Apa pelajaran yang dapat kita petik dari fenomena ini?
Ada 3 poin utama yang dapat kita petik disini:
1. Profit-based business model yang kokoh
Ini adalah hal yang paling dasar. Pastikan Anda memiliki target profit yang jelas, dengan roadmap dan metriks yang juga jelas. Metrik yang saling terintegrasi dan memiliki kausalitas yang rasional dengan capaian profit di masa mendatang. You can get the many at first, but you must grab the money at the end.
2. Fokus pada killer product
Fokus manusia terbatas Kita tidak mungkin mengejar dua rusa pada saat yang bersamaan.
Dari seluruh produk Anda, pelajari dengan baik mana yang memiliki potensi dan pasar terbesar, fokuslah di sana dahulu baru kemudian mengembangkan lainnya. Jangan tergoda obsesi untuk mengejar semuanya sekarang
3. Start lean
Lakukan semuanya dengan lean, jangan pernah berboros di awal sebelum Anda melakukan validasi ide, produk, dan market test dengan baik. Terlepas Anda punya VC atau Angel Investor tak terbatas, jangan pernah mengambil langkah secara impulsif.
Anda akan mengalami premature scaling. Step on the gas hanya boleh dilakukan saat Anda sudah memasuki tahap customer creation atau dengan kata lain, produk Anda telah diterima secara organik di pasar.
Saya banyak mempelajari prinsip Lean dari model bisnis industri jepang dan saya akan sharing hal ini di kesempatan lain.
Oke, itu saja dan sekali lagi, menjadi pebisnis berarti kita wajib meraih profit dan sustainability bisnis di masa mendatang, bukan sekedar hype seperti bunga gelombang cinta!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H