Model bisnis adalah skema bagaimana sebuah bisnis menghasilkan value dan keuntungan, ada yang menyebutnya profit model.
Kekuatan keuangan perlahan harus dibangun dari dalam manajemen itu sendiri, bukan terus bergantung sepenuhnya pada dana segar investor. Seperti telur, ketika menghadapi tekanan dari luar terjadi, akan rusak. Namun ketika kekuatan dari dalam terjadi, akan muncul kehidupan.
Growth metrics atau innovation accounting adalah alat untuk membantu investor dan manajemen melihat dashboard milestone perjalanannya, untuk mencapai tujuan profit dan sustainability. Metriks bukanlah tujuan akhir.
Lalu, kenapa banyak CEO startup bahkan para investor terjebak pada ambisinya sendiri?
Saya pikir, ini ada kaitannya dengan aspek emosional dalam pengambilan keputusan. Aspek heuristik dan bias yang sangat berbahaya dalam berbisnis. Nanti di kesempatan lain saya akan bahas.
Kembali pada tesis si Jay, ia menggunakan Rhino atau badak sebagai simbol startup yang baik. Entah kenapa ia benci unicorn hahahaha.
Baginya, badak adalah binatang yang kokoh dalam pertarungan. Ia nyata berjati diri, bukan hewan imajinasi atau palsu, tegasnya. Kekuatan lari badak begitu hebat.
Bagi Jay, startup yang baik juga wajib memiliki durability yang baik dan unstopabble dalam menciptakan momentum, seperti yang FB, eBay, Google, atau Whatssap lakukan sejak awal.
Dan yang menarik, badak memiliki 1 cula atau bisa juga 1 yang terbesar. Google menghabiskan waktu 6 tahun hanya untuk memperkuat serach engine, Facebook memanfaatkan waktu hanya untuk fokus pada social network.
Artinya, mereka fokus ada satu killer product-nya. Tanduk yang bahkan ratusan kali lebih kuat dari pesaingnya. Berbeda dengan tanduk unicorn yang rapuh dan tidak cukup kuat dalam pertarungan.