiap kali bertemu tim yang minimal punya satu all star.