Selalu menarik menyaksikan film yang lama kita lewatkan. Film yang dulu sekedar saya cari adegan terbang, gelut, kelahi, dan sekedar ingatan samar bahwa Film ini dibuat, rencananya, dengan melibatkan Christopher Reeves, yang hadir di bagian pembuka.
 Konon Reeves akan melayang di udara menyambut sepupunya dalam film, Helen Slater,  yang hadir setelahnya. Namun karena alasan pribadi, sayang seribu sayang, adegan tersebut tidak kesampaian.
Saya sendiri lupa-lupa inget kapan pertama kali menyaksikan Hellen Slater jadi Supergirl, seingat saya pas umur 7 tahun, bisa lebih, bisa kurang, yang jelas nggak usah nanya gimana Slater tempo itu, saya sendiri babar blas ndak inget, yang saya inget sampe detik saya ngulang lagi ceritanya cuma jari Kara aka Linda Lee yang nunjuk poster Superman.
Pertanyaannya gimanakah jalan ceritanya? Tonton sendiri aja klo begitu. Jelasnya, film ini sekedar menarik lantaran ada fotografer Jimmy Olsen di sini. Marc McClure jadi pengikat antara Supergirl dan Superman. Ekspesi khasnya nggak pernah absen di kantor Daily Planet era Gene Hackman.
Balik lagi soal Kara, karakternya sendiri jatuhnya terkesan manja kalau mau disandingkan dengan Laura Vandervoort. Lara, terkesan lebih tomboy. Tulang pipi yang menonjol nambah kesan jutek-jutek gimana gitu. Karakter Kara memang sejalan dengan perannya di Smallville.
Kara Jor El remaja memang dikirim ke bumi, buat jadi mentor bayi Kal El di bumi, namun lantaran pesawat mungilnya kelelep di air (ya ialah masak di empang), Linda Danvers, eh Kara  baru bangun 18 tahun kemudian. Karena tertidur lama, usia biologis Lara lebih muda ketimbang Clark meski secara kronologis lebih tua, entah beda berapa. Pas sama mukannya yang kliatan lebih boros ketimbang Tom Welling, padahal mbaknya tujuh tahun lebih muda, seumuran ma saya.
Saat sepupunya benar-benar belajar terbang pun, Kara memperlihatkan sisi emosional yang lain, sabar dan telaten, sisterly banget pokoknya, Â Clark diminta untuk fokus pada satu hal. Kepak kupu-kupu yang ada di hadapannya. Itu saja.
Kara: No it's-it's not easy or hard, it just is. I mean I-I reach for the sky and the world just falls away. I'm not thinking of anything I'm just in the moment.
...
Kara: Kal-El, instead of trying to force the noise out, why don't you just focus on one thing? Like that butterfly. Live inside that one noise. Make it your whole world.
Emosi jugalah yang mendasari Kara tidak mempercayai Clark mampu menjemput takdirnya sebagai pelindung bumi, takdir yang kita ketahui bersama, dan memang untuk itulah Smallville dibikin, selain tontonan, kita diajak buat ngeliat proses dari sesuatu yang emang udah jelas ujungnya, Superman yang kita ketahui bersama.
Terlebih di season sepuluh. Kita bisa ngeliat gimana Kara ngajarin adek sepupunya ini mabur. Sisterly banget dech, meski konon alasannya special effect terbang emang nggak segampang sekarang bikinnya (gak enak bilang mahal).
You’re doubting your powers, you’refrustrated, you can't focus. You are not ready.
I'm not going to stand here and do nothing.
The darkness it came through a rip in the universe three weeks ago. You think it's just going to wait around until you're ready? Just leave it to me.
Clark yang bukan hanya sekedar mampu terbang, tapi Clark yang mampu menetapkan mana dulu yang hendak dikerjakan. Â Itulah kira-kira apa kata Kara di musim kesepuluh (musim bontot) episode ketiga. Kliatan tuanya kan?
Petuah yang jelas sepertinya nggak bakal nongol kalau kita nonton Mellisa Benoist. Benoist memerankan sosok yang benar-benar memahami kekuatannya, namun ia sendiri paham untuk nggak nunjukin kekuatannya, siapa dirinya di depan khalayak. Jangankan Supergirl, manusia biasa aja akan tampak canggung jika bercermin dengan situasi yang kurang lebih mirip. Tidak seperti Clark Kent yang memilih untuk tampil culun, Supergirl justru tampil layaknya Kara.
You look really good, your voice is strong.
It's time to make a little girl's dream come true
I'm so hungry but at least my dress fits (Marley Rose; Glee  S4 E8)
Sosok yang jaim, berusaha menyembunyikan antusiasmenya ketika dibidik lampu kamera, merasa happy banget bisa terbang bareng dengan sepupunya. Mungkin kalau jadi supergirl, kalian bisa aja bertingkah sama. Karakter yang sama sekali nggak menutup ketakutannya pada  ular milik salah satu fans-nya yang nyangsang di pu'un, Kara yang mati angin ketika ngadepin satu persoalan di hadapannya, layaknya saat menghadapi kebakaran di dermaga.
If the fire reaches it, it's gonna go off like a two ton bomb.
And the tugboat won't get here in time.
What are you waiting for? Superman would've blown it out by now.
Bagusnya Kara nggak grudak-gruduk nunjukin aksi heroiknya. Kara nanya pihak yang mengerti situasi di lapangan.
You know, trying to figure out how to be Clark and Superman.
Yeah, but you made it look so easy.
Dua dialog yang kesannya berat, tapi klo mau nikmatin, terserah bagian mana aja, supergirl jauh lebih ringan dari Smallville. Saya nggak bisa bilang lebih bagusan ini ketimbang versi layar lebar, karena layar kaca jelas punya sudut lebih untuk bisa berkreasi.
Pilihannya ada pada saya sekarang, mau nonton yang tanpa teks, pake teks bahasa inggris (baek banget yang yang bikin subtitel, udah tau filmnya bahasa inggris dikasih teks bahasa inggris pula), atau bahasa Indonesia.
Demikian cuap-cuap saya yang nggak nggenah ini, sekian dan terima onde-onde isi kacang ijo.
Btw makasih adminnya buat masukan, tambahan, edit ama koreksinnyaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H