Gadis kecil itu kaget luar biasa melihat seekor kecoa yang melintas di depan kakinya. Dia segera berlari menjauh, tapi kecoa tetap seolah berlari mengikutinya.
Meski sudah berusaha mengusir dengan kaki, tapi kecoa itu tetap tak mau pergi hingga akhirnya gadis kecil itu melompat ke atas kursi dan berteriak ketakutan.
Mendengar teriakan adiknya yang takut kecoa, kakak yang sedari tadi bermain berlari mengambil sapu dan berusaha mengusir kecoa itu dengan sapu, tapi sayang usaha kakak tak berhasil, justru kecoa itu berlari mendekati kakak.
Kemudian kakak melempar sapu yang dia pegang ke arah kecoa, lagi-lagi usaha terakhir ini pun tak berhasil.
Ayah yang memperhatikan kejadian itu tersenyum sambil minum kopi. Lalu ayah mendekati kecoa itu dari belakang dan menyentil kecoa itu dengan jari. Kecoa pun terpental membentur tembok dan tak bangun.
Kakak segera memeluk ayah karena bahaya telah pergi. Merasa sudah aman, adik pun segera turun dari kursi dan ikut memeluk ayah.
Selesai
-----------------------
Kisah biasa pun bisa menjadi action, horor, bahkan drama romantis.
Banyak pula kisah sederhana yang mampu menyulut emosi, melemahkan kekuatan, menguatkan kelemahan, menebar kebencian, menutup kebaikan, atau mengarahkan sebuah keberpihakan.
Iswanto.,
Titik koma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H