Nah, bagi kita yang sudah biasa menyaksikan pertandingan olahraga yang dihadiri oleh suporter, tentu tiga tindakan yang disebut berlebihan oleh sumber media Naver itu tentu bukanlah hal yang aneh.
Demikian pula tindakan mengintimidasi atau menyindir pemain lawan -- melalui chant, koreografi, bahkan lemparan benda dengan tujuan menjatuhkan mental, kerap kita jumpai bahkan di pertandingan di level Eropa. Â
Yang teranyar, pada pertandingan UEFA Champions League Rabu 8 November 2023 dinihari WIB yang mempertemukan tuan rumah AC Milan dan Paris Saint-Germain. Publik Stadion Giuseppe Meazza melemparkan gulungan uang palsu dengan pecahan 71, nomor yang bermakna "manusia tak berguna" ke arah penjaga gawang Paris Saint-Germain, Gianluigi Donnarumma.
Suporter garis keras AC Milan menyatakan, aksi melempar uang dengan gambar wajah Donnarumma itu sebagai sindiran untuk kiper berusia 24 tahun tersebut, karena penjaga gawang tim nasional Italia itu memilih untuk hengkang dari AC Milan ke PSG karena tergiur gaji yang lebih besar, alias mata duitan ketimbang bertahan di AC Milan yang telah membesarkan namanya.
Entah karena penampilannya terpengaruh juga dengan aksi pelemparan itu, nyatanya Donnarumma malam itu harus menerima kenyataan dua kali memungut bola dari gawangnya, yang dijebol oleh Rafael Leao dan Olivier Giroud. Sementara PSG hanya mampu mencetak satu gol lewat pemain yang juga sudah hafal dengan publik San Siro, Milan Skriniar.
Pun demikian dengan hasil pertandingan Red Sparks melawan Gwangju AI Peppers di lanjutan V-League pada pekan lalu, diwarnai aksi suporter Indonesia yang dinilai berlebihan dalam mendukung Red Sparks, Megawati Hangestri dan kawan-kawan akhirnya berhasil memenangkan pertandingan dengan skor akhir 0-3.
Namun keluhan soal perilaku suporter Indonesia dalam pertandingan itu, nyatanya tak hanya dalam tiga hal yang sudah disebutkan di atas. Masih mengutip Naver, suporter Indonesia -- yang datang menggunakan hingga tiga bus -- disebut melakukan gangguan ketika pemain Gwangju AI Peppers sebagai tuan rumah, melakukan servis. Â
Keluhan pun bertambah dengan ditemukannya sebagian suporter Indonesia -- pendukung tim tamu Red Sparks - yang menduduki area tribun yang seharusnya ditempati oleh suporter tuan rumah.
Kritikan juga menimpa perilaku suporter Indonesia di media sosial. Karena memberikan komentar bernada arogan di akun medsos Gwangju AI Peppers: Rekrut pemain terbaik Indonesia musim depan!
Nyatanya, usai heboh soal perilaku suporter Indonesia itu, Â Red Sparks melalui akun instagramnya mengunggah sejumlah larangan, untuk tetap menjaga etika dalam memberikan dukungan kepada pemain di lapangan.
Aturan-aturan baru tersebut yakni: Â