Permen Ting-Ting: Camilan Legendaris yang Kini Mulai Langka
Indonesia memiliki banyak jajanan legendaris, salah satunya adalah permen Ting-Ting kacang. Dibuat dari campuran kacang tanah dan gula, camilan ini dikenal luas di kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Namun, di tengah perkembangan industri makanan dan perubahan selera, permen ini kini mulai langka, terutama di daerah-daerah tertentu. Apakah permen Ting-Ting benar-benar mulai punah, atau hanya sulit ditemukan di area tertentu?
1. Kenangan Permen Ting-Ting di Masa Lalu
Permen Ting-Ting kacang bukan hanya sekadar makanan manis, melainkan bagian dari kenangan banyak orang Indonesia. Rasanya yang khas perpaduan antara manisnya gula merah dan gurihnya kacang tanah membuat camilan ini mudah diingat. Permen ini biasa dijual di warung-warung kecil, sekolah, hingga pasar tradisional. Bagi banyak orang, permen Ting-Ting adalah bagian dari masa kecil yang membangkitkan kenangan tentang suasana khas desa atau kota mereka.
2. Mengapa Permen Ting-Ting Mulai Langka?
Seiring waktu, permen Ting-Ting menjadi semakin sulit ditemukan di beberapa daerah. Berikut adalah beberapa faktor yang kemungkinan menyebabkan hal ini:
  - Perubahan Selera Konsumen: Banyak konsumen, terutama generasi muda, cenderung memilih jajanan modern dengan kemasan menarik dan cita rasa internasional.
  - Persaingan Produk: Permen ini menghadapi persaingan ketat dari snack modern yang mendominasi pasar. Dengan inovasi produk baru, permen tradisional seperti Ting-Ting semakin terpinggirkan.
  - Produksi yang Terbatas: Permen Ting-Ting biasanya diproduksi oleh industri rumahan. Seiring dengan berkurangnya minat pasar, produsen juga perlahan mengurangi produksinya.
3. Apakah Permen Ting-Ting Hanya Langka di Beberapa Daerah?
Fenomena kelangkaan permen Ting-Ting ini lebih terasa di kota-kota besar dan daerah yang sudah sangat modern. Di beberapa wilayah pedesaan atau daerah tradisional, permen ini mungkin masih bisa ditemukan di toko-toko kecil atau pasar. Namun, tanpa upaya pelestarian atau distribusi yang lebih luas, permen ini bisa benar-benar hilang dalam waktu dekat.
4. Tantangan Permen Tradisional di Era Digital
Permen Ting-Ting dan produk sejenis kini menghadapi tantangan besar dari pasar digital. Jajanan kekinian yang banyak dipromosikan di media sosial cenderung lebih mudah menarik perhatian generasi muda. Produk tradisional seperti Ting-Ting kalah dalam hal pemasaran karena sebagian besar produsen tidak terbiasa dengan promosi digital. Selain itu, pergeseran ke platform e-commerce dan media sosial membuat jajanan modern lebih mudah diakses dibandingkan produk tradisional.
Kesimpulan
Permen Ting-Ting kacang memiliki penggemar setia yang masih ingin merasakan keunikan jajanan ini. Namun, kelangsungan hidup permen ini kini berada di ujung tanduk. Dengan adanya tantangan era digital dan preferensi konsumen yang berubah, diperlukan upaya inovatif agar permen ini tetap relevan bagi generasi muda. Masyarakat juga diharapkan dapat mendukung jajanan lokal seperti permen Ting-Ting agar tetap menjadi bagian dari warisan kuliner Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H