Perubahan Tren dan Bisnis Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa (LKS) pernah menjadi salah satu material ajar yang sangat dicari, terutama di kalangan orang tua dan siswa sebagai materi penunjang. Namun, seiring dengan perkembangan kurikulum di Indonesia, popularitas dan kebutuhan terhadap LKS mulai berkurang. Pergeseran ini terjadi bukan hanya karena perubahan pola belajar, tetapi juga karena kurikulum baru yang lebih menekankan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan.
Mengapa LKS Tidak Lagi Diminati?
Di era digital dan perubahan kurikulum seperti Kurikulum Merdeka, pendidikan di Indonesia kini lebih berfokus pada pengembangan kemampuan siswa dalam memahami konsep secara mendalam daripada sekadar hafalan. LKS, yang umumnya menyediakan soal latihan dan pengulangan materi, dianggap kurang relevan untuk mendukung pembelajaran yang lebih mendalam dan interaktif. Berikut adalah beberapa alasan mengapa bisnis LKS mulai meredup:
1. Perubahan Fokus Kurikulum
Kurikulum di Indonesia terus berevolusi, dan saat ini lebih mengutamakan metode student-centered learning. Kurikulum Merdeka, misalnya, mengarahkan guru untuk mengembangkan materi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa dan membebaskan mereka dari keharusan menggunakan materi cetak seperti LKS. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan berpikir kritis, analitis, dan keterampilan abad ke-21.
2. Pergeseran ke Materi Digital
Dengan pesatnya perkembangan teknologi, sekolah-sekolah kini lebih banyak menggunakan materi ajar digital yang mudah diakses dan lebih variatif. Kelebihan materi digital dibandingkan LKS adalah fleksibilitas dan kemampuannya menyediakan interaktivitas yang lebih besar, seperti video, grafik, dan simulasi yang membantu pemahaman siswa.
3. Keterbatasan Metode LKS
LKS cenderung fokus pada soal-soal pengulangan dan hafalan yang kurang mengakomodasi pembelajaran kreatif dan pemahaman konsep secara mendalam. Kurikulum saat ini mendorong siswa untuk tidak hanya mampu menghafal, tetapi juga mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan nyata, yang seringkali sulit tercapai dengan LKS saja.
4. Efisiensi Penggunaan Anggaran
Menggunakan LKS berarti ada biaya tambahan yang harus ditanggung oleh orang tua. Dengan semakin banyaknya alternatif gratis atau berbiaya rendah yang disediakan oleh platform belajar daring, sekolah dan orang tua mulai beralih dari LKS ke solusi yang lebih hemat biaya, tanpa mengorbankan kualitas pendidikan.
Masa Depan LKS di Era Pendidikan Modern
Meskipun bisnis LKS mulai berkurang, perannya dalam sejarah pendidikan Indonesia tidak bisa diabaikan. LKS merupakan solusi praktis pada zamannya dan membantu banyak siswa dalam memahami pelajaran. Namun, kebutuhan dunia pendidikan yang semakin kompleks membuat LKS harus beradaptasi atau ditinggalkan demi mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik.
Salah satu solusi adalah mengintegrasikan prinsip-prinsip LKS dengan teknologi, seperti menghadirkan LKS dalam bentuk digital yang dapat disesuaikan dengan kurikulum modern. Dengan demikian, LKS masih bisa digunakan sebagai materi tambahan, tetapi dalam format yang lebih relevan dan menarik bagi siswa di era digital.
Kesimpulan
Perubahan dalam dunia pendidikan mengharuskan metode dan materi ajar berkembang mengikuti kebutuhan zaman. LKS, meskipun memiliki peran penting di masa lalu, perlu berinovasi untuk tetap relevan. Tanpa inovasi, LKS hanya akan menjadi bagian dari sejarah pendidikan Indonesia, digantikan oleh metode dan media pembelajaran yang lebih canggih dan sesuai dengan kebutuhan kurikulum masa kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H