Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Di Balik Predikat Negara Paling Dermawan

26 November 2023   09:03 Diperbarui: 26 November 2023   14:54 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
World Giving Index 2023. (Sumber: tangkapan layar goodstats.id)

Tetapi saya memilih untuk tidak bergabung menjadi penyumbang pada mereka. Dan percakapan kami pun berakhir dengan ucapan terima kasih dari sang pengguna rompi, karena sudah bersedia mendengar penjelasannya.

Mengapa saya tidak bersedia untuk ikut menjadi penyumbang melalui lembaganya? Ya karena alasan tertentu lah yaa.. yang mungkin Anda juga punya alasan yang sama dengan saya jika bertemu dengan mereka.

Hanya saja yang masih menjadi pertanyaan saya, mengapa yang kerap saya temui menggunakan rompi dan 'meminta waktu sebentar' di trotoar jalanan itu adalah lembaga kelas dunia ya? Tapi, ah sudahlah, mungkin itu hanya pertanyaan retorika saja.

Yang jelas, dengan keberadaan mereka di pinggiran jalanan dan mengajak pengguna trotoar untuk berderma, mungkin memang bisa menjadi cerminan bahwa orang Indonesia adalah orang paling dermawan di dunia.  

Mungkin lembaga-lembaga dunia itu, memang sedang berusaha memanfaatkan kesempatan dari banyaknya orang-orang (dermawan) yang berjalan di trotoar.

Sementara lembaga global mencari dermawan di jalanan, sejumlah lembaga filantropis lokal memanfaatkan gawai untuk mendapatkan dermawan. Ini kesimpulan sementara saya, ketika dalam suatu periode kerap mendapat pesan masuk melalui Whatsapp, dari lembaga tertentu yang menawarkan sejumlah paket sumbangan yang bisa saya pilih.

Jika ada pesan Whatsapp seperti itu, saya pun berguman "Dari mana mereka mendapat nomor ponsel saya ya? Dan dari mana pula mereka tahu nama saya Hadi dan saya seorang laki laki?. Kok sapaan awalnya saja 'Assalamualaikum Bapak Hadi'?"

Ibarat pepatah 'ada gula ada semut'. Jika gula diibaratkan sebagai sifat kedermawanan orang Indonesia  - seperti yang ditunjukkan melalui peringkat 1 dalam WGI -- maka mungkin para pengumpul sumbangan itu adalah semutnya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun