Justru!
Bahwa Soeharto tidak melakukannya sendirian - berbeda dengan perkelahian satu lawan satu, berbeda dengan tawuran antara pelajar dengan pelajar, bahkan berbeda dengan pertempuran antar suku - Soeharto menggunakan militer! Menggunakan sebuah organisasi besar militer sebuah negara, menggunakan sebuah ANGKATAN BERSENJATA untuk membunuhi rakyat sipil yang seringkali tidak bersenjata!!
Dan kita tau bahwa ia, presiden, adalah panglima tertinggi dari angkatan bersenjata, bahwa seandainya pun (S-E-A-N-D-A-I-N-Y-A!) ia tidak memerintahkan pembunuhan-pembunuhan itu, ia tau dan ia pasti tau bahwa semua itu terjadi, tepat di depan matanya. Dan dia, Jenderal Bintang Lima Haji Muhammad Soeharto, sebagai seorang panglima tertinggi, yang mampu, pasti mampu, dan harus mampu untuk menghentikannya, diam saja dan membiarkan berjuta-juta nyawa bertumbangan dalam rentang waktu puluhan tahun!
Ia menggunakan Angkatan Bersenjata sebuah negeri, dibantu oleh organisasi-organisasi para-militer dan preman-preman di sekelilingnya - dengan penuh kesadaran, secara terencana dan sistematis - ia merampok, memenjarakan, mengasingkan, menindas, memperbudak, memperkosa, dan membunuhi rakyat sipil yang mana adalah rakyatnya anak-anaknya sendiri!!
***
Jelas ada perbedaan yang sangat mendasar pada pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh Soeharto. Jelas apa yang ia lakukan tidak dapat diterima sebagai sekadar "kesalahan" belaka yang sewajarnya dilakukan oleh manusia.
Karena jika demikian cara berpikirnya, maka kita juga mesti berhenti meletakkan Hitler dan Pol Pot pada panggung pesakitan dunia, melabelinya "hanya manusia biasa" dan memaafkan segala "kesalahannya"!
Lantas bebaskan para pembunuh dari penjara, batalkan hukuman mati mereka, dan rehabilitasi nama baik mereka - termasuk Amrozi, Iwan Samudra dan para peledak bom lainnya!
Juga jangan pernah lagi berkata-kata tentang kekejaman kolonialisme Belanda atau Jepang, jangan bicara lagi tentang kekejaman Israel terhadap Palestina, dan tutup bacotmu soal kebiadaban Amerika Serikat di Vietnam, Kuba, Afghanistan, Irak, dan lain-lain!
Karena berdasarkan logikamu yang sungguh arif bijaksana, semua pelaku-pelaku kekejaman itu pada dasarnya memang manusia biasa yang sepatutnya melakukan kesalahan, dan sebesar apapun kesalahan mereka, sebiadab apapun mereka, dalam nama Bapak Pembangunan mantan presiden Soeharto yang tercinta, mesti dimaafkan dan tidak boleh diungkap-ungkap.
Dan jadilah bangsa ini sebuah bangsa yang yang munafik!