Mohon tunggu...
Iswanto
Iswanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Pesanan

8 April 2017   18:26 Diperbarui: 9 April 2017   02:00 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah dari mana datangnya, makhluk seram itu hadir tiba-tiba. Wajahnya kaku, matanya merah menyala, tubuhnya penuh goresan kesadisan. Keberanian telah memutus urat takutnya, ilmu kebal telah menghilangkan rasa sakitnya. Ia adalah titisan setan yang lahir dari lorong kegelapan di sudut neraka.

Gadis itu mulai kewalahan dengan serangan yang datang bertubi-tubi, gerakannya lebih terlihat menghindar daripada menyerang balik, wajahnya berubah pucat bercampur takut, berasa sudah tak tahan akhirnya dia menjerit keras saat makhluk jahanam itu berhasil menjamah kakinya.

Rasa perih menjalari kaki gadis itu, mengalir memasuki darah hingga ke ubun-ubun, sekujur tubuhnya tiba-tiba merinding menahan perih yang luar biasa. Menggunakan tenaga yang tersisa, gadis itu sekuatnya melompat ke atas bukit menyelamatkan diri. Benar saja, makhluk itu tampak kesulitan mengejar, bukannya pergi, makhluk itu justru berlari mengelilingi bukit berusaha mencari tempat yang bisa didaki.

Merasa terancam dan tak berdaya, gadis itu berteriak keras meminta bantuan. Suaranya menggema terpantul oleh tebing-tebing cadas kering. Gadis itu pun terduduk lemas sambil menahan nyeri di sekujur tubuh.

Tak lama berselang, tampak seorang pemuda gagah menghunus pedang berlari di bawah bukit menyambut teriakan gadis itu, pemuda itupun segera mengerti maksud teriakan yang barusan terdengar, dengan berani pemuda itu menghadang makhluk menakutkan di depannya.

Merasa mendapat lawan baru, makhluk mengerikan itu pun segera menyerang dan pertarungan sengit pun tak terhindarkan. Pemuda itu tampak mahir memainkan pedangnya untuk membela diri dan menyerang balik, namun sayang, tak ada satupun sabetan pedangnya yang mengenai makhluk itu. Justru sebaliknya, makhluk jahat itu berhasil mendesak pemuda itu dengan serangan yang mematikan.

Sementara dari atas bukit, gadis yang meminta pertolongan itu terlihat cemas dengan kondisi pemuda yang mulai terdedak oleh serangan musuhnya.

Pemuda itu mulai kehabisan tenaga, ada perasaan putus asah dalam dirinya, tiba-tiba ia melemparkan pedang yang ia hunus ke arah makhluk itu, sayang, lemparan pedang itupun meleset dari sasaran. Makhluk menyeramkan itu pun berhenti berlari, matanya yang merah menatap tajam ke arah pemuda yang sudah tak berdaya itu, ia melangkah perlahan ke arah pemuda itu pertanda akan segera melancarkan serangan mematikan untuk mengakhiri perlawanan. Jarak keduanya hanya tinggal sejengkal, wajah keduanya kini berhadapan. Makhluk itu pun mengeluarkan sulur tajam dari mulutnya tepat di depan wajah pemuda itu. Merasa tak berdaya, pemuda itupun menutup rapat mata dan mengundurkan wajahnya.

Tiba-tiba.......terlihat sekelebat sosok pria lain menyelinap tepat di belakang makhluk jahat itu, wajahnya tertutup remang kegelapan, tubuhnya kekar tak kalah gagah dari pemuda yang sedang menghadapi makhluk itu, tangan pria misterius itu sudah bersiap mengeluarkan jurus pamungkas, gerakan jurusnya sederhana, hanya sikap siap akan menyentilkan jari. Tepat sesaat sebelum sulur menerkam wajah pemuda yang tak berdaya, jurus pamungkas sentilan pria misterius menghujam keras mengenai kepala makhluk itu. Kekuatan jurus pamungkas sentilan jari itu seolah mampu meruntuhkan bukit batu, seketika, makhluk menyeramkan terpental menghantam tebing diikuti suara menggelegar, tubuhnya diselimuti debu dari bebatuan tebing yang hancur. Makhluk itupun terkapar diatas tanah, tampak kakinya masih bergerak, tapi tidak ada tanda ia akan bangun.

Pria misterius itu maju selangkah, wajahnya yang tadi tertutup bayangan kini tampak jelas disinari cahaya. Pemuda yang hampir celaka itu pun melompat kegirangan karena lepas dari bahaya, dia merangkul pria misterius itu sambil mengucap terima kasih. Sementara gadis yang bersembunyi di atas bukit bergegas berlari turun, sesampainya dibawah, gadis itu memeluk erat pria misterius itu. Gadis itu menengadahkan wajahnya ke atas, memperhatikan seksama wajah tampan pria misterius yang sedang dipeluknya. Ada rasa bangga dan aman didalam pelukan pria misterius itu.

Kisah Nyata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun