Desa Mekar Wangi, yang terletak di Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, adalah potret nyata harmoni antara pertanian dan perekonomian lokal. Secara geografis, Desa Mekar Wangi terletak di selatan ibu kota dengan ketinggian + 700 mdpl, keadaan tanah datar, dan suhu udara diperkirakan 27 derajat celcius. Desa ini memiliki luas wilayah 287 hektar, dengan sebagian besar dimanfaatkan sebagai lahan persawahan seluas 215 hektar yang mampu menghasilkan padi dengan produktivitas mencapai 4,3 ton per hektar. Selain itu, terdapat 32 hektar lahan perkebunan yang menghasilkan mangga berkualitas tinggi hingga 20 ton per hektar.
"Kalau Mekar Wangi, kebanyakan petani pada olah padi, jagung, sama bonteng (timun)," ujar Bapak Nurhamad, selaku ketua Poktan Cihikeu (16/1/2025). Berkat kekayaan sumber daya alam tersebut, masyarakat Desa Mekar Wangi telah berhasil menciptakan sistem pertanian yang produktif dan berkelanjutan.
Sebagai desa agraris, mayoritas penduduknya terlibat langsung dalam kegiatan pertanian. Sebanyak 654 keluarga aktif mengelola lahan pertanian dan perkebunan. Hasil panen dipasarkan melalui koperasi unit desa (KUD), yang tidak hanya menstabilkan harga tetapi juga memastikan ketersediaan pasar bagi para petani. Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan infrastruktur pertanian yang memadai, termasuk sistem irigasi teknis yang mengairi 148 hektar sawah. Di sisi lain, Â ada dua belas kelompok tani, seperti GAPOKTAN MekarSaluyu, Poktan Babakan Peuteuy, Poktan Jeungjing, Pokan Jingkang, Poktan Kukulu, Poktan Terung, Poktan Pasirjengkol, Poktan Cariyu, Poktan Bantarmerak I, Poktan Bantarmerak II, Poktan Bantarmerak III, dan Poktan Cihikeu menjadi ujung tombak inovasi dan kolaborasi antarpetani.
Di bidang ekonomi, Desa Mekar Wangi menunjukkan perkembangan yang menjanjikan. Keberadaan pasar mingguan dan fasilitas umum lainnya, seperti lapangan olahraga seluas 2,3 hektar menjadi fondasi penting bagi aktivitas ekonomi masyarakat. Peran UMKM untuk perekonomian juga merupakan suatu kebanggaan dari desa. Salah satunya adalah UMKM Teh Elin. Tidak hanya sekedar nama yang dikenal di Desa Mekar Wangi, tetapi juga telah menjadi simbol pelestarian kuliner lokal.
UMKM Teh Elin berlokasi di Blok Kukulu, Desa Mekar Wangi. Menawarkan beragam makanan tradisional, seperti:
- Wiwingka: harga mulai dari Rp5000 -- Rp15000
- Lapis: harga dari Rp1000 dan Rp15000
- Adas: harga dari Rp1000 dan Rp15000
- Putu: harga dari Rp1000
- Bolu sarang semut: harga dari Rp30000, Rp35000, dan Rp40000
- Bolu jadul: harga dari Rp35000, Rp40000, dan Rp50000
- Uli: harga dari Rp1000
- Apem: harga dari Rp1000
- Papais: harga dari Rp1000
"Alhamdulillah banyak yang suka sama makanan yang saya buat. Setiap hari ada saja pesanan. Saya pasang di Facebook dan WhatsApp saya. Jadi ya tiap hari juga ngadonin (membuat pesanan)," ujar Ibu Elin, selaku pemilik UMKM Teh Elin (12/1/2025).
Tidak hanya fokus pada kualitas rasa, tetapi juga pada cara memproduksi produk-produk unggulan. Bahan-bahan yang digunakan juga berasal dari hasil pertanian, memastikan setiap produk memiliki rasa autentik sekaligus mendukung keberlanjutan ekonomi lokal.
UMKM Teh Elin tidak hanya menjadi roda penggerak ekonomi, tetapi juga sebagai cermin kemandirian dan kreativitas warga desa. Produk makanan yang dihasilkan tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menjadi bagian dari upaya menjaga identitas budaya lokal. Melalui UMKM Teh Elin, Desa Mekar Wangi menunjukkan bahwa pelestarian kuliner tradisional dapat berjalan beriringan dengan inovasi dan pengembangan ekonomi.
Potret Desa Mekar Wangi adalah gambaran nyata bagaimana manusia, alam, dan ekonomi dapat berjalan selaras untuk menciptakan masa depan yang lebih maju.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI