Mohon tunggu...
Amelia Monica
Amelia Monica Mohon Tunggu... Wiraswasta - Social Practitioner

Social Practitioner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perjalanan Anak Magang yang Berakhir di Lirik Perusahaan Ban Dunia

23 November 2023   14:54 Diperbarui: 18 Maret 2024   11:05 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini menjadikan mahasiswa kurang mandiri dalam menyelesaikan berbagai upaya pemecahan masalah yang harus diselesaikan. Pada dasarnya, selama ini system pembelajaran SKS yang hampir seluruhnya, kegiatan belajar di dalam kelas. Hal ini menunjukan kurangnya kemerdekaan belajar yang dijalankan oleh mahasiswa dalam melakukan pembelajaran.

Merdeka Belajar -- Kampus Merdeka

Menurut Mas Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, merdeka belajar adalah memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, dan merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskn dari birokrasi yang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai. Merdeka belajar bertujuan untuk memberikan keleluasan kepada mahasiswa untuk belajar diluar kampus. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan calon pemimpin masa depan yang berkualitas.

Lalu, Kampus Merdeka itu apa ? 

Kampus Merdeka merupakan konsep baru yang digagas oleh Menteri Nadiem, yang membiarkan mahasiswa mendapatkan kemerdekaan belajar di perguruan tinggi. Konsep ini merupakan lanjutan dari merdeka belajar. Kampus merdeka merupakan implementasi dari visi misi yang dimiliki oleh Presiden Joko Widodo guna menciptakan adanya SDM yang lebih unggul. 

Dalam penerapannya, mahasiswa akan diberikan keleluasan selama dua semester pada program belajarnya untuk melakukan kegiatan diluar kelas agar mahasiswa lebih bersosialisasi dengan lingkungan diluar kelas. Jadi, pada dasarnya kebijakan ini bertujuan untuk mengenalkan dunia kerja pada mahasiswa sejak dini, sehingga mahasiswa akan jauh lebih siap bekerja setelah nantinya lulus dari sebuah perguruan tinggi.

Berasku Gagal Menjadi Nasi, Apakah Harusku Biarkan Begitu Saja? Oh tentu tidak, Let's stir it so it becomes BUBUR yang enak!

Awalnya saya coba-coba,,, ehhh....

Sebagai mahasiswa tingkat akhir, lebih tepatnya saya sudah menginjak semester delapan, siapa sih yang tidak bercita-cita lulus empat tahun, lulus empat tahun-kan idealnya keluar dari kampus, katanya sih gitu, tapi faktanya di saya tidak seperti itu. Gpp it's OK. Prinsip saya sih begini, selagi menyandang status mahasiswa, kenapa tidak mencoba kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa, walaupun dikualifikasi yang tertera bukan untuk semester delapan, ya kalau saya lulus programnya bearti akan dijalani ketika saya menginjak semester sembilan. 

Program apalagi yang akan saya coba selain program dari Mas Menteri, yang setelah saya riset, programnya sesuai dengan yang saya butuhkan. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, program Mas Menteri Nadiem ini tentang kebijakan bejalar diluar kampus, tentu kesempatan mereka bejalar ini tidak ingin saya lewatkan begitu saja seperti air Sungai Batanghari yang mengalir begitu saja. 

Ditengah hingar bingarnya skripsweet, yang kadang tidak jelas waktu bimbingannya, membuat saya harus berani banting stir untuk menemukan jalan ninja agar tidak stuck disana saja. Merdeka belajar kampus merdeka mempunyai berbagai macam pilihan, tetapi pada Juli 2021, saya memilih program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) yang merupakan bagian dari program Kampus Merdeka ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun