Mohon tunggu...
Calvin Daniswara Bahtiar
Calvin Daniswara Bahtiar Mohon Tunggu... Lainnya - Pencapaian saya adalah pendiri Hampgiftyuk, jasa pembuatan bouquet dan hampers

Nama saya Calvin Daniswara Bahtiar, lulusan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan konsentrasi Linguistik. Saya spesialis dalam komunikasi, kepenulisan, dan penyuntingan, serta memiliki keterampilan komunikasi yang baik untuk bekerja dalam tim.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lembar Kerja Siswa (LKS): Dari Primadona Menjadi Terlupakan?

26 Oktober 2024   17:19 Diperbarui: 28 Oktober 2024   20:27 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.vecteezy.com/photo/8612973-picture-of-a-pile-of-books

Perubahan Tren dan Bisnis Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) pernah menjadi salah satu material ajar yang sangat dicari, terutama di kalangan orang tua dan siswa sebagai materi penunjang. Namun, seiring dengan perkembangan kurikulum di Indonesia, popularitas dan kebutuhan terhadap LKS mulai berkurang. Pergeseran ini terjadi bukan hanya karena perubahan pola belajar, tetapi juga karena kurikulum baru yang lebih menekankan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan.

Mengapa LKS Tidak Lagi Diminati?

Di era digital dan perubahan kurikulum seperti Kurikulum Merdeka, pendidikan di Indonesia kini lebih berfokus pada pengembangan kemampuan siswa dalam memahami konsep secara mendalam daripada sekadar hafalan. LKS, yang umumnya menyediakan soal latihan dan pengulangan materi, dianggap kurang relevan untuk mendukung pembelajaran yang lebih mendalam dan interaktif. Berikut adalah beberapa alasan mengapa bisnis LKS mulai meredup:

1. Perubahan Fokus Kurikulum

Kurikulum di Indonesia terus berevolusi, dan saat ini lebih mengutamakan metode student-centered learning. Kurikulum Merdeka, misalnya, mengarahkan guru untuk mengembangkan materi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa dan membebaskan mereka dari keharusan menggunakan materi cetak seperti LKS. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan berpikir kritis, analitis, dan keterampilan abad ke-21.

2. Pergeseran ke Materi Digital

Dengan pesatnya perkembangan teknologi, sekolah-sekolah kini lebih banyak menggunakan materi ajar digital yang mudah diakses dan lebih variatif. Kelebihan materi digital dibandingkan LKS adalah fleksibilitas dan kemampuannya menyediakan interaktivitas yang lebih besar, seperti video, grafik, dan simulasi yang membantu pemahaman siswa.

3. Keterbatasan Metode LKS

LKS cenderung fokus pada soal-soal pengulangan dan hafalan yang kurang mengakomodasi pembelajaran kreatif dan pemahaman konsep secara mendalam. Kurikulum saat ini mendorong siswa untuk tidak hanya mampu menghafal, tetapi juga mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan nyata, yang seringkali sulit tercapai dengan LKS saja.

4. Efisiensi Penggunaan Anggaran

Menggunakan LKS berarti ada biaya tambahan yang harus ditanggung oleh orang tua. Dengan semakin banyaknya alternatif gratis atau berbiaya rendah yang disediakan oleh platform belajar daring, sekolah dan orang tua mulai beralih dari LKS ke solusi yang lebih hemat biaya, tanpa mengorbankan kualitas pendidikan.

Masa Depan LKS di Era Pendidikan Modern

Meskipun bisnis LKS mulai berkurang, perannya dalam sejarah pendidikan Indonesia tidak bisa diabaikan. LKS merupakan solusi praktis pada zamannya dan membantu banyak siswa dalam memahami pelajaran. Namun, kebutuhan dunia pendidikan yang semakin kompleks membuat LKS harus beradaptasi atau ditinggalkan demi mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik.

Salah satu solusi adalah mengintegrasikan prinsip-prinsip LKS dengan teknologi, seperti menghadirkan LKS dalam bentuk digital yang dapat disesuaikan dengan kurikulum modern. Dengan demikian, LKS masih bisa digunakan sebagai materi tambahan, tetapi dalam format yang lebih relevan dan menarik bagi siswa di era digital.

Kesimpulan

Perubahan dalam dunia pendidikan mengharuskan metode dan materi ajar berkembang mengikuti kebutuhan zaman. LKS, meskipun memiliki peran penting di masa lalu, perlu berinovasi untuk tetap relevan. Tanpa inovasi, LKS hanya akan menjadi bagian dari sejarah pendidikan Indonesia, digantikan oleh metode dan media pembelajaran yang lebih canggih dan sesuai dengan kebutuhan kurikulum masa kini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun