Ada pula vokalis Marcello Tahitoe alias Ello, yang sukses membawakan ulang lagu Pergi Untuk Kembali---yang diciptakan sang ayah Minggus Tahitoe dan Bartje Van Houten---dan dahulu dibawakan oleh Melky Goeslaw. Langkah Ello itu pun kian menaikkan pamornya di jagad musih Tanah Air.
Meski demikian, tak selamanya langkah musisi meng-cover lagu penyanyi terdahulu lantas hasilnya sukses dan meledak di pasaran.
Misalnya ketika Bunga Citra Lestari berduet dengan Dipha Barus membawakan ulang lagu Aku Wanita yang dahulu dipopulerkan oleh Reza Artamevia. Atau Noah ketika membawakan ulang lagu Yang Terlupakan, hasilnya tidak seperti ketika mereka membawakan ulang lagu Kupu-kupu Malam.
Secara subjektif, saya pun bisa mengatakan  Dewa 19 tak sepenuhnya berhasil mempopulerkan ulang lagu I Want to Break Free. Bahkan aransemen versi Ahmad Dhani dan kolega, menjadi terdengar aneh di telinga saya.
Sebenarnya saya tidak kaget juga ketika saat itu Dewa 19 mencoba membawakan ulang lagu I Want to Break Free dan memasukkannya dalam album studio. Karena ketika memasuki era millenial, Ahmad Dhani dan kawan-kawan selalu mencoba menghadirkan nuansa Queen dalam beberapa penampilannya. Misalnya Once---vokalis Dewa saat itu---yang kerap menggunakan t-shirt putih bertuliskan "Flash" layaknya Freddie Mercury dalam sejumlah penampilan panggungnya dahulu.
Nah, dari upaya Dewa 19 menghadirkan kembali lagu I Want to Break Free, saya mencoba mengamati bahwa langkah musisi yang mencoba menyelipkan lagu-lagu lawas di antara lagu-lagu yang dipopulerkannya, menjadi sebuah selingan dalam berkarya. Dengan asumsi publik sudah mengenal lagu daur ulang tersebut, karena pernah menjadi hits pada masanya.
Selain Dewa 19 dan Noah, grup band papan atas lainnya, Gigi, juga pernah membawakan ulang lagu-lagu yang pernah populer sebelum era millenial, khususnya lagu bernuansa religi dengan aransemen khas Dewa Budjana dan tarikan vokal khas Armand Maulana.
Apa yang kini terjadi pada lagu Risalah Hati yang dinyanyikan ulang, didaur ulang, di-remake, atau apapun istilahnya, menunjukkan bahwa fenomena pembawaan ulang lagu yang pernah populer di masa lampau memang tak ada habisnya. Sementara media sosial seolah punya 'kekuatan' untuk menghidupkan kembali karya seni yang telah lama mati. Tak hanya di Indonesia yang "diwakili" lagu Risalah Hati tadi, di luar negeri pun demikian.
Contohnya pada tahun 2020, lagu Dreams yang dulunya dipopulerkan Fletwood Mac pada tahun 1977, muncul kembali ke permukaan jagad media sosial setelah dijadikan backsound salah satu video unggahan di TikTok.
Pada saat populer kembali, "Dreams" sempat menjadi lagu dengan jumlah streaming tertinggi, dan masuk dalam chart Billboard, iTunes, hingga Spotify.
Nah, kira-kira tembang lawas apa lagi ya, yang akan kembali populer berkat kekuatan media sosial, khususnya TikTok?