Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Aturan-aturan Sepak Bola yang Bersahaja

12 Juni 2017   17:02 Diperbarui: 30 Juni 2017   10:37 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dengan Liga sepakbola Amrik, MLS, sejumlah dua puluh pemain utama (senior roster) berhak atas gaji pokok minimum $62.500 untuk musim 2016, sedang untuk pemain urutan ke 21-28 (Reserve Roster) mendapat gaji minimum $51.500. Tidak seperti pemain senior NBA yang, salah satunya, dengan pengalaman di atas 9 musim berhak atas 35% dari keseluruhan salary cap, pemain MLS maksimal mendapat gaji pokok sebesar 12,5% dari keseluruhan salary cap. Wajar mengingat roster NBA, mulai musim depan hanya berjumlah 16 pemain, sedang MLS maksimal berjumlah 28 pemain.

Menarik bukan? Sejauh ini sih menarik. Lebih menarik lagi kalau kita tengok gaji pokok yang diterima Ricardo "Kaka" Izecson terima dari Orlando City musim lalu. $6.600.000. Nilainya nyaris dua kali nilai salary cap Orlando City $3.558.355.

Sebentar, bukannya gaji maksimal yang bisa diterima pemain MLS musim lalu $457.500? Lantas kenapa gaji pokok Kaka sebesar itu? Bisa dibilang, Kaka adalah pemain sarat pengalaman yang bukan hanya bisa mengangkat pamor MLS, tapi juga menularkan apa yang dimikinya pada pemain MLS secara umum. Termasuk pemain muda didikan klub yang programnya kondang disebut Generasi Adidas Adidas.  

Generasi adidas inilah lumbung pemain muda masing-masing tim di masa depan. Fungsinya perlahan menggeser draft MLS, yang secara prinsip, bisa dibilang sama dengan NBA, di mana pemain yang dinilai sebagai bakat terbaik universitas tahun lalu dikumpulkan dalam daftar dan  (biasanya) tim dengan rekor terburuk babak reguler tahun lalu diberi kesempatan untuk memilih pemain yang dibutuhkan.

Setidaknya tercatat, dari 21 nama yang menjadi draft pilihan no 1 MLS, baru tiga nama yang menbawa timnnya menjuarai MLS cup. Elecko Iskandarian, Chance Mayers, dan Marvel Wynne. Untuk nama yang disebut terakhir, selain MLS Cup, Waynne juga membawa timya meraih Canadian Cup, turnamen yang mempertemukan tim-tim sepakbola dari Kanada, termasuk tiga tim MLS di antaranya. 

Sedikit berbeda dengan NBA, tersebar 17 nama draft no. 1 yang pernah mencicipi cincin juara NBA, tiga pemain di antaranya tercatat dalam tiga perhelatan terakhir Andew Bogut (2015), Lebron James dan Kyrie Irving (2016). Saya sendiri nggak tahu kenapa draft no 1 basket lebih banyak mendapat kesempatan untuk meraih kesempatan meraih juara ketimbang basket, yang jelas selain kompetisi MLS baru seumuran saya (21 tahun), gaya maen dua olahraga itu jauh pisan bedanya.  

http://i.dailymail.co.uk
http://i.dailymail.co.uk
Berbeda dengan Generation Adidas, sejak diperkenalkan tahun 1997 sudah lebih dari 21 nama alumni Generation Adidas yang pernah menjuarai MLS Cup termasuk Elecko Eskandarian, Clint Dempsey, dan Kyle Beckerman. Menariknya, pemain seperti Tim Howard malah dan DaMarcus Beasley belum sempat mencicipi MLS Cup. Ngomong-ngomong, sebagai pemain mula, gaji pemain generasi Adidas akan ditanggung MLS. Seenggaknya begitu kata PTK-nya.

Section 10.16 Generation adidas / Home Grown Player Spend:  MLS will maintain the 2014 Generation adidas average per team spend during the term of the CBA, provided that MLS may spend such amounts onother "off budget" programs as determined by MLS (e.g., Home Grown Players).  MLS may spend up to ten (10%) less in any given year, provided that such unspent amount is carried forward to the following year and all such money is spent prior to the expiration of the CBA.  This amount shall not be applied against a Team's Salary Budget.

Bagian 10.16 Belanja/(pengeluaran) Generasi Adidas / Para Pemain Binaan Klub:  MLS akan tetap menyediakan pengeluaran rata-rata Dana Generasi Adidas 2014 bagi tiap tim selama jangka waktu PST, dengan ketentuan MLS dapat membelanjakan pengeluaran tersebut dalam jumlah tertentu untuk program "di luar ketetapan anggaran (off-budget)" yang ditentukan MLS (misal, Pemain Binaan).  MLS dapat menyisakan pengeluaran tersebut hingga kurang dari sepuluh (10%) pada tahun apa pun, sepanjang jumlah yang tdak habis dialihkan untuk tahun berikutnya dan dana tersebut sepenuhnya habis sebelum PST berakhir.  Penggunaan dana tidak boleh bertentangan dengan anggaran gaji Tim.

Sedikit berbeda dengan Liga Australia (Hyundai A-League), satu tim berhak menyediakan dana hingga $150.000, untuk tiga pemain binaan klub di bawah U-23. 

Kembali lagi soal Kaka, kehadiran Kaka sebagai Designated Player, pemain panutan, berhasil memenuhi perannya bagi MLS sebagaimana dikutip dalam buku Long-Range Goals: The Success Story of Major League Soccer, menjaga pamor MLS, namun secara prestasi, dana yang dikeluarkan Flavio Augosto Da Silva dan Phil Rawlins untuk membiayai sebagian besar gaji Kaka dan Antonio Nocerino, para pemain panutan tim mereka, belum berbuah manis. Mereka cuma ada di peringkat 15 peringkat keseluruhan musim lalu dan belum sempat mencicipi babak playoff MLS.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun