Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Indonesia Sepatutnya Kuat di Sektor Energi

31 Agustus 2017   17:08 Diperbarui: 31 Agustus 2017   17:24 3300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: http://beritainternusa.com/
Sumber: http://beritainternusa.com/
Indonesia pernah menjadi pelopor ekspor Liquefied Natural Gas (LNG) di era 1970-an dan memproduksi gas yang melebihi kebutuhan pasar dalam negerinya. Indonesia terus melanjutkan ekspor LNG dari fasilitas LNG yang terkenal, seperti Arun, Bontang, dan Tangguh. Apabila melihat kedepan, proyek-proyek utama Hulu di Indonesia juga berada pada sektor gas, seperti misalnya, Donggi Senoro Indonesia Deepwater Development(IDD), Jangkrik, dan Masela.

Gas alam jelas memiliki peran penting untuk masa depan energi Indonesia. Selama dua dekade terakhir, tidak ada ladang gas darat (onshore) baru yang secara signifikan telah dikembangkan untuk menggantikan ladang gas yang menurun produksinya di Jawa Barat, Sumatera Tengah dan Selatan. Sementara itu gas alam diproduksi di Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Saat ini gas tersebut tidak dapat memasok kebutuhan di Pulau Jawa karena kurangnya infrastruktur transmisi termasuk defisit jaringan pipa dan terminal regasifikasi. Sejalan dengan menurunnya sumber gas lokal di Jawa dan Sumatera Selatan, Indonesia akan membutuhkan infrastruktur regasifikasi LNG baru di Jawa dan Bali, bersama dengan jalur pipa transmisi untuk menghubungkan pasar utama di Jawa dengan sumber gas di Indonesia bagian timur. Untuk memenuhi semua ini, investasi yang dibutuhkan akan mencapai sekitar $2 miliar.

Mengakselerasi 'cetak biru infrastruktur gas' untuk Indonesia harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah.

5. Memperbarui Kilang Lama Secepat Mungkin

Sumber: https://www.merdeka.com
Sumber: https://www.merdeka.com
Lima kilang minyak dan gas utama Indonesia mengalami kerugian sekitar $1 miliar per tahun mengacu pada harga pasar saat ini. Seandainya kilang-kilang ini dioperasikan dengan sempurnapun, kelima kilang tersebut masih akan mengalami kerugian dengan nilai yang hampir sama. Penyebabnya adalah konfigurasi teknis kilang tersebut pada saat dibangun yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi Indonesia pada saat ini.

Sejumlah faktor seperti usia kilang, teknologi yang masih sederhana, dan fakta bahwa kilang didesain pada saat itu untuk minyak mentah Indonesia yang berupa sweet and light crude oil, konfigurasi kilang-kilang ini tidak lagi sesuai untuk memenuhi kebutuhan saat ini. Alhasil, harga bensin dan diesel dari kilang-kilang tersebut jauh lebih mahal untuk diproduksi dibandingkan dengan harga produk impor.

Pembaharuan kilang yang ada lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan alternatif untuk membangun kilang baru. Hal ini berpotensi meningkatkan produksi bensin dan solar dua hingga tiga kali lebih besar untuk investasi yang sama. Keuntungan ekonominya akan jauh lebih tinggi daripada proyek greenfieldkarena memanfaatkan infrastruktur dan lahan yang sudah ada. Pembaharuan ini memiliki potensi untuk menjadi proyek yang bernilai sangat tinggi bagi negara. Selain itu, terdapat pula potensi untuk menggandakan pasokan bahan bakar minyak (BBM) domestik.

6. Meningkatkan Mutu Jaringan Distribusi Bahan Bakar

Sumber: http://forum.liputan6.com
Sumber: http://forum.liputan6.com
Indonesia memiliki salah satu rantai pasokan produk bahan bakar yang paling kompleks di dunia karena kondisi geografis (negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau) dan sebaran penduduknya. Negara juga bergantung pada impor bahan bakar jadi dari pasar regional dan kemungkinan akan terus membutuhkan impor di tahun-tahun mendatang. Indonesia dirasa perlu melakukan investasi secara agresif untuk meningkatkan jaringan infrastruktur bahan bakar, serta fasilitas penyimpanan dan armada tanker demi memastikan keandalan dan efisiensi pasokannya.

Dengan latar belakang tersebut, Indonesia perlu mempertimbangkan tiga hal yaitu:

  1. Melakukan investasi dalam peningkatan kapasitas penyimpanan guna memperoleh keuntungan dari peluang blendingdantrading; dan pada saat yang bersamaan juga mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga;
  2. Meneruskan penggunaan teknologi canggih seperti gantry otomatis yang memiliki throughputtinggi, serta manajeman operasi terpusat dengan data real-time;
  3. Mengambil keuntungan dari lokasi geografis dan menjadi pusat alih muatan (trans-shipment hub) dan perdagangan migas, mengikuti jejak Singapura dan Johor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun