Mohon tunggu...
Cakra Yudi Putra
Cakra Yudi Putra Mohon Tunggu... Konsultan - Direktur Kemitraan Total Politik

Lebih dari lima tahun sebagai praktisi sektor publik di bidang keuangan dan pemerintahan, saat ini sedang menempuh studi Magister Ekonomi di program studi Perencanaan Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan Universitas Indonesia. Fokus penelitian pada isu ekonomi politik, ekonomi kesehatan, dan sosial politik. Melalui Total Politik, Cakra melakukan advokasi isu kebijakan publik dan membuka ruang seluas-luasnya untuk diskusi dan partisipasi politik pada berbagai level.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Gibran di Antara Iblis dan Malaikat Dinasti Politik

25 November 2023   19:58 Diperbarui: 25 November 2023   19:58 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Move on dari ketakutan masa lalu

Pun betapa banyak dari kita hari ini mengutuk pemerintahan otoriter dan dinasti politik yang terjadi pada Era Orde Baru, tetap tidak bisa menyangkal bagaimana kebijakan yang dijalankan oleh Presiden Soeharto telah banyak meletakkan batu pondasi pembangunan Indonesia sampai hari ini. 

Dengan segala kritik dan konsekuensi yang buruk dari pusat kekuatan yang tersentralisasi hanya pada segelintir kelompok kepentingan pada rezim otoriter Orde Baru, pada akhirnya, apa yang dinikmati banyak masyarakat pada hari ini tak bisa kita lepaskan dari akumulasi manfaat pembangunan sumber daya manusia serta transformasi struktur ekonomi agrikultur dan industri yang berdampak pada peningkatan signifikan indikator makroekonomi Orde Baru. Sampai Bank Dunia saja menyebutnya dengan “keajaiban ekonomi” untuk Indonesia.

Kita harus percaya diri bahwa dengan era demokrasi saat ini memberikan kekuatan kepada masyarakat untuk menjadi juri terakhir dari semua bentuk kontestasi politik. Masyarakat telah terbukti dapat menang melawan berbagai calon kepala daerah dinasti politik yang telah ada, karena merasa sosoknya tidak relevan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Kita adalah penentu untuk siapa yang dapat mengampu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun