Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Kembalinya Lagu-lagu Lawas di Balik Fenomena "Gak Bisa, Yura"

11 Agustus 2024   12:30 Diperbarui: 11 Agustus 2024   16:53 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi media sosial TikTok. (Sumber: Freepik)

Sudah lebih dari sepekan, di linimasa media sosial saya bertebaran konten-konten dari para kawan dunia maya dengan caption yang diawali kata-kata "Nggak bisa, Yura....". Diiringi dengan musik latar potongan lagu Risalah Hati yang dinyanyikan ulang oleh solois wanita Yura Yunita.

Entah siapa yang memulai membuat unggahan dengan caption "Nggak bisa Yura..." atau "Aku bisa, Yura.." atau sejenisnya. Sulit untuk terdetesksi dengan pasti.

Dan entah bagaimana pula kian hari kian banyak yang membuat konten seperti itu. Kadang-kadang sesuatu yang viral di media sosial memang sulit untuk dijelaskan secara nalar.

Dan bagaimana pula lagu Risalah Hati versi Yura Yunita bisa kembali muncul ke permukaan media sosial, sedangkan Yura membawakan ulang lagu Risalah Hati untuk pertama kalinya pada tahun 2021 silam. Entah.

Kemudian bagaimana pula bisa muncul video-video dengan menggunakan caption yang bersifat "jawaban" dari lirik lagu Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadamu meski kau tak cinta kepadaku?

Nah untuk pertanyaan yang terakhir ini, boleh jadi tak bisa dilepaskan dari jenis lagu dengan lirik bersahut-sahutan, yang pernah populer dalam lingkup tembang dolanan maupun lagu-lagu papan atas yang dibawakan secara duet atau berkelompok pria dan wanita.

Dari tataran tembang dolanan, ibu saya berkisah ketika bermain di masa kecilnya dahulu kerap membawakan tembang dolanan yang dinyanyikan secara bersahutan-sahutan:

Eeeh dayohe teko (Eeeh tamunya datang)
Eeeh gelarno kloso (Eeeh gelarkan tikar)
Eeeeh klosone bedah (Eeeh tikarnya robek)
Eeeeh tambalen jadah (Eeeh tambal dengan ketan)
Eeeeh jadahe mambu (Eeeh ketannya bau)
Eeeeh pakakno asu (Eeeh jadikan makanan anjing)

Sementara di tataran lagu papan atas, mungkin anda generasi X dan Y, atau bahkan generasi Z ingat lagu beraliran dangdut yang pernah dibawakan duet Mansyur S dan Elvie Sukaesih berjudul gadis atau janda:

Sesungguhnya diriku oh  memang sudah janda
Walaupun kau janda tetap kucinta  

Kembali ke Lagu Risalah Hati. Lagu ini merupakan bagian dari album Bintang Lima, album studio ke-6 Dewa 19 yang dirilis tahun 2000.

Beberapa ulasan musik menyebut album ini menjadi album studio terbaik Dewa 19, disamping karena hampir semua lagu dalam album ini menjadi hits, album ini juga membuktikan Dewa -- yang saat itu menghilangkan angka 19 seiring bertambahnya usia para personil---masih bisa eksis di papan atas jagad musik Indonesia, sepeninggal sang mantan vokalis, Ari Lasso.

Sejumlah data menyebut, penjualan album Bintang Lima mencapai lebih dari 1,7 juta kopi. Dan menjadikannya sebagai album studio terlaris dalam sejarah Dewa 19.

Oke, kembali ke soal pembawaan ulang lagu lawas. Tentu bukan hanya Yura Yunita saja yang pernah membawakan ulang lagu lama dalam fase berkarirnya di dunia musik. Dalam jagad musik, tak terhitung berapa lagu yang pernah populer pada masanya, kemudian dipopulerkan kembali oleh penyanyi lainnya.

Termasuk Dewa 19 pun pernah memasukkan lagu I Want to Break Free, lagu yang pertama kali dirilis tahun 1984 oleh megaband Queen. "I Want to Break Free" dimasukkan oleh Ahmad Dhani ke dalam album Republik Cinta yang dirilis tahun 2005.

Adapun Ahmad Dhani sang pentolan band Dewa 19, juga pernah pula mempopulerkan ulang lagu Madu Tiga yang dahulu dipopulerkan pertama kali oleh  P Ramlee pada tahun 1964.

Ada pula penyanyi yang berhasil mengangkat pamor dirinya usai membawakan ulang lagu lawas.

Seperti Vidi Aldiano yang populer di blantika musik Tanah Air usai membawakan ulang lagu Nuansa Bening---yang dahulu dipopulerkan Keenan Nasution---dengan warna musik R&B yang kekinian. Lalu Lyodra Ginting membawakan ulang lagu Sang Dewi---yang dahulu dipopulerkan Titi DJ---dengan aransemen orkestra Andi Rianto yang megah.

Kemudian pernah pula pada suatu masa, ada grup band yang naik pamornya karena membawakan ulang lagu-lagu yang dahulu dipopulerkan oleh orang tua mereka. Yakni Junior, yang di era pertengahan tahun 90-an sukses mengangkat kembali lagu Bujangan milik Koes Plus.

Menariknya, pada saat itu kesuksesan Junior coba ditiru pula oleh D'Lloyd Junior dengan "Oh Tak Mungkin" serta Young Favourite's dengan "Ingin Marah Silakan". Namun entah mengapa mereka tak sesukses Junior ketika membawakan kembali lagu Bujangan dan Buat Apa Susah kala itu.

Ada pula vokalis Marcello Tahitoe alias Ello, yang sukses membawakan ulang lagu Pergi Untuk Kembali---yang diciptakan sang ayah Minggus Tahitoe dan Bartje Van Houten---dan dahulu dibawakan oleh Melky Goeslaw. Langkah Ello itu pun kian menaikkan pamornya di jagad musih Tanah Air.

Meski demikian, tak selamanya langkah musisi meng-cover lagu penyanyi terdahulu lantas hasilnya sukses dan meledak di pasaran.

Misalnya ketika Bunga Citra Lestari berduet dengan Dipha Barus membawakan ulang lagu Aku Wanita yang dahulu dipopulerkan oleh Reza Artamevia. Atau Noah ketika membawakan ulang lagu Yang Terlupakan, hasilnya tidak seperti ketika mereka membawakan ulang lagu Kupu-kupu Malam.

Secara subjektif, saya pun bisa mengatakan  Dewa 19 tak sepenuhnya berhasil mempopulerkan ulang lagu I Want to Break Free. Bahkan aransemen versi Ahmad Dhani dan kolega, menjadi terdengar aneh di telinga saya.

Sebenarnya saya tidak kaget juga ketika saat itu Dewa 19 mencoba membawakan ulang lagu I Want to Break Free dan memasukkannya dalam album studio. Karena ketika memasuki era millenial, Ahmad Dhani dan kawan-kawan selalu mencoba menghadirkan nuansa Queen dalam beberapa penampilannya. Misalnya Once---vokalis Dewa saat itu---yang kerap menggunakan t-shirt putih bertuliskan "Flash" layaknya Freddie Mercury dalam sejumlah penampilan panggungnya dahulu.

Nah, dari upaya Dewa 19 menghadirkan kembali lagu I Want to Break Free, saya mencoba mengamati bahwa langkah musisi yang mencoba menyelipkan lagu-lagu lawas di antara lagu-lagu yang dipopulerkannya, menjadi sebuah selingan dalam berkarya. Dengan asumsi publik sudah mengenal lagu daur ulang tersebut, karena pernah menjadi hits pada masanya.

Selain Dewa 19 dan Noah, grup band papan atas lainnya, Gigi, juga pernah membawakan ulang lagu-lagu yang pernah populer sebelum era millenial, khususnya lagu bernuansa religi dengan aransemen khas Dewa Budjana dan tarikan vokal khas Armand Maulana.

Apa yang kini terjadi pada lagu Risalah Hati yang dinyanyikan ulang, didaur ulang, di-remake, atau apapun istilahnya, menunjukkan bahwa fenomena pembawaan ulang lagu yang pernah populer di masa lampau memang tak ada habisnya. Sementara media sosial seolah punya 'kekuatan' untuk menghidupkan kembali karya seni yang telah lama mati. Tak hanya di Indonesia yang "diwakili" lagu Risalah Hati tadi, di luar negeri pun demikian.

Contohnya pada tahun 2020, lagu Dreams yang dulunya dipopulerkan Fletwood Mac pada tahun 1977, muncul kembali ke permukaan jagad media sosial setelah dijadikan backsound salah satu video unggahan di TikTok.

Pada saat populer kembali, "Dreams" sempat menjadi lagu dengan jumlah streaming tertinggi, dan masuk dalam chart Billboard, iTunes, hingga Spotify.

Nah, kira-kira tembang lawas apa lagi ya, yang akan kembali populer berkat kekuatan media sosial, khususnya TikTok?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun