"Lalu, kalian tahu kan apa yang harus kalian lakukan?"
"Ya, kami lari ke loteng rumah untuk bersembunyi. Sembari menilik, apakah situasinya sudah aman."
"Tapi, kita jenuh bu jika harus melalukan ini hampir setiap hari."
"Kalian maunya apa?"
"Ibu sesekali di rumah dan mengamati gerak-geriknya. Biasanya ia lewat sini pada siang hari."
"Baiklah ibu akan melakukannya besok untuk kalian."
Selang beberapa waktu, malam pun tiba. Rembulan bulat berwarna kuning menyinari bumi dan bintang-bintang bertaburan menghiasi langit. Dari jendela loteng rumah, sesekali mereka melihat keelokan tersebut. Malam semakin larut dan mereka tidur bersama. Suatu malam, telinga ibu kucing yang peka, mendengar ada langkah seperti larian. Seketika, ibu kucing membuka matanya dan dilihatnya tante kucing tersebut. Sesegera, ia memarahi tante kucing dan mengusirnya. Tante kucing bergegas pergi. Tengah malam, ibu kucing mendengar suara gaduh di atas genting. Semuanya bangun dan pergi ke teras. Mengamati apa yang terjadi di atas genting. Ternyata, ada kejadian yang membuat mereka terkejut, kagum, sekaligus terpukau.Â
Seekor ular hijau dari hutan yang tak jauh dari desa tengah bertarung dengan tante kucing. Pertarungan mereka begitu sengit sampai pada akhirnya tante kucing berhasil menghabisinya. Tante kucing yang terluka segera diobati oleh ibu kucing dan anak-anaknya di dalam rumah. Tante kucing bercerita. Jadi, selama ini ular yang tadi sering ke rumahnya dan berniat untuk melahap anak-anaknya. Ia yang satu hari menciduk ular memutuskan untuk menjadi mata-mata demi menjaga anak-anak ibu kucing itu. Ular itu acap kali ke rumahnya, ketika ibu kucing pergi keluar. Tante kucing tinggal lumayan jauh dari rumah mereka. Ia sudah hapal dengan gelagat ular tersebut, karena ternyata ia pernah mengalaminya juga. Dulu, ia melihat kedua anaknya tewas dilahap oleh ular biadab itu. Usai kejadian, ia bolak balik dari desa ke kota untuk bela diri. Satu sisi, ia berhasil menghabisinya untuk balas dendam. Disisi lain, ia tak mau hal itu terjadi dengan kucing lainnya. Ibu kucing dan anak-anaknya meminta maaf kepada tante kucing karena telah menuduhnya yang macam-macam. Dari situ, hubungan mereka terjalin semakin akrab. Anak-anak kucing begitu terinspirasi dengan tante kucing.
Setahun kemudian, anak-anak kucing telah tumbuh dewasa dan mulai belajar bela diri di rumah tante kucing. Akhirnya, mereka bersama-sama melindungi desa dari ancaman musuh.
-TAMAT-Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H