Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Suporter Indonesia, Mendukung atau Membebani Klub?

20 November 2023   05:40 Diperbarui: 20 November 2023   06:41 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baiklah, soal penembakan gas air mata oleh polisi dalam kericuhan di Stadion Gelora Joko Samudro kemarin, untuk sementara ini biarlah kita serahkan pada mekanisme pemeriksaan yang berlaku di Polri. Normatif sesuai dengan pernyataan para pejabat kepolisian yang dikonfirmasi oleh sejumlah pewarta usai kejadian.

Namun persoalan suporter klub sepak bola Indonesia dengan segala tindakan negatifnya, memang masih menjadi pekerjaan rumah tersendiri dalam persepakbolaan Indonesia, khususnya pasca Tragedi Kanjuruhan.  

Sejumlah upaya memang telah dilakukan oleh PSSI dan juga operator Liga untuk menekan potensi kericuhan. Seperti larangan suporter tamu untuk melakukan tandang alias away ke stadion lawan.

Namun kenyataannya di lapangan, masih banyak suporter klub yang 'curi-curi' away. Dan ironisnya diperbolehkan untuk masuk ke dalam stadion.  

Seperti dalam pertandingan Persebaya Surabaya melawan Persib Bandung pada 7 Oktober 2023 lalu di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Tampak dalam tribun sejumlah penonton yang mengenakan atribut suporter Persib Bandung.

Akibatnya, Persib pun harus menerima sanksi dari Komisi Disiplin PSSI berupa denda sebesar Rp25 juta.  

Sebelumnya, Persib juga mendapat sanksi denda masing-masing Rp25 juta usai laga tandang melawan Persik di Stadion Brawijaya Kediri, lawan Persis di Stadion Manahan (8 Agustus 2023) dan lawan PSIS di Stadion Jatidiri Semarang. Penyebabnya ya sama. Kehadiran suporter di markas lawan.

Sejenak, saya pun mengingat momen saat Azrul Ananda menyatakan pengunduran dirinya sebagai Presiden Klub Persebaya, pada 16 September 2022 silam. Saat itu, Azrul curhat soal masa depan sepak bola Indonesia jika perilaku negatif suporter Indonesia masih juga membayangi.

"Dengan kondisi liga kita, dengan situasi kondisi masyarakat kita, dengan situasi kondisi perkembangan sepak bola kita, jangan-jangan semakin sulit bagi klub-klub yang punya sejarah panjang, punya basis suporter besar, untuk berkembang. Karena terbebani oleh suporternya dan masa lalunya.  

Sehingga kelak, klub-klub yang justru eksis di indonesia ini adalah justru klub-klub yang tidak punya basis, yang tidak punya kota. Yang kemudian kelak karena dia tidak punya tanggungan dan lain-lain, dia bisa memulai dan menjalaninya dengan lebih tenang dan lebih maju."

Meski tak secara langsung menyebut klub apa yang dimaksud, namun tentu tak salah jika banyak yang menafsirkan pernyataan Azrul itu justru menggambarkan Persebaya itu sendiri.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun