Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Ketika Lagu One Hit Wonder Terdengar hingga Istana

28 Juli 2024   14:03 Diperbarui: 28 Juli 2024   15:56 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Penerangan era Orba, Harmoko, pernah melarang pemutaran lagu-lagu cengeng di TVRI. (Foto: Kompas.com)

Dalam sebuah program perbincangan di berbagai stasiun televisi swasta, Obbie kerap mengaku sebagian besar lirik dalam lagu Hati Yang Luka terinspirasi dari pengalaman perempuan tetangga rumahnya di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang kerap mendapatkan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh sang suami.

Secara kebetulan, Betharia Sonata sang penyanyi lagu Hati Yang Luka---yang kemudian kerap disebut sebagai one hit wonder seorang Betharia---juga pernah menyatakan bahwa perpisahan yang dialami oleh kedua orang tuanya agak-agak mirip dengan lirik lagu Hati Yang Luka.

Dalam sebuah program talkshow lainnya di sebuah stasiun televisi beberapa waktu silam yang membahas karya-karyanya, termasuk lagu Hati Yang Luka, Obbie Messakh mengaku pernah mendapat informasi yang terpercaya, bahwa pelarangan lagu-lagu cengeng---termasuk Hati yang Luka---di TVRI bukan murni ide daripada Harmoko.

Obbie menyebut, kala itu ada seorang kawan Harmoko yang tidak suka lagu-lagu cengeng kerap diperdengarkan di ruang publik dan diminati oleh masyarakat pecinta musik Indonesia. Alasannya, ya seperti yang saya tuliskan di atas, melemahkan semangat rakyat Indonesia untuk mensukseskan pembangunan.

Si kawan menteri ini kemudian meminta pada Harmoko untuk menerbitkan aturan yang melarang dibawakannya lagu-lagu cengeng di ruang publik.

Meski sempat dilarang secara "resmi" oleh pemerintah, gaung pelarangan beredarnya lagu-lagu bertema rasa duka akibat kisah percintaan nyatanya tak benar-benar konsisten. Sementara para penggubah lagu masih kerap menggunakan lagu bernuansa sedih akibat "bucin" dalam karya-karyanya.

Entah karena pemerintah sudah tak lagi menganggap penting pelarangan lagu-lagu cengeng---nyatanya lagu-lagu cengeng tidak berlirik provokatif apalagi subversif---atau entah karena faktor lainya, tahun demi tahun berjalan hingga tumbangnya orde baru, konsistensi pelarangan lagu-lagu cengeng pun kian mengendur.

Waktu pun terus berjalan.

Hingga akhirnya pada tahun 2022, atau 34 tahun setelah lagu one hit wonder Hati Yang Luka dilarang oleh Departemen Penerangan, yang notabene mewakili simbol istana pemerintahan, sebuah lagu bernuansa sedih akibat percintaan, yang menurut subjektifitas saya juga masuk kategori one hit wonder, justru berkumandang dalam sebuah momen sakral yang dilaksanakan tiap tahun, yakni Upacara Peringatan Detik-Detik Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2022 di Istana Merdeka, Jakarta.

Seorang penyanyi cilik asal Jawa Timur, Farrel Prayoga, kala itu membawakan lagu bertajuk Ojo Dibandingke, persis di hadapan mimbar kehormatan. Berbeda dengan penyanyi di Upacara 17 Agustusan di Istana Merdeka yang umumnya bernyanyi di bagian luar Istana.

Pada saat itu, lagu Ojo Dibandingke memang kerap diperdengarkan di ruang dengar publik. Baik dibawakan oleh Farrel sendiri, oleh penyanyi tunggal lainnya, maupun kelompok orkes dangdut, khususnya orkes dangdut Jawa Timuran. Kepopuleran lagu itu pulalah yang menjadikannya terpilih untuk dibawakan di Istana Merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun