Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perselingkuhan yang Memicu Tindak Kekerasan

26 Desember 2023   18:21 Diperbarui: 27 Desember 2023   09:13 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, saya membaca ulang berita 4 orang anak yang dibunuh secara keji oleh ayah mereka sendiri, Panca Darmansyah, di Jakarta Selatan, pada 3 Desember lalu. Kita tentu sepakat dilihat dari sudut pandang apapun, tindakan Panca menghabisi nyawa empat anaknya merupakan tindak kejahatan kelas berat.

Panca yang semula juga berniat untuk mengakhiri hidupnya usai membunuh keempat anaknya, kini justru menjadi tersangka dalam kasus tersebut, dan terancam hukuman maksimal hukuman mati.

Dan tak hanya menjadi tersangka atas kasus kematiannya empat anaknya, Panca juga telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya, Devnisha.

Akan tetapi, satu hal yang menarik perhatian saya, yakni ketika Panca dihadirkan di depan pewarta di Mapolres Jakarta Selatan pada pekan lalu. Saat ditanya polisi motif tindak KDRT yang dilakukannya, Panca mengaku tindakannya itu sebagai buntut kekecewaan kepada istrinya yang diketahuinya berselingkuh.

Tak cuma dengan satu orang, Panca menyebut istrinya berselingkuh dengan tiga pria sekaligus. Ia menyimpulkan hal tersebut usai menyelidiki melalui akun Instagram sang istri, dan menemukan percakapan dengan pria lain layaknya sepasang suami istri.

Saya tidak membenarkan tindakan kekerasan Panca terhadap istrinya, apalagi terhadap anak-anaknya yang yang mengakibatkan nyawa mereka terenggut, sebagai pelampiasan dari rasa kesal Panca terhadap perselingkuhan istrinya.  

Meski demikian saya pun tidak pula mentoleransi tindakan perselingkuhan-jika memang benar itu terjadi-antara Devnisha istri Panca dengan pria lain. Apapun bentuk dan tindakannya, perselingkuhan jelas bisa menjadi bahaya laten yang mengancam keutuhan rumah tangga sepasang suami istri.

Celakanya, justru ada saja suami atau istri yang seolah menormalisasi perselingkuhan. Dan menganggap masalah akan selesai ketika suami atau istri yang ketahuan selingkuh meminta maaf pada pasangannya.

Jika sudah seperti itu, pasangan sah yang diselingkuhi bisa saja memaafkan. Namun tentu saja takkan bisa melupakan.  

Bicara soal perselingkuhan, beberapa waktu lalu, kawan akrab saya, sebut saja namanya Wira, yang sudah lama menikah dan dikarunai tiga orang anak, mengaku beberapa waktu sebelumnya ia bertemu kembali dengan salah seorang kawan perempuannya semasa SMA, sebut saja namanya Tiara.

Ternyata, pertemuan itu membuat Wira dan Tiara 'ketagihan' untuk bertemu kembali. Mereka pun menjalin hubungan rahasia tanpa diketahui suami dan istri masing-masing.

Sejujurnya, saya pun kaget dan tak menyangka dengan kisah 'main belakang' diantara mereka bisa terjadi. Karena sedikit banyak saya pun mengenal Tiara.

Singkat cerita, kini Wira dan Tiara sudah putus komunikasi, karena Tiara telah memblokade akun media sosial Wira.

Namun ketika saya dan Wira bertemu tempo hari, ia meminjam ponsel saya untuk melihat media sosial Tiara. Dengan cara itu, ia bisa melihat Tiara di medsos, karena saya dan Tiara masih saling follow.

"Kenapa Wir, kamu masih 'kepo' sama Tiara? Kamu penasaran apakah dia masih mengharapkan kehadiran kamu di sisinya?" tanya saya.

Wira pun hanya tersenyum.  

Saya jadi teringat video seorang psikolog yang pernah saya saksikan di Youtube. Dia mengatakan bahwa kunci utama dalam menjalani hidup berumah tangga adalah adanya saling respek antara suami dan istri. Ketika respek dari salah satu diantara suami atau istri berkurang, maka perlu diperbaiki, jika tidak ingin terjebak pada hal-hal yang buruk dan mengancam keutuhan keluarga.

Pernyataan ini pun sejalan dengan pernyataan penulis buku 101 Things I Wish I Knew When I Got Married, Linda Bloom dan Charlie Bloom, seperti dikutip laman parenting.co.id, yang menyebut untuk memiliki hubungan yang baik, perlu adanya sikap saling menghargai dan menghormati diantara pasangan.

Menurut mereka, pasangan yang tidak menunjukkan hal tersebut akan memiliki kesejahteraan hubungan yang rendah.

Dan memang benar adanya, perselingkuhan tentu berawal dari salah satu diantara pasangan yang kurang menghargai keberadaan pasangannya.

Karena dari tidak adanya respek terhadap pasangan, maka akan merembet ke penyebab perselingkuhan lainnya, seperti kurangnya komunikasi, kurangnya perhatian, pengabaian hak-hak pasangan, hingga merasa kurang nyaman saat bersama pasangan yang sah.  

Faktor yang terakhir itulah, yang memperbesar kemungkinan terjadinya perselingkuhan.

Kembali ke kasus perselingkuhan yang memicu kemarahan Panca Darmansyah hingga melakukan kekerasan terhadap istri dan membunuh keempat anak mereka, saya mensinyalir faktor-faktor penyebab perselingkuhan itulah yang juga menjadikan Devnisha berselingkuh dari suaminya.

Namun bukan berarti pasangan yang terlihat normal dan jauh dari hal-hal yang saya sebutkan di atas, akan selamanya aman dari bahaya laten perselingkuhan.

Ada sejumlah faktor lain yang mendorong seseorang yang terlihat baik-baik saja dengan pasangannya untuk berbuat selingkuh, seperti disebut Esthel Perel dalam The State of Affairs.

Pertama, karena ia berusaha mencari jati diri atau bagian dari dirinya yang belum diketahui melalui perselingkuhan.

Kedua, adanya ketertarikan dan tantangan untuk merasakan berselingkuh.

Ketiga, rasa penasaran menjalani kehidupan yang berbeda dari yang dijalani pada saat ini bersama pasangan.

Keempat, selingkuh sebagai bentuk eksplorasi emosi, terutama pada pria yang seringkali didoktrin untuk meredam ekspresi dari perasaanya, sehingga selingkuh menjadi pelampiasannya.

Baiklah, apapun itu. Sekiranya dalam diri Anda muncul niat untuk selingkuh, maka jalan terbaik adalah menekan semaksimal mungkin peluang untuk meneruskan niat tersebut.

Jangan kemudian ketidakpuasan terhadap pasangan dijadikan pembenaran atas tindak perselingkuhan. Karena alih-alih bisa mengatasi masalah ketidakpuasan itu, perselingkuhan justru menjadi racun yang bisa menghadirkan masalah baru antara Anda dengan pasangan yang sah.

Namun bagi Anda yang sudah terlanjur terjebak dalam perselingkuhan, maka sesegera mungkin akhirilah hubungan terlarang itu. Ingatlah, Anda masih punya keluarga yang lebih wajib Anda jaga keutuhannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun