Atau bisa jadi kau merampok sebuah rumah gedongan, pemilik rumah yang dirampok melawanmu, dan kau bunuh dia, kau buat dia mati. Kau bersalah, karena merampok, dan terutama karena membunuh - walaupun kau pada awalnya hanya berniat untuk merampok, bukan membunuh.
***
Kembali ke Soeharto, kita harus ingat bahwa apa yang dilakukannya bukanlah "sekadar" korupsi, dan kolusi, dan nepotisme, dan hutang-hutang bertumpuk, dan sebagainya. Korupsi masih bisa diberantas, harta-harta pelakunya masih bisa disita, hutang masih bisa dibayar, atau bahkan masih bisa ditangguhkan, tetapi yang dilakukan Soeharto jauh melampaui kejahatan korupsi belaka.
Berbeda dengan pembunuhan-pembunuhan yang disebutkan di atas tadi; Soeharto, sejak ia menjelang kekuasaannya sebagai presiden negara ini, sebagai biaya untuk mendirikan dan mempertahankan rejimnya, telah melakukan pembunuhan-pembunuhan yang bukan bertujuan untuk membela diri. Bahkan banyak orang-orang yang ia bunuh berada dalam keadaan tak berdaya.
Ia jelas menyadari tindakan-tindakannya itu, yang ia lakukan adalah suatu pembunuhan terencana, dalam arti bahwa pembunuhan-pembunuhan yang dilakukannya memang diniatkan - sejak awalnya - untuk membunuh, untuk membuat mati orang-orang tertentu. Dan bukan sekadar terencana, ia juga melakukan pembunuhan-pembunuhan itu secara sistematis.
Walaupun aku tak perduli pada "bangsa" dan nasionalisme, Soeharto telah banyak sekali menghabiskan peluru-peluru milik Angkatan Bersenjata Republik Indonesia untuk membantai saudara-saudaranya sendiri, menumpahkan darah rakyatnya sendiri, yang seharusnya menjadi anak-anaknya di negeri ini.
Pernahkah kau melihat seribu orang berkumpul bersama di satu tempat? Bagaimana dengan seribu kalinya - sejuta orang? Bisakah kau membayangkannya? Tentu banyak sekali. Dan tahukah kau, orang-orang yang telah dibunuh oleh Soeharto berjumlah berjuta-juta orang!
Berjuta-juta manusia!
Ber-ju-ta-ju-ta!!
***
Lalu mungkin kau akan katakan, "kan tentu Soeharto tidak melakukan itu semua sendirian, kan itu karena bawahan-bawahannya juga, kan banyak bawahannya yang brengsek."