Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Debat Pilpres Tanpa Penonton Langsung, Mengapa Tidak?

27 Januari 2024   13:21 Diperbarui: 27 Januari 2024   14:05 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Kompas.id/Hendra A Setyawan.

Dalam hal ini, tiap paslon peserta Pilpres diperkenankan menghadirkan 75 orang tim sukses untuk berada satu lokasi dengan capres dan cawapres yang menjadi peserta debat.

Soal kehadiran penonton langsung, yang notabene merupakan tim sukses kandidat presiden maupun kandidat wakil presiden peserta debat, memang menjadi perbincangan tersendiri dalam rangkaian debat capres cawapres kali ini.

Walaupun perbincangan ini sebenarnya muncul juga dalam debat-debat capres cawapres terdahulu, alias bukan sesuatu yang baru. Karena pelanggaran yang dilakukan pun cenderung memiliki kesamaan, terutama yang terkait yel-yel dukungan serta suara-suara yang tadi diistilahkan oleh Bawaslu mengganggu kondusivitas acara debat.

Pembahasan soal penonton pada debat Pilpres 2024 ini, menurut catatan saya pribadi, sudah dimulai pada debat pertama. Yakni pada saat cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka yang saat itu ikut bertindak sebagai penonton, menunjukkan gestur mengajak pendukungnya untuk bersorak menyuarakan dukungan.

Namun karena tidak ada sanksi tegas apalagi hingga membuat efek jera dari penyenggara debat, aksi yang nyaris serupa kembali dilakukan oleh putra sulung Presiden Joko Widodo ini dalam debat keempat yang mempertemukan para kandidat wakil presiden.

Baiklah, saya tak akan membahas lebih jauh soal perilaku pria yang kini masih menjadi wali kota Solo ini.

Hal lain yang menyangkut kehadiran penonton dalam rangkaian debat Pilpres 2024 ini, yakni ketika dua petinggi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menghampiri pasangan moderator pada saat jeda iklan siaran langsung debat ketiga yang diselenggarakan pada 7 Januari lalu.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie dan Anggota Dewan Pembina PSI Isyana Bagoes Oka, terlihat mendatangi meja moderator dan sempat berdialog dengan pasangan moderator Ariyo Ardhi dan Anisha Dasuki.

Dan seperti halnya pelanggaran yang dilakukan Gibran. KPU pun tak menjatuhkan sanksi berat atas pelanggaran yang dilakukan dua mantan pembawa acara berita televisi nasional ini. Lembaga pimpinan Hasyim Asy'ari itu secara diplomatis hanya menyatakan tindakan Grace dan Isyana sebagai pelanggaran, dan menjadi bahan evaluasi.

Grace saat itu berkilah, tindakannya mendatangi moderator debat pada jeda segmen 2 dan segmen 3, karena merasa keberatan terhadap perilaku penonton pendukung kandidat yang mengacungkan gestur nomror urut, saat kandidat presidennya, Prabowo Subianto tengah berbicara.

Ngomong-ngomong soal sanksi atas tindakan pelanggaran, sepertinya KPU memang alih-alih menjatuhkan sanksi berat terhadap paslon maupun tim sukses yang melanggar lebih berharap semua yang hadir dalam debat Pilpres 2024 lebih sadar akan kedisiplinan menaati peraturan yang telah disepakati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun