Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Mencoba Mengamati Cara Bermain Warriors

8 Juni 2017   00:06 Diperbarui: 10 Juni 2017   21:48 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nggak tau kenapa dari kemaren saya selalu macet kalo mau corat-coret tentang Golden States Warriors. Bahkan sebelum saya ngerumpiin Boston Celtics, saya lebih dulu pengen ngobrolin tentang mereka. Berbagai daya upaya saya lakukan (halah lebay), termasuk menonton ulang di nba replay dua pertandingan mereka sebelum final, di mana Kyrie Irving menginspirasi Cavs yang ketinggalan lebih dari tiga perempat pertandingan di kesempatan pertama, tetep aja saya bingung saya ini mau bikin coretan kayak apa. Aksi Curry yang lebih banyak beraksi di paint area pada kesempatan kedua babak reguler juga blom ngasih saya ide banyak.

Mampetnya inspirasi saya (halah) mungkin dilatarbelakangi oleh jarangnya saya nikmatin aksi Kevin Durant dan konco-konconya. Beberapa yang saya sempat nonton, waktu Larry Nance (Lakers) berhasil melewati Durant yang lagi lesu darah, satu-satunya, pertandingan di mana Lakers bisa menang lawan Warriors dan satu-satunya pertandingan di mana D'angello Russell berhasil menguasai dirinya (sendiri), saat pengen beradu kebolehan dengan guard yang di atas kertas, dianggap lebih berbakat darinya.

Buat saya, meski saya doyan permainan mereka, Warriors terkadang terlihat menang terlalu mudah. Semakin lawan bernafsu mengejar, Warriors biasanya justru unggul makin jauh karena pertahanan lawan jadi kurang rapi, terlebih mereka punya Andre Iguodala ma Shaun Livingston, meskipun tembakan tiga angkanya nggak gitu konsisten, kemampuannya ngeliat celah bisa dibilang Cherrybelle banget, istimewa.

Dari sisi starter, mungkin, pindahnya Bogut yang rentan cedera tanpa pengganti yang sepadan akan membuat tim ini lebih menarik, minimal babak reguler jadi lebih kompetitif lantaran tim jadi nggak begitu dominan.  Dari sisi postur, Zaza Pachulia sekilas lebih mirip Kevin Love. Kalok nggak punya basic defense yang nggak bener-bener bagus, frame kayak Pachulia mah lewat. 

Minimal saat saya lihat secara statistik, saya ngerasa ada benernya. Rebound para starter sedikit menurun, dari 29,4 per pertandingan musim lalu jadi 28.5 per pertandingan musim ini. Secara individu, rebound Draymond Green, Zaza Pachulia, ma Kevin Durant yang secara teori punya tinggi badan memenuhi syarat sebagai pemetik rebound cenderung turun secara berjamaah dari musim lalu, sekitar 1-2 rebound per pertandingan. 

Faktor postur Pachulia yang kurang kokoh serta Durant yang lebih ofensif bisa jadi tolok ukur. Menurunnya jumlah rebound juga berbanding lurus sama banyaknya angka yang bisa dicetak tim lawan di jaring Warriors.  Pertahanan mereka nggak sekokoh musim-musim sebelumnya 101.9 per pertandingan, peringkat kedua di bawah San Antonio Spurs. Meski begitu, Warriors banyak ngehasilin poin 113,2 poin per pertandingan.

Channel: BBallbreakdown

Besarnya raihan poin, menurut saya, mau nggak mau, disumbang oleh permainan efektif Kevin Durant. Buat banyak orang, termasuk saya, Durant adalah keping yang selama ini blom dimiliki Warriors. Dengan banyaknya pemaen yang jago ngebukak ruang field goal Durant naek dari 50,5% jadi 53,7% musim ini. Tapi bukan cuma itu alesan Jerry West ngedatengin Durant. 

Post up player mungkin mereka punya Shaun Livingston, tapi pemaen yang bisa bikin peluang, sekaligus nyelesaiin sendiri meski dijaga ketat. Durant jagonya. Terima kasih buat Coach Nick yang udah bikinin video aksi Durant buat kita semua di game kedua kemaren. Di menit 4:29 bisa kita liat, meski waktu tinggal nembak tinggal dikit, Durant masih sempat nyeruduk Richard Jefferson sekitar 0,5 detik untuk bisa dapet ruang tembak yang lebih lega buat nembakin tembakan tiga angka dari jarak 7,94 meter (menurut itungan software analisis olahraga dartfish).

Meski punya starter yang menakutkan, dengan three point attempts berkisar 5-10 upaya per pertandingan dan akurasi di atas 35%, akurasi para pemain pelapis cuma berkisar antara 15-36%. Three point attempt mereka, para bench, sayang terbilang minim. Iguodala yang paling lumayan, 2.5 peluang per pertandingan dengan akurasi 36%

Buat saya, saya kira, akurasi tembakan tiga angka yang terlalu biasa bakal jadi nilai plus tim ini. Plus karena tim ini tetep sama kayak tim-tim lain, tetep punya kekurangan sana-sini. Terlebih, saya kira, meski punya Kevin Durant, kedalaman roster mereka nggak sebaik musim lalu. Mereka kehilangan pemain dengan frame "meyakinkan" yang bisa bikin ruang sekaligus nembak macam Marresse Speight ma Leandro Barbosa. Kalok rajin nyaksiin aksi Patrick McCaw, Brandon Rush, ma Ian Clark pas Playoff kayaknya kita bakal ngeh sebagus apa mereka di babak playoff. Sebagai catatan McCaw bikin 18 angka lawan Spurs, 4 di antaranya tembakan tiga angka.

Kita semua tahu, Warriors sempat menjadi tim terkokoh di NBA. Sewaktu Bogut dan Harrison Barnes masih mengisi pertahanan Warriors, mereka sempat jadi tim dengan pertahanan terbaik dengan rata-rata hanya kemasukan 98,2 dua musim lalu.

Tapi begitu saya lihat performa di dua game pertama rasanya kok teori yang saya susun rapi berbusa-busa dari bahkan sebelum musim NBA dimulai semuanya sirna tak berbekas. Rekor playoff mereka 14-0 sejauh ini. Dua lagi artinya sapu bersih. Lebih bagus dari Lakers 2001 (15-1). Lakers cuma kalah sekali, di final lawan Sixers di game pertama itu doang. Sisanya lancar jaya (kebeneran game pertama playoff masih pakek best of five, blom best of seven).

http://www.pressdemocrat.com
http://www.pressdemocrat.com
Balik lagi ke Warriors,  alasan kenapa perkiraan saya nggak pas adalah karena dua di antara Draymond Green, Klay Thompson, Kevin Durant, Steph Curry, bisa maen bareng, sementara dua lainnya duduk manis ngambil nafas. Toh mereka juga masih punya David West, pemaen cadangan rasa starter. Mungkin karena biasa nongkrongin Lakers yang punya rotasi 5 pemaen bench, saya lupa klo rotasi 8 pemaen dalam satu pertandingan bisa dibilang cukup (anggep aja saya lupa nyebut JaVale Mcgree yang aksinya sering jadi bahan ngakak di acara Shaqtin a fool). 

Lompatan dan posturnya yang tinggi menjulang dan kecepatannya yang lumayan terbukti cocok buat gaya Warriors yang hobi maen pick and roll, dengan Mcgee sebagai screenernya. Aksi Mcgee yang hobi lompat seakan membuka ingatan kita sedikit (klo yang inget), yang masuk daftar block leader dengan 12 blok di satu game. 3 Blok lebih sedikit dari Shaq dan 5 lebih sedikit dari Elmore Smith. Rekor yang boleh dibilang makin langka mengingat tren NBA sekarang yang lebih suka maen di luar (lingkaran tiga angka). #hestek salut buat Hasan Whiteside yang bisa bikin 10-12 blok satu game di era small ball kayak sekarang,

Channel: King of Sport

Keberhasilan Warriors unggul nggak bisa dilihat dari sudut Warriors semata atau Cavs semata. Faktanya sebelum Warriors unggul di babak playoff, Cavs sempat unggul di pertemuan pertama, pertemuan di mana Cavs tetap setia menempel peraihan poin terlebih Draymond Green terkena dua fault di menit 9:35 quarter pertama. Fault yang sebenarnya nggak berpengaruh banyak lantaran Warriors lebih mendominasi kala itu. Mereka unggul lantaran membiarkan big man, David West jadi sasaran penerima umpan seperti pada menit 31:08 di mana Green memberi bola pada West yang unggul dari sisi fisik ketimbang Iman Shrumpert dan salah satu penembak jitu paling konsisten di Cavs, Channing Frye. 

Sementara itu, Klay Thompson diberi kebebasan berputar di dekat West untuk siap menerima umpan dari West. Minimal tiga kali cara ini berhasil termasuk tembakan tiga angka Thompson yang diawali defense Warriors, yaitu saat Klay Thompson dan Andre Iguodala melakukan double team terhadap Lebron James, mencegah James melakukan back cut, menerima umpan dari Channing Frye di menit 34:00. Richard Jefferson yang berdiri tepat di sebelah James langsung menerima umpan dan siap melakukan dunk. 

Namun, karena ruang tembaknya sempit, sebelum bisa memasukkan bola dengan sempurna, Shaun Livingston keburu mampu mencuri bolanya dan langsung memberikan pada Iguodala. Iguodala yang melihat West berdiri bebas di ujung jaring lawan, langsung mengoper ke depan. West sendiri tidak bisa nyaman mengingat di belakangnya berdiri Richard Jefferson yang menutup ruang tembaknya. West melihat Thompson yang berlari dari belakang dari sisi kiri, kisah selanjutnya bisa anda simpulkan sendiri.

Menariknya, di game yang sama,  Cavs bermain dengan cara yang secara pribadi jarang saya lihat di dua pertandingan terakhir. James memang pengatur aliran bola pada game itu, namun cuma sebatas lingkar luar, begitu bola masuk ke ke dalam, giliran Kyrie Irving yang bergerak, membiarkannya berakrobat membebaskan para penembak tiga angka berdiri bebas atau membiarkan para penembak tiga angka itu sendiri membuat peluang, dengan melakukan extra pass.

Seperti Jefferson yang sehabis menerima umpan, langsung mengoperkannya pada Channing Frye. James yang lebih bebas akan langsung menyerobot ke paint area, menantang para rim protector. Cara ini membuat para bigman kewalahan, meski Draymond Green dan Iguodala melakukan double team sekalipun. Biasanya klo berhasil mengamankan rebound, James biasanya akan dilanggar. Pada dua pertandingan terakhir, James lebih berusaha tampil perkasa, melabrak langsung, cost to cost begitu menerima rebound, berusaha membuat Green terkena fault secepat mungkin. Di situlah permainan Cavs jadi mudah terbaca.

 
Channel Nbare.com

Seperti pada game ke-2 quarter pertama di menit 9.38. Begitu berhasil dapetin bola rebound, James langsung lari ke ujung jaring satunya, Selang dua sampai tiga langkah di hadapan James, tiga defender terbaik Warriors udah siap ngadangin. 


Pertahanan yang diperagain Warriors bisa jadi DIADAPTASI DARI SAN ANTONIO SPURS, sekolah di mana Mike Brown dan Steve Kerr, menimba ilmu kepelatihannya. Transition Defense istilah kerennya. Defense yang biasa dibangun untuk meredam fastbreak. Spurs waktu itu mempraktikkan sistem yang sama untuk mencegah Curry memimpin fastbreak di menit di pertandingan pertama antara Spurs dan Warriors di musim reguler (menit 13:54).  Jonathan Simmons (17) di kanan, Gasol (16) di tengah, dan Manu Ginobilli di kiri (20).  Mereka bertiga berlari mundur ke belakang, 2-3 langkah di depan Curry untuk menutup ruang agar Curry nggak bisa leluasa mengirim umpan pada Draymond Green yang berlari mendekati jaring.

Pada game kedua antara Warriors dan Cavs  waktu itu, aktornya jelas beda. Posisi Simons diperankan oleh Klay Thompson, Gasol oleh Durant, dan Ginobilli oleh Draymond Green. Cara ini bikin James nggak leluasa menembak. Bola yang nggak jadi masuk itu langsung disambut Green. Tristan Thompson yang ikut rayahan kalah jelas kalah sigap. Kesigapan yang konon secara science bisa dijelaskan dengan kata-kata sederhana. 


Tubuh bagian atas Green terbilang besar dan lebar, namun terbilang pendek untuk bisa disebut power forward. Rata-rata power forward NBA bertinggi antara 2,03 sampai 2,11 meter. Sedangkan Green cuma setinggi 2.01. Dengan postur setinggi itu, pergerakan Green jadi lebih stabil. Dengan postur bagian atas yang kokoh, Green bukah bukan cuman berhasil menutup ruang tembak pemaen lawan, tapi juga meredam kekuatan fisik bigman yang terbilang besar. Sebesar energi Lemarcus Aldridge yang lebih besar dan lebih tinggi 10 cm dari Green. Dengan postur seperti itu, Green bisa dibilang memiliki pusat gravitasi yang rendah, begitu kata buku  Sports Science for Young People. Messi dam Maradona bisa jadi contoh awamnya. Kontrol bola mereka yang aduhai bisa dibilang terbantu oleh postur mereka yang nggak tinggi-tinggi amat.  

Sementara itu, dengan frame yang cukup kokoh dan jangkauan tangan yang panjang, Durant secara fisik jago bertahan. Kita balik lagi ke video coach Nick untuk mengamati bijimana bukan cuma Tristan Thompson yang mati kutu dirangkul Durant di menit 2:53, tapi pick and roll antara James dan Tristan Thompson di menit 3:22 tidak terbentuk dengan sempurna lantaran sebagai screener, Thompson dijepit Pachulia dan Durant yang keliatan lebih kokoh dari sisi postur.

Cuman buat saya, sekeren-kerennya defense yang ono, saya pribadi masih lebih doyan defense rotation yang mereka rancang di quarter pertama kurang dari  7:37 menit lagi.

Channel Bballbreakdown

Saat set play dimulai. Lebron James bergerak kanan, Durant siap menghadang di depannya. Di pojok pertahanan Warrior sebelah kanan, JR Smith sibuk menjaga Curry agar tidak lepas. Di tengah Tristan Thompson serasa liliput ditempel Zaza Pachulia. Bergeser agak ke kiri. Kevin Love yang hadir belakang sudah ditunggu Draymond Green. Di ujung kiri, Kyrie Irving udah dinanti Klay Thompson. Persamaan serangan kala itu satu. Pemain yang ngejaga minimal lebih tinggi  dari pemain yang dijaga.

Serangan pun dimulai.  Saat itu, Lebron James yang ngebawa bola dihadang Kevin Durant yang tiga senti lebih tinggi dari James. Mengingat secara postur kurang menguntungkan, James ngoper bolanya ama Tristan Thompson (206) di sisi kiri yang dijaga Zaza Pachulia (211 cm). Pemain yang lebih pendek tidak selama tidak diuntungkan dalam defense sequence seperti ini, SELAMA pemain yang lebih pendek emang emang lebih cepat dari penjaganya. Sayang Thompson, kita tahu, lebih dikenal sebagai rim protector ketimbang pemaen yang jago ngedrive. 

Tau Thompson sedang kesulitan, Kyrie Irving di sisi kiri mendekat dan sengaja menggunakan tubuh Kevin Love sebagai screener untuk melepaskan diri dari penjagaan Thompson. Alih-alih membuntuti dari belakang, Klay justru mencari jalan pintas dengan bergerak di belakang Pachulia untuk bisa menghadang pergerakan Irving. Jadi meskipun bisa mendekat dan menerima umpan Tristan Thompson yang berdiri di depan Pachulia, begitu menerima bola Irving langsung berhadapan dengan Thompson lagi, Klay Thompson.   

J.R Smith secara teori cerdik. Melihat secara postur unggul dari Curry, Smith sengaja meninggalkan posnya dan menabrakan tubuhnya ke Durant, begitu melihat konsentrasi Durant sedikit teralihkan oleh kedatangan Irving.  Smith melakukan itu agar James bisa lebih bebas bergerak sekaligus ngarep Durant nggak bisa ngejar James. Tapi Durant tetaplah Durant. Konsentasi lekas pulih langsung kembali menghadang James, meninggalkan sedikit ruang buat Smith yang kini berada dalam penjagaan Thompson. 

Curry sendiri agak salah membaca permainan. Tahu tembakan tiga angka Smith bagus, Curry secara naluriah bergerak mendekat menutupi ruang tembak Smith. Ngeliat dua guard berdiri berdekatan, Irving langsung berlari melihat mereka menuju ruang  kosong yang tadi ditinggalkan Curry dan Smith. Smith yang kini dijaga dua guard lawan langsung mengirimkan umpan cantik begitu ngeliat Irving berdiri merdeka di pojokan. Cuman yang ngeliat Irving bebas bukan Smith semata. Curry yang sempat kurang pas ngebaca permainan langsung lari ke pojokan nutup ruang gerak Irving.

Upaya Irving masukin bola semakin terhambat karena bukan cuman Curry yang nutupin geraknya tapi Pachulia ikut mengepung. Pertahanan Warriors semakin sulit ditembus lantaran tiga pemain Warriors lain berdiri tepat di passing lane, membuat para penembak jitu Cavs  tidak leluasa menerima umpan Irving (menit 16:44). Dengan waktu yang tersisa tinggal lima detik, mau nggak mau Irving nembak di antara hadangan Durant tepat di bawah jaring dan Green tepat di belakangnya.

Bukan Tristan Thompson namanya kalau nggak bisa berdiri di posisi yang tepat di bawah teror trio raksasa Durant, Pachulia, dan Green. Setelah berhasil metik rebound, Tristan Thmpson langsung memberikan bola ke James. James sendiri nggak buang-buang waktu untuk langsung ngumpan ke Kevin Love di pojok kanan. Kevin Love yang emang jago nembakin tembakan tiga angka tanpa ragu langsung nembak.

Terlepas tembakannya masuk atau tidak, switch (recovery) yang dilakuin Curry tadi jadi salah satu alasan Warriors jago bikin fastbreak. Serangan balik kalok bahasa sininya.  2365 fastbreak sejauh ini dibikin Warriors (peringkat 2), atau rata-rata 24,3 fastbreak per pertandingan. Angka yang bisa dipetik dari Fastbreak 22.5 poin per pertandingan (peringkat pertama). Jumlahnya 3 poin lebih banyak dari musim lalu.  

Pada saat bola berhasil direbut, satu pemain Warriors biasanya berada di depan duluan, mengikuti posisi passing lane. Dari tadi saya nyebut passing lane, emang passing lane tuh makanan apa? Passing Lane gampangnya adalah jalur imajiner yang terbentuk antara pengirim umpan dan penerima umpan. Dan kebeneran para pemaen Warriors dan Lonzo ball jago menempatkan di passing lane, terutama di antara dua pemain di yang siap menyergap pemain yang lagi lagi lari menyosong paint area.

Salah satu fastbreak keren di game kedua adalah fastbreak 1:05 menit sebelum quarter pertama berakhir. Draymond Green yang menerima bola rebound langsung mengumpankan bola ke Curry yang langsung berlari mengikuti Iguodala yang juga berlari, 3-4 langkah di depan. Begitu sampai di lingkar luar Curry langsung menyodorkan bola ke Iguodala yang hanya berjarak  dua sampai tiga langkah di samping jaring. Menariknya, bukannya langsung menceploskan bola, Iguodala malah mengoperkan bola ke Livingston yang menyongsong dari belakang. 

Lantaran berlari tanpa kawalan, Livingston bisa langsung melakukan slam dunk melompati Channing Frye yang terpaku di bawah jaring. Di quarter kedua, Warriors memainkan set play fastbreak yang mirip. Bedanya kali ini peran Green diisi Durant, aksi Curry dimainkan cantik oleh Ian Clark, dan Aksi Livingston digantikan dengan sempurna oleh Klay Thompson. Kala itu, Clark yang berada di dalam paint area melakukan kick back dengan mengoper bola ke Klay Thompson, yang mengeksekusi tembakan tiga angkanya dengan dingin.

Channel Freedawkins

Sayang dari beragam set play yang ditawarkan Warriors, saya jarang  menemukan aksi double exit yang cukup sering kita lihat musim lalu, di mana  Curry atau Thompson yang di satu sudut berlari ke ujung satunya untuk menghindari penjagaan pemain lawan sekaligus memberi ruang untuk melakukan tembakan. Kadang dalam prosesnya di tengah jalan, Curry ma Thompson sering memanfaatkan bigman untuk jadi screener untuk menghambat pergerakan pengejar. Sejauh mencoba menonton lagi game kedua, saya melihat set play ini di menit 9:30.

Kala itu, Iguodala memulai serangan dari sisi kiri. Melihat di depannya, James berdiri kokoh, Iguodala langsung mengubah pola serangan, Iguodala melihat mismatch antara Iman Shumpert (4) yang Kevin Durant. Setelah  mengoperkan bola pada Durant, Iguodala langsung menuju ke pojok kiri untuk membebaskan Klay Thompson dari penjagaan  Kyle Korver. Thompson yang sudah bebas seakan ingin menyeberang ke sisi satunya mengingat Thompson bergerak ke tengah mendekati James. 

Di sisi lain Iguodala yang sudah menjalankan misinya, kembali ke posisi semula menjemput umpan dari Durant. Melihat Iguodala bergerak bebas, Korver bergerak ke depan untuk menutup ruang gerak Iguodala, membiarkan pojok kiri kosong tak bertuan. Melihat pojok kiri kosong, Klay yang sedari tadi menempel James kembali ke posisi semula untuk bersiap menerima umpan dari Iguodala dan menembaknya. Hanya saja yang menerima umpan justru bukan Thompson melainkan Ian Clark yang berhasil lepas dari pengawalan Irving di sisi kanan.

Rilley Curry kembaran Steph Curry <i.huffpost.com>, heran ni nayi nape pipi doang yak #eh
Rilley Curry kembaran Steph Curry <i.huffpost.com>, heran ni nayi nape pipi doang yak #eh
Melihat bijimana superiornya Warriors, rekor 16-0 bukan rekor yang mustahil, meskipun saya juga lebih pengen ,minimal, Cavs ngasih perlawanan bukan cuman satu tapi sampek tiga gim. Bukan apa-apa, biar seru aja. Musim lalu, Warriors yang udah unggul 3-1 aja bisa disalip, sekarang masak kaga bisa ngasih hiburan yang kurang lebih sama. Menariknya, terlepas mereka dijagokan MENANG atau kalah, masa depan tim ini ke depan dinilai masih lumayan panjang ketimbang Cavs. Rataan usia para pemaen Warriors sendiri 28.1.  Kalok diliat dari rata-rata usia pemaen pemenang NBA, usianya nggak gitu jauh 28,234.  

Agar berbeda dengan Cavs. Usia rata-rata pemaen Mereka sekitar 29,9 rada jauh dari Bulls 1997-1998 yang juara NBA dengan rataan usia 32,096. Meski begitu Starter, apalagi bench mereka nggak bisa dibilang muda.James dan JR Smith sudah di atas 33 tahun. Bandingkan dengan Warriors. Secara umum jika usia starter tertua mereka Stephen Curry adalah 29,3 bulan, setidaknya Curry dan konco-konco starternya masih bisa menjadi andalan UTAMA sampai 2-3 ke depan. Bandingkan dengan Cavs. Besaran gaji mungkin bisa dinegosiasi, tapi  Kyrie Irving butuh pemain berkemampuan lengkap untuk bisa mewujudkan itu semua. Saat ini, pemain dengan "label" kayak gitu nggak banyak di NBA. Selain Lebron James dan Kevin Durant peman MATENG yang dianggap punya ceiling yang sama minimal mendekati cuman Kawhi Leonard, Paul George, ama Jimmy Butler. Dari segi prestasi, paling baru Leonard yang membuktikan diri. Karena alasan itulah, Warriors dianggap lebih punya masa depan, minimal 2-3 musim ke depan. 

Penghalang terbesar Warriors meraih sukses bisa jadi adalah PERSETUJUAN TAWARAN (CBA 2017) KOLEKTIF NBA 2017 Bagian 7 tentang gaji tahunan maksimum. Karena Curry sudah mememenuhi masa bakti di NBA selama lebih dari 7 musim pada musim mendatang, dan udah pernah dapetin final MVP, berdasarkan aturan CBA tersebut, Curry berhak atas kontrak sebesar 207 juta dolar untuk lima tahun. Di tahun pertama doi dapet besaran kontrak 36 juta dolar dan tahun terakhir dapet 47 juta dolar. 

Masalahnya adalah dengan kontrak pemaen Warriors yang musim depan aktif sebesar $65,731,246   (di antaranya ada Kevin Durant, Draymond Green, dan Klay Thompson) musim depan  ditambah 36 juta dolar, kontrak Curry klo diperpanjang dan kayaknya sih klo ngeliat prestasi pasti diperpanjang, jadinya besaran kotrak jadi 101.731.246, Warriors kudu pandai-pantai memilah dan memilih pemain buat masuk pemain cadangan, sebisa mungkin dengan jangkauan salary cap musim depan antara $101,000,000 sampai $123,616,051 supaya tetep kompetitif. Kurang bijak memilah yang dibutuhkan, perjalanan Warriors ke depan bisa jadi nggak semulus doa banyak orang. 

Skenario akan berbeda jika Warriors menawarkan kontrak pada Iguodala dan Livingston. Menurut business insider, Durant memang bersedia mengorbankan gajinya, agar Curry bisa mendapatkan gaji sesuai aturan CBA, namun apabila duo passer itu mendapatkan penawaran perpanjangan kontrak, maka kontrak Warriors akan terbilang besar. Untuk Iguodala saja, penawarannya mencapai 18 juta dolar. Klo penawaran diterima, bisa jadi besarnya kontrak para pemain Warriors mencapai 200 juta dolar. Menarik disimak, kalau Warriors memilih mengontrak pemaen di luar free agent mereka musim depan. 

Musim ini Warriors tergolong bijak mengelola anggaran. Total salary Warriors musim ini sekitar $100.241.842.Sedangkan salary Cap NBA musim ini  $94,143,000. Konon untuk kelebihan 1 dolar di atas salary cap, Warriors dikenakan pajak 1.5 dolar. Jadi itungan kalkulator saya adalah 1,5x (100.241.842-94.142,000)=9.148.263 (Itung-itungan saya bisa aja salah, termasuk rumusnya, saya akan seneng banget klo pembaca yang budiman sudi mengoreksi J ). Besarnya pajak ini membawa mereka sampai ke final.

Sedangkan Anggaran gaji Cavs lebih menarik lagi. Anggaran gaji mereka musim ini adalah  $126,590,163. Melebihi batas atas yang ditetapkan NBA musim ini,  $113,287,000. Tiap kelebihan 1 dolar di atas batas atas, Cavs akan dikenai pajak 2,5 dolar. Dari angka ini, Dan Gilbert, pemilik Cavs, kudu merogoh kocek 27 juta dolar.  Untuk angka yang saya sebut belakangan rasanya kok bener, wong ada sumber infonya, yang nggak pas adalah cara ngitungnya (klo ada pembaca yang sudi mengoreksi, saya senangnya bukan kepalang).

Saya sendiri nggak gitu yakin apa investasi dua tim ini terbilang bagus apa nggak. Kita sendiri baru akan benar-benar ngeh setelah mengetahui tim mana yang meraih empat kemenangan duluan. Ngejagoin Warriors boleh, Cavs juga gapapa. Kalok saya mah Lakers aja #eh #yang komen banjur dikepruk adeknya budhe rossi yang ngefans Curry.  

Begitulah kira-kira coretan saya tentang Golden State Warriors.Untuk judul awalnya saya punya ide mo ngasih judul pertahanan Warriors eh pas dituang mbeleber ke mana-mana. Untuk itu saya ubah jadi "Mencoba mengamati Cara Bermain Warriors". Makasih buat mas ma mbak admin yang telah bersedia memajang coretan saya yang ndak karuan saya sepanjang sepuluh lembar yang ndak karuan ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun