Walaupun praktik co-living ini sangat efisien dari segi ekonomi, beberapa dari kita masih sulit untuk menerima kebiasaan hidup bersama orang lain. Belum lagi apabila ada rekan kita yang memiliki suatu kebiasaan buruk, seperti malas membersihkan rumah, memiliki sifat yang buruk terhadap orang lain, dan lain sebagainya. Kemudian, bagi kita yang sangat menginginkan privasi, hal tersebut tidak dapat tercapai karena dalam co-living space, privasi kita tentunya akan berkurang. Marini Mahadewi, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta berpendapat "Banyak pertimbangan, di satu sisi saya menolak karena tidak nyaman tinggal bersama orang asing yang tidak kita ketahui karakternya, tapi di sisi lain, co-living ini lumayan untuk mahasiswa karena dapat menekan living cost."
2. Keamanan Berkurang
Co-living space berarti kamu berbagi ruang hidup dengan orang lain. Artinya, orang lain akan lebih mudah mengakses barang-barang pribadimu ditambah kamu tinggal bersama orang-orang yang belum kamu ketahui latar belakangnya ini. Hal inilah yang menjadi salah satu concern anak muda untuk menjalani praktik co-living. Banyak di antara anak muda yang merasa takut melakukan co-living dikarenakan masalah keamanan. Mereka takut orang-orang yang berbagi ruang hidup bersama mereka memutuskan untuk mengkhianati mereka, seperti mencuri atau merusak barang-barang berharga mereka. Jadi, apabila kamu sangat menginginkan lifestyle co-living tapi masih memiliki kekhawatiran seperti ini, ada baiknya kamu melakukan riset lebih jauh untuk sebuah co-living space yang memiliki regulasi yang baik apabila terjadi masalah seperti ini.Â
Co-living space merupakan konsep yang sangat pas untuk generasi muda karena sifatnya yang praktis, terbuka, dan kebersamaan sehingga memudahkan mereka untuk berkolaborasi, membangun relasi, dan berkembang sebagai individu. Selain itu, Co-living space merupakan pilihan yang sangat tepat bagi kamu yang mengkhawatirkan masalah finansial. Namun, dalam memilih sebuah co-living space, kamu harus mempertimbangkan segala kekurangannya. Apakah kamu mau mengambil risiko bertemu rekan serumah yang memiliki kebiasaan buruk?  Apakah kamu dapat menerima fakta bahwa waktu privasimu akan berkurang?Â
Informasi-informasi mengenai co-living di atas, dapat menjadi pertimbanganmu dalam memutuskan untuk menjalani praktik co-living space atau tidak, dan juga dalam memilih sebuah co-living space yang tepat, baik, dan aman bagi dirimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H