7. Investasi Pada Energi Terbarukan
Potensi geothermal diperkirakan akan mencapai 27 GW dibanding kapasitas terpasang saat ini yang sekitar 1 GW, sedangkan potensi yang belum dimanfaatkan pada hidro di Indonesia sekitar 70 GW. Tenaga surya memiliki potensi yang lebih rendah, namun masih menjanjikan, khususnya di Indonesia bagian timur.
Sejumlah teknologi ini, termasuk biomassa, masih membutuhkan pengembangan teknologi lebih lanjut sebelum mencapai tingkat ekonomis (economically viable). Energi terbarukan lain seperti tenaga surya masih belum kompetitif dalam skala besar dan untuk mencapai paritas grid (grid parity), namun bisa menjadi pilihan ekonomis untuk pembangkit listrik yang tersebar dibandingkan dengan bahan bakar minyak dan distilat yang sangat mahal (keduanya memiliki biaya energi yang disetarakan di kisaran 2.300 - 2.500 Rupiah/kilowatt).
Energi geothermal telah kompetitif di beberapa kawasan, namun kenaikan tarif atas kebutuhan geothermal perlu disepakati guna memberi insentif kepada produsen hulu untuk berinvestasi, dan perlu dibarengi juga dengan upaya percepatan lisensi dan perizinan. Guna mendorong adopsi teknologi energi terbarukan secara aktif, pemerintah dapat memperkenalkan feed-in-tariffper wilayah dan mempercepat penerbitan lisensi dan perizinan.
8. Investasi Pada Gas Untuk Transportasi
Hal ini telah berhasil diimplementasikan di beberapa kota di Asia, termasuk New Delhi, Mumbai, dan Bangkok. Di Indonesia, hal ini akan membutuhkan pendekatan terpadu yang menggabungkan beberapa elemen diantaranya:
- Insentif ekonomi bagi konsumen, produsen, dan pemasar, yaitu diperlukannya penentuan harga optimal untuk solar agar konsumen dapat memulihkan investasi yang mereka keluarkan dengan mengonversi kendaraan dalam kurun waktu 12 bulan;
- Produsen dan pemasok mendapatkan laba investasi yang memadai;
- Pemasar mendapatkan margin yang sesuai;
- Dukungan peraturan yang mewajibkan kendaraan transportasi untuk beralih menggunakan CNG; dan
- Menyiapkan infrastruktur penting yang memungkinkan pemasangan converter kitdan pompa bensin untuk mengisi bahan bakar di lokasi yang mudah terjangkau.
Indonesia juga perlu mematok target untuk mengonversi sekitar 250.000 kendaraan umum dalam lima tahun mendatang. Diperkirakan langkah ini dapat menghemat subsidi negara hingga $2 miliar.
9. Mempromosikan Kendaraan Listrik Di Kota-Kota Besar