Keberadaan
Panasbung atau pasukan nasi bungkus untuk menggambarkan massa atau orang-orang
suruhan dengan bayaran plus nasi bungkus untuk melakukan aksi massa sekarang
sudah tidak menemukan akarnya lagi. Ini terjadi karena terobosan besar yang
dilakukan oleh tim pendukung Prabowo-Hatta pada hari Senin (11 Agustus 2014)
lalu di depan Mahkamah Konstitusi. Tim Prabowo Hatta tidak membagikan nasi
bungkus untuk konsumsi melainkan paket ayam goreng KFC sebagai penawar lapar
para pengikut aksi di depan gedung MK.
Salah
seorang pengamat demonstrasi mengatakan bahwa hal ini merupakan satu loncatan
besar dalam sejarah demonstrasi dan aksi massa di Indonesia. "Mereka
meletakkan standar baru dalam dunia perdemonstrasian dan aksi massa di
Indonesia" ujar pengamat yang tak mau disebut namanya itu. Menurut beliau
hal ini juga mematahkan istilah lama yang sudah terlanjut populer di Indonesia
yaitu panasbung, atau pasukan nasi bungkus. "Saatnya istilah Panasbung
bereinkarnasi menjadi Pasukan Paket Ayam KFC atau Paket KFC" simpul
pengamat itu singkat.
Senada
dengan hal tersebut seorang pengamat ekonomi, Pak Ekon dari
Universitas Ini di Indonesia (UII) menyatakan bahwa kejadian ini benar-benar
membuat ongkos demokrasi (baca: demonstrasi) menjadi lebih mahal. Menurut
pengamat tersebut satu bungkus nasi dengan telur bisa didapat dengan harga lima
ribu rupiah, sekarang paket ayam KFC minimal harus ditebus dengan uang lima
belas ribu rupiah. Tentu ini penambahan biaya yang cukup signifikan. "Ya
cukup signifikan itu dari segi biaya, nasi bungkus lima ribu sedangkan KFC
minimal lima belas ribu" dalil si pengamat ekonomi.
Ada
kekuatiran bahwa terobosan ini berdampak negatif bagi demokrasi di Indonesia.
Salah satunya karena hanya orang-orang kaya saja yang bisa membeli demokrasi
karena mereka yang bisa membeli paket KFC itu. "Tentunya hanya orang-orang
kaya saja yang mempu membeli demokrasi, dan ini tentu tidak baik bagi
perkembangan demokrasi di Indonesia" ungkap sang pakar demokrasi bernama
Pak Demos yang saat ini bekerja di salah satu LSM penggerak demokrasi di
Indonesia. "Kita ingin demokrasi bisa dinikmati oleh seluruh rakyat. Kalau
sudah begini kasihan kan rakyat kecil" pungkasnya tuntas.
Namun
ternyata munculnya inisiatif paket KFC tersebut membawa angin segar bagi rakyat
yang selama ini menggantungkan hajatnnya dari bisnis demokrasi. "Bagi kami
tentu lebih baik paket KFC daripada nasi bungkus dengan telur atau ikan
teri" ungkap satu pengikut aksi. Dengan demikian posisi tawar mereka juga
akan naik dalam negosiasi di bisnis ini. Tanpa paket KFC tidak ada demokrasi.
"Ya ke depan kami harap yang begini ini (paket KFC) harus diteruskan"
harap sang demonstran yang sebut saja namanya Dodoli.
Bagi
para pedagang asongan adanya perubahan ini tidak berpengaruh signifikan bagi
pendapatannya. "Tidak ada pengaruh sih dengan itu (paket KFC)" ungkap
si Asong, pedagang asongan spesialis demonstrasi yang biasa beroperasi di
sekitar gedung MK. Menurut dia pedagang asongan disini mengerti kebutuhan para
demonstran. "Kan udah biasa mas, kalau makan siang ditanggung Koordinator,
jadi kami jualan minuman dan rokok saja" ungkap Asong membeberkan strategi
dagangnya.
Pemulung
yang biasa beroperasi paska demonstrasi juga menyatakan kesetujuannya
dengan pembagian paket KFC karena bisa mendongkrak penghasilan harian
pemulung. "Kan kotaknya bisa dikumpulin mas, lumayan" ungkap Pak
Pulung, pemulung senior di sekitar kawasan gedung MK. "Biasanya kita
paling dapat botol atau gelas air akua" ujarnya.
Sementara
Pemda DKI melalui seorang anggota Satpol PP menyatakan tidak peduli dengan
pembagian paket KFC ini. Bagi Pemda DKI "yang penting tidak jualan di
Monas, titik" tegas anggota Satpol yang tidak mau disebutkan namanya
tersebut.
GOOD
BYE PANASBUNG WELCOME PAKET KFC.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI