Fenomena kelangkaan permen Ting-Ting ini lebih terasa di kota-kota besar dan daerah yang sudah sangat modern. Di beberapa wilayah pedesaan atau daerah tradisional, permen ini mungkin masih bisa ditemukan di toko-toko kecil atau pasar. Namun, tanpa upaya pelestarian atau distribusi yang lebih luas, permen ini bisa benar-benar hilang dalam waktu dekat.
4. Tantangan Permen Tradisional di Era Digital
Permen Ting-Ting dan produk sejenis kini menghadapi tantangan besar dari pasar digital. Jajanan kekinian yang banyak dipromosikan di media sosial cenderung lebih mudah menarik perhatian generasi muda. Produk tradisional seperti Ting-Ting kalah dalam hal pemasaran karena sebagian besar produsen tidak terbiasa dengan promosi digital. Selain itu, pergeseran ke platform e-commerce dan media sosial membuat jajanan modern lebih mudah diakses dibandingkan produk tradisional.
Kesimpulan
Permen Ting-Ting kacang memiliki penggemar setia yang masih ingin merasakan keunikan jajanan ini. Namun, kelangsungan hidup permen ini kini berada di ujung tanduk. Dengan adanya tantangan era digital dan preferensi konsumen yang berubah, diperlukan upaya inovatif agar permen ini tetap relevan bagi generasi muda. Masyarakat juga diharapkan dapat mendukung jajanan lokal seperti permen Ting-Ting agar tetap menjadi bagian dari warisan kuliner Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H