Mohon tunggu...
Kamaluddin
Kamaluddin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Pasca Sarjana Ekonomi Trisakti dan Sekertaris Wilayah Forum Santri Nasional Sulawesi Tenggara

Memanusiakan Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Radikalisme Islam atau Islam Radikal

19 Februari 2020   20:09 Diperbarui: 17 Juni 2021   07:59 5084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam merupakan sebuah agama yang dibawa oleh Muhammad SAW yang disebarkan mulai dari jazirah arab sampe kesuluruh penjuru dunia. Sehingga membuat Islam menjadi agama terbesar disuluruh dunia. 

Namun ada sebuah fakta yang mengejutkan, ada sebuah label yang diberikan kepada agama yang dibawa oleh Muhammad SAW Yakni "Islam Radikal" yang tak tau kapan label itu ada dan siapa yang membuat label itu, padahal jikalau dilihat Muhammad SAW menyebarkan dan mengajarkan Islam dengan santun dan lemah lembut.  

Oleh sebab itu saya akan membahas persoalan tersebut,  jangan sampe label "Islam Radikal" merupakan sebuah kekeliruan atau label yang betul adalah "Radikalisme Islam". Jadi,  saya akan membahasnya satu persatu dimulai dari apa itu islam sampe kita bisa menyimpulkan Radikalisme Islam atau Islam Radikal.  

Pertama, Pengertian Islam

Jika kita mau berbicara mengenai Islam tidak lepas dari kata agama, karena Islam merupakan salah satu agama samawi yang diturunkan melalui wahyu. Agama menurut bahasa adalah Ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia manusia dan lingkungan (KBBI). Sehingga dalam mendefinisikan sebuah agama selalu ada perbedaan karena setiap agama mengandung sebuah subjektifitas dalam memahaminya sehingga hal itulah yang membuatnya defenisi agama berbeda.

Baca juga: Faktor-faktor Penyebab Munculnya Paham Radikalisme di Kalangan Mahasiswa

Agama dan din memiliki arti yang berbeda-berbeda secara epistemologi namun memiliki makna yang sama secara termenologi, agama secara garis besar dibedakan menjadi dua bagian yakni: 

Pertama, Agama Thabii. Agama yang berasal dari Bumi, Filsafat, Budaya, Natural Religion, Dinu 't-Thabii, Dinul Ardhi. 

Kedua, agama Samawi. Agama yang berasal dari langit, Agama Wahyu, Agama Profetif, Revealed, Relegion, Dinu's-Samawi.

Islam jika dikaji dari segi sejarah adalah semua ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi, rosul-rosul yang diutus oleh Allah SWT.  Sedangkan jika dilihat dari segi bahasa atau etimologi,  berasal dari bahasa Arab yaitu dari "aslama -- yaslimu - islaman" yang berarti selamat, sentosa, berserah diri, taat, patuh dan tunduk. Sehingga jika dijabarkan ke dalam beberapa bagian islam memiliki beberapa pengertian jikalau ditinjau dari segi bahasanya tadi.

  1. Islam berasal dari kata salm' yang memiliki arti damai. Sebagaimana dalam surat Al Anfal Ayat 61 yang artinya "Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui".
  2. Islam berasal dari kata aslama' yang berarti menyerah. Sehingga umat islam merupakan umat yang secara ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Annisa Ayat 125 yang artinya "Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya".
  3. Islam berasal dari kata saliim'  yang memiliki arti bersih dan suci. Maksud dari bersih dan suci dalam pengertian itu adalah umat islam haru memiliki jiwa yang bersih dan suci sehingga dia mampu menyadap tuhannya dengan kebersihan hati dan kesucian hati.  Sebagaimana firman Allah "Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (QS. Asy-Syu'ara: 89).
  4. Islam berasal dari 'salam' yang berarti selamat dan sejahtera. Maksudnya adalah islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada keselamatan dan kesejahteraan. Karena Islam memberikan kesejahteraan dan juga keselamatan pada setiap insan atau manusia. Sebagaiamana firman Allah "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku." (QS. Maryam: 47).
    Itulah pengertian Islam jika dikaji berdasarkan bahasa, sedangkan jika berdasarkan epistemologi islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai rosul  (Prof. Harun Nasution). 

Beda lagi jikalau menurut M. Yatimin Abdullah dalam bukunya Islam Kontemporer Menurutnya islam adalah Mengacuh pada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT, bukan berasal dari manusia.

Baca juga: Pancasila, Kunci Menumbuhkan Toleransi dan Senjata Ampuh Membungkam Radikalisme

Islam yang merupakan agama terakhir memiliki di dunia ini, sehingga membuat islam memiliki karakteristik sendiri yang membedakan islam dengan agama-agama yang lain. Menurut Syaikh Yusuf Qordawi dalam bukunya yang berjudul Al Khashaa'ishu Al 'aammah lil Islam mengatakan bahwa islam memiliki karakteristik:

  1. Rabbaniiyyah. Maksud dari Rabbaniiyah berarti islam merupakan agama yang bersumber dari Allah, bukan dari manusia, oleh karena itu agama islam sangat terjamin kemurniannya sebagaimana Allah menjamin kemurnian Alquran.
  2. Insaniyyah. Maksud dari kata Insaniyyah adalah bahwa islam merupakan agama yang diturunkan Allah untuk umat manusia,  sehingga membuat islam sangat cocok dengan fitrah manusia itu sendiri dengan kata lain tidak ada satupun ajaran islam yang bertentangan dengan manusia.
  3. Syumuliyah. Syumuliyah  menandakan bahwa islam merupakan agama yang lengkap, yang membahas semua aspek kehidupan manusia, baik dari hal terkecil hingga hal terbesar.
  4. Al Wasathaniyah. Wasathaniyah adalah seimbang, hal ini menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang seimbang, seimbang dalam beramal, baik yang menyangkut pada persoalan jasmani dan akal pikiran maupun rohani.  
  5.  Al Waqi'iyyah. Al Waqi'iyyah artinya adalah realistis, hal ini sudah menunjukkan bahwa islam adalah agama yang dapat diamalkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.  
  6. Al Wudhuh. Al Wudhuh artinya jelas,  maksudnya ajaran islam itu sangat jelas dalam hal konsep dam sumber-sumber hukumnya sehingga membuat umatnya tidak bingung dalam hal memahami sesuatu untuk diamalkan.
  7. Al Jam'u Baina Ats Tsabat Wa Al Murunnah artinya dalam ajaran islam terdapat sebuah ajaran yang permanen dan fleksibel. Sehinga hal tersebut membuat umatnya dengan mudah untuk mengamalkan ajaran islam.

Kedua, Pengertian Radikal dan Radikalisme

Radikal dan Radikalisem memiliki pengertian yang berbeda, pertama kita bisa lihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Radikal Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata "radikal" memiliki tiga pengertian. (1) secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip); (2), amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan); dan (3), maju dalam berpikir atau bertindak.

Sedangkan pengertian Radikalisme dalam KBBI memiliki tiga pengertian. Pertama, paham atau aliran yang radikal dalam politik; Kedua, paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis; Ketiga, sikap ekstrem dalam aliran politik. Secara pengertian dalam KBBI antara Radikal dan Radikalisme sudah memiliki arti yang berbeda, bagaimana jika kita melihat asal usul kata radikal dan radikalisme.

Paul McLaughllin dalam bukunya, Radicalism: A Philosophical Study, nilai positif dalam radikalisme adalah mendukung kemajuan sosial (progresif). Namun, pada perkembangannya, istilah ini menjadi ambigu. Sehingga hal tersebut membuat citra 'radikalisme' terbelah. Ada yang menggap bahwa radikalisme itu menarik tapi ada juga yang menggapa itu menjijikkan, dan ada juga yang mengatakan radikalisme itu mengandung harapan, namun ada juga yang mengandung ketakutan.

Baca juga: Pancasila dan Ideologi Transnasional Radikal

Secara etimologis, kata radikal berasal dari bahasa Latin klasik, yakni "radix", artinya akar dalam tumbuhan. Pada perkembangannya radikal berarti berkenaan dengan hal yang paling asli, paling utama, dan yang paling mendasar atau fundamental serta radikal berkenaan dengan cara memahami suatu persoalan. 

Sedangkan menurut Karl Marx  radikal adalah memahami sampai ke akar-akarnya. Memahami sampai ke akar-akarnya berarti memahami masalah manusia yang konkret yakni ekonomi dan politik. Bukan hanya dalam cara memahami sebuah masalah, radikal juga memiliki makna aksi politik. Akan tetapi makna radikal mengalami berubahan setelah Abad ke 17 menjadi aksi menuntut perubahan mendasar.

Radikalisme menurut McLaughllin memiliki beberapa ciri: Pertama, radikalisme berciri utopis, yakni mendambakan sistem sosial-politik yang sempurna seperti sebuah khayalan. Kedua, bersifat ekstrem dalam aksinya. Makna ekstrem itu sendiri memiliki dua pengertian. (a) ekstrem berarti tidak mengambil posisi di tengah-tengah dalam spektrum politik, alias bukan moderat atau sentris. (b) ekstrem berarti menggunakan cara-cara kekerasan.

Jika kita melihat pengertian tentang islam, Radikal dan Radikalisme maka kata yang tepat adalah Radikalisme Islam bukan Islam Radikal. Sebab radikal adalah pemahaman yang baik yakni memahami sesuatu sampe akar-akarnya atau berfikir maju sehingga jika disangkutkan dengan islam, berarti memahami islam sampai akar-akarnya sehingga mampu membuat seseorang itu bersikap toleran, moderat, adil, berimbang. 

Karena islam selalu megajarkan kedamaian, keselamatan, menghargai dan mencinta umat manusia tanpa melihat latar belakangnya atau biasa disebut dengan agama rahmatan lil alamin, sehingga bisa kita pastikan bahwa islam sangat menantang aksi-aksi kekerasan. Sedangkan Radikalisme selalu berkaitan dengan kekerasan dan memaksakan untuk merubah sesuatu dengan cara-cara ekstrem dengan menggunakan nama agama yakni agama islam. 

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Syaikh Yusuf Qardawi yang merupakan seorang mufti, mujtahid yang mengatakan bahwa radikalisme adalah sikap fanatik kepada satu pendapat serta menegasikan pendapat orang lain, abai terhadap historitas islam, tidak dialogis dan harfiah dalam memahami taks agama tanpa mempertimbangkan tujuan esensial syariat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun