Mohon tunggu...
Ruslan Effendi
Ruslan Effendi Mohon Tunggu... Akuntan - Pemerhati Anggaran, Politik Ekonomi, Bahasa

Penulis pada International Journal of Public Administration

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengapa Wacana The Godfather Ini Tidak Disarankan?

19 November 2020   22:31 Diperbarui: 19 November 2020   22:47 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foucault from Willa Holt | mcgilldaily.com

Ruth Wodak, ahli bahasa Austria pada Universitas Lancaster, menjuluki Michel Foucault sebagai salah satu the Godfather dalam analisis wacana kritis. Sedangkan Norman Fairclough (NF), ahli bahasa Austria pada Universitas yang sama menganggap Michel Foucault sebagai seorang ahli teori sosial yang telah memiliki pengaruh besar dalam pengembangan analisis wacana sebagai bentuk analisis sosial. 

Namun ada konsep Foucault yang tidak disarankan oleh NF untuk diikuti, yaitu konsep wacana kritis ini. Berikut beberapa alasan yang saya lihat pada buku Norman Fairclough, "Discourse and Social Change" tahun 1992.

Apa wacana yang ditawarkan oleh Michel Foucault ini. Dalam bukunya The Archaeology of Knowledge, Foucault menyatakan:

Wacana, setidak-tidaknya seperti yang dianalisis oleh arkeologi, dalam tataran positivismenya bukanlah kesadaran yang mewujudkan proyeknya dalam bentuk  luar bahasa (langage);),); ini bukan bahasa (langue),), ditambah subjek utk berbicara dengannya. Ini adalah praktik yang memiliki bentuk  urutan dan suksesi sendiri.

Pendekatan Wacana Foucault ini oleh para ilmuwan sosial disebut sebagai model, lebih abstrak. Ini menjadi alasan pertama NF untuk tidak menggunakan pendekatan Foucault. Sebaliknya NF menawarkan analisis yang dia sebut Textually-Oriented Discourse Analysis (TODA). 

Toda menurutnya dapat  mengarah pada analisis sosial yang lebih  memuaskan. Alasan kedua bahwa pengembangan pendekatan analisis wacana yang secara  teoritis memadai serta secara praktis dapat digunakan membutuhkan sintesis analisis wacana yang  berorientasi linguistik dan  wawasan teori sosial terkini tentang bahasa dan wacana.

Terdapat dua hal hubungan TODA dan Wacana Foucault:

 1. Pengabaiannya terhadap  Analisis  Tekstual

NF tidak menyarankan pengurangan DA menjadi analisis tekstual atau linguistik saja, tetapi juga menganalisisnya pada tiga dimensi. NF mengomentari tentang konsepsi kekuasaan yang dituduh membesar-besarkan sejauh mana mayoritas orang dimanipulasi oleh kekuasaan; ia dituduh tidak memberikan bobot yang cukup pada praktik kontestasi, pergulatan antara kekuatan sosial. 

NF menjelaskan bahwa Foucault sebenarnya tidak mengabaikan hal-hal seperti itu karena dlm buku The Archaeology of Knowledge, dia tertarik pada perubahan. Misalnya perubahan berkaitan dengan istilah  wacana terbalik/reverse discourse' para homoseksualitas yang mulai bersuara karena definisi medis yang berkaitan dengan identitasnya.

Singkatnya, apa yang hilang dari Foucault adalah bahwa praktik memiliki sifat-sifatnya yang (i) tidak dapat direduksi menjadi implementasi struktur '(ii) menyiratkan bahwa bagaimana gambaran struktur dalam praktik tidak dapat diasumsikan, tetapi harus  ditentukan; dan (iii) pada akhirnya membantu membentuk struktur.

Padahal menurut NF struktur diproduksi tetapi juga diubah dalam praktik. Kemudian apa outcome nya? NF menjelaskan bahwa struktur direproduksi atau diubah bergantung pada keadaan hubungan, 'keseimbangan kekuasaan', antara mereka yang berjuang dalam domain praktik yang berkelanjutan secara terpisah, seperti  'sekolah atau tempat kerja. 

Fokus yg terlalu besar pada struktur sama saja dg mementingkan perspektif sepihak berkenaan dg perjuangan ini - perspektif yg kuat, dari mrk yg masalahnya adalah menjaga tatanan sosial & mempertahankan dominasi.  NF memandang konseptualisasi Gramscian tentang kekuasaan dlm istilah hegemoni lebih unggul daripada konsep Foucault tentang kekuasaan dalam menghindari ketiakseimbangan tersebut.

 2. Sifat konstitutif  dari wacana

NF menerima baik 'objek' & subjek sosial dibentuk oleh praktik-praktik  diskursif, namun menurutnya, 'objek' & subjek' itu pasti terjadi dalam realitas material yang dilembagakan, dengan 'objek' & subjek sosial yang telah dibentuk sebelumnya atau istilahnya preconstituted. Jadi merupakan dialektika. 

Praktik diskursif bergantung pada bagaimana ia berinteraksi dengan  realitas yang telah  dibentuk sebelumnya. Dalam interaksi ini, maka berguna untuk menggunakan istilah 'merujuk ('referring' )' dan 'menandakan ('signifying')', jadi:

Wacana mencakup referensi ke objek yang telah dibentuk sebelumnya, serta penandaan objek yang kreatif dan  konstitutif. Di sini sekali lagi, analisis praktik nyata & teks nyata adalah koreksi penting untuk pernyataan berlebihan Foucault tentang efek konstitutif Wacana. 

Intinya bahwa subjek sosial tidak hanya diposisikan secara pasif tetapi juga bertindak, sebagai agen dan di antara hal-hal lain, menghubungkan mereka dengan berbagai jenis wacana.

Demikian, semoga bermanfaat

RE

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun