Mungkin mengutip yang dituliskan Nurcholish Madjid (2013) dalam Islam, Kemodernan, dan Ke-Indonesiaan, "Dalam menjalankan 'politik sopan' inilah pandangan-pandangan seorang Snouck Hurgronje, sangat berpengaruh. Ketika menasihati Pemerintah Kolonial Belanda untuk menghadapi umat Islam Indonesia, Snouck Hurgronje mengemukakan pendapatnya bahwa Pemerintahan Kolonial harus mengembangkan sikap netral terhadap Islam sebagai agama dan sikap keras-tegas terhadap Islam sebagai gerakan politik." Kalimat Nurcholish Madjid ini sebagai tantangan Islam Politik untuk menegaskan citra Islamnya dalam lakon politik.
Sehingga akhirnya seperti kata Sayyid Qutbh (2012), "Konsepsi Islam harus tercermin dalam kemanusiaan, sistem yang dinamis, dan harakah yang nyata". Masyarakat Islami yang dalam pengertian kita mengusung peradaban tersendiri bukan semata-mata momentum bersejarah, yang dibicarakan dalam peringatan-peringatan atas masa silam, namun juga menjadi keniscayaan masa kini dan harapan masa depan. Wallahua'lam bishawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H