Pembahasan
Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim resmi meluncurkan nama baru dari kurikulum prototipe yang diberi  nama  Kurikulum  Merdeka.  Kurikulum  Merdeka  dikembangkan  sebagai  kerangka  kurikulum  yang  lebih luwes  serta  berpusat  pada  materi  mendasar  serta  mengembangkan  keunikan  dan  kemampuan  siswa. "Kemendikbud menyatakan ada 4 gagasan perubahan yang menunjang dengan adanya merdeka belajar program itu  berhubungan  dengan  Ujian  Berstandar  Nasional  (USBN), Ujian  Nasional  (UN), Rencana  Pelaksanaan Pembelajaran  (RPP),  dan  Peraturan  Penerimaan  Peserta  Didik  Baru  (PPDB)  Zonasi" (Mustagfiroh, 2020) (Saleh,  2020) (Marisa,  2021).  Kurikulum  yang  berdiri  sendiri  dirancang  untuk  mendukung  pemulihan pembelajaran dari pandemi COVID-19.Keleluasaan belajar bagi guru ataupun siswa lah yang ditekankan dalam merdeka belajar. "Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendefinisikan merdeka belajar sebagai sebuah proses  pembelajaran  yang  memberikan  keleluasaan  dan  wewenang  kepada  setiap  institusi  pendidikan  agar terbebas  dari  administrasi yang berbelit". "Asumsi utama merdeka belajar adalah pemberian kepercayaan kepada guru sehingga guru merasa merdeka dalam melaksanakan pembelajaran" (Koesoema,  2020)"Konsep kebijakan merdeka belajar ialah guru sebagai tenaga pendidik mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan mampu membangkitkan semangat belajar agar siswa tidak merasa terbebani oleh materi disampaikan guru" (Yusuf & Arfiansyah, 2021). Adapun Konsep Merdeka Belajar menurut pendapat (Sherly et al., 2020) "mengembalikan sistem pendidikan nasional kepada esensi undang-undang untuk memberikan kemerdekaan sekolah menginterpretasi kompetensi dasar kurikulum menjadi penilaian mereka". Untuk mencapai hal tersebut guru harus memiliki kecakapan dalam mengolah materi ajar dengan suasana yang menyenangkan dan memanfaatkan teknologi sebagai sumber belajar. Keberadaan sarana dan prasarana juga sangat menunjang terhadap keberhasilan implementasi penerapan Kurikulum  Merdeka. Sarana  dan prasarana  yang  lengkap  sangat  menunjang  terhadap pelaksanaan  Kurikulum  Merdeka  di  sekolah  terutama  dalam  ketersediaan  alat-alat  IT sebagai media pembelajaran.
Bentuk pembelajaran di dalam Kurikulum Merdeka pun dibuat dalam dua paket, yakni mata pelajaran pilihan dan mata pelajaran umum. Dimana paket mata pelajaran pilihan dipilih oleh siswa berdasar minat dan disesuaikan dengan hasil rapor kelas 10 dan mata pelajaran umum merupakan yang wajib diikuti oleh seluruh siswa dari kelas apapun. Bentuk dari paket mata pelajaran pilihan dan wajib dapat dilihat sesuai tabel berikut.
Â
Berdasarkan tabel diatas dan hasil wawancara kami bersama guru BK SMA Negeri 49 Jakarta kami dapat mengetahui bahwasanya sekolah ini menggunakan sistem paket dalam pembagian mata pelajaran sesuai masing-masing jurusan. Pemilihan jurusan ini juga sangat dipengaruhi dengan minat dan bakat para siswa. Selain itu dukungan dari orang tua dan juga konsultasi bersama guru BK sangat diperlukan demi menggali potensi para siswa. Dengan adanya penjurusan yang spesifik dalam Kurikulum Merdeka ini diharapkan kedepannya dapat menjadi bekal untuk masa depan para siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.Penjurusan kelas sesuai minat siswa ini dibagi menjadi 6 paket sesuai dengan pembelajaran peminatannya. Paket pertama yaitu mengambil mata pelajaran peminatan  Kimia, Biologi, Fisika dan Matematika lanjut. selanjutnya paket kedua yaitu Biologi, Kimia, Informatika dan Bahasa Prancis. paket ketiga yaitu Fisika, Matematika Lanjut, Informatika dan Bahasa Prancis. Paket keempat yaitu Kimia, Ekonomi, Sosiologi dan Bahasa Prancis. Selanjutnya paket kelima yaitu Geografi, Ekonomi, Biologi dan Bahasa Prancis. Terakhir yaitu paket keenam yang mengambil mata pelajaran peminatan Sosiologi, Ekonomi, Geografi dan Bahasa Prancis.
Dengan adanya penjurusan ini tentunya sekolah tidak mengesampingkan mata pelajaran wajib seperti yang ada pada tabel diatas yakni Pendidikan Agama, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Pancasila, Sejarah, dan Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Kurikulum Merdeka ini tidak mengesampingkan Pendidikan Agama karena kurikulum baru ini memberikan pengaruh yang cukup besar bagi pembelajaran Pendidikan Agama. Diantaranya, terkait dengan kolaborasi antar mata pelajaran. Dengan menggunakan pendekatan interdisipliner semacam ini, tentunya membuat perspektif siswa lebih terbuka dan meluas yang berguna untuk bekal menghadapi perkembangan dunia global. Juga adanya tantangan tersendiri bagi pendidik dan peserta didik.
Pembelajaran agama dan budi pekerti dalam Kurikulum Merdeka ditujukan untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik, agar mantap spiritual, berakhlak mulia, selalu menjadikan kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan dalam hidupnya. Kemudian membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia, akidah yang benar, syariat, dan perkembangan sejarah peradaban, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsip-prinsip agama masing-masing dalam berfikir sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambil keputusan.Selain itu, juga mengonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisis perbedaan pendapat, sehingga berperilaku moderat dan terhindar dari radikalisme ataupun liberalisme; membimbing peserta didik agar menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan menumbuhkan rasa tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi; serta membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan, sehingga dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan, persaudaraan seagama, dan juga persaudaraan sebangsa serta senegara dengan segenap kebhinekaan agama, suku, dan budayanya. Dimana hal ini sangat berpengaruh kedepannya kepada masa depan para siswa. Adanya Kurikulum Merdeka memberikan harapan besar bagi lembaga pendidikan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan mutu pendidikan di lembaganya. Dengan ini, melatih peserta didik dibawah pengawasan guru Pendidikan Agama untuk senantiasa berpikir kritis hingga diharapkan peserta didik bisa memiliki pemikiran yang lebih matang, lebih bijak, lebih cermat, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama itu sendiri.
Berdasarkan aspek bela negara dan pendidikan pancasila, Kurikulum Merdeka ini bertujuan untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang sadar akan peran dan tanggung jawab mereka dalam masyarakat dan negara. Hal ini membantu mereka menjadi anggota masyarakat yang berkontribusi secara positif dan bertanggung jawab terhadap pembangunan dan kemajuan negara mereka. Sistem pendidikan yang baik akan menciptakan SDM yang unggul dan mendorong suatu negara menjadi maju. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara maka negara tersebut semakin maju, terutama dalam kualitas SDM. Sebaliknya semakin rendah kualitas sistem pendidikan suatu negara maka negara tersebut akan terbelakang. Dengan adanya Kurikulum Merdeka, para siswa didorong dan dapat menjadi cerminan pelajar pancasila yang kreatif, bertanggung jawab, bernalar kritis, dan sadar akan pentingnya gotong royong.
Penutup
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa penjurusan dalam Kurikulum Merdeka membawa banyak perubahan dari kurikulum sebelumnya. Pengaplikasian Kurikulum Merdeka memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam Kurikulum Merdeka, siswa-siswi lebih banyak terlibat dalam proyek kelompok. Para siswa juga dituntut untuk membuat proyek dalam kelompok yang mengharuskan mereka untuk kreatif dan inovatif sehingga para siswa dapat lebih belajar dalam menjalin kerja sama yang baik dalam tim dan membuat kreasi yang berbeda. Namun dengan lebih banyaknya proyek di dalam Kurikulum Merdeka ini, beberapa siswa merasa keberatan secara ekonomi untuk membeli peralatan ataupun perlengkapan proyek sehingga membuat pengeluaran mereka bertambah. Pengajaran yang dilakukan oleh guru pun juga mulai mengedepankan penggunaan iptek, sehingga para siswa merasa lebih mahir dalam penggunaan iptek dan pengaksesan informasi dan pembelajaran pun menjadi lebih mudah. Siswa merasa lebih mudah mengejar minat dan bakat mereka, karena tidak diharuskan mempelajari mata. Para siswa merasa bahwa spesifikasi penjurusan dalam Kurikulum Merdeka cukup efektif dalam mempersiapkan mereka menghadapi dunia kerja maupun perguruan tinggi. Mereka merasa bahwa proyek dalam Kurikulum Merdeka dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan bekerja sama dalam tim, yang merupakan poin penting dalam menghadapi dunia kerja. Selain itu, penjurusan yang lebih spesifik dapat membantu para siswa lebih terarah dalam mencapai cita-cita mereka dan tidak merasa terbebani dengan mata pelajaran yang tidak relevan dengan cita-citanya.
Pengungkapan
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para narasumber yaitu Ibu Suryanti S.Pd, dan siswa-siswi SMAN 49 Jakarta yang telah meluangkan waktunya dan memberikan wawasan dan  pendapat yang berharga dalam penelitian ini. Dan juga kami ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sekelompok yang sudah bekerja keras, bekerjasama dengan baik dan masing-masing berkontribusi dalam menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Mulyadi, SH, MH.
2. Bapak Drs. Subakdi, MM.
3. Bapak Hasan Basri S.Sy.M.Pd.I
4. Bapak Ronald Manalu, S.Th, MA
5. Ibu  Rerin Maulinda, S.Pd., M.Pd.
yang memberikan pembimbingan, masukan dan saran yang konstruktif untuk kami yang sangat berharga dan membantu dalam penelitian yang kami lakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H