Ya, jawaban seperti yang dikemukakan oleh kawan saya itu, mungkin wajar Anda dapatkan jika bertanya pada awak jurnalis media online di Tanah Air saat ini.
Apalagi di era monetisasi informasi yang disebarkan melalui internet dewasa ini, media digital tak ketinggalan ingin memanfaatkan cara menebalkan 'pundi-pundi' melalui pageview. Pundi-pundi inilah yang isinya digunakan untuk mendanai operasional agar media tersebut tetap eksis, termasuk untuk menggaji jurnalis yang bernaung di dalamnya.
Karena itu, wajar jika frasa 'ketatnya persaingan' dijadikan alasan oleh kawan saya dalam membenarkan media tempatnya bekerja untuk memproduksi berita yang didasarkan pada pageview. Ya, karena ia juga tentu memanfaatkan pageview itu untuk mendapatkan nafkah untuk diri dan keluarganya.
Akan tetapi, di era berita berbasis pageview saat ini, yang paling mungkin dirugikan adalah pembaca berita. Itu karena berita clickbaik bisa jadi malah 'menipu' curiosity gap pembaca.
Misalnya dalam berita yang menyangkut Ria Ricis tadi, pembaca yang enggan mencari informasi lebih lanjut, mungkin saja akan langsung percaya bahwa Ria Ricis yang dimaksud adalah Ria Ricis yang seorang aktris dan selebram, bukan Ria Ricis yang hanya nama kontak di ponsel seorang pengguna narkoba.
Terlebih ketika media sosial dan mesin peramban bekerja dengan algoritma dalam personalisasi hasil pencarian berita. Warganet bisa jadi akan semakin terkungkung dalam misinformasi, alih-alih mendapat informasi yang berkualitas malah dihujani berita-berita yang bersifat clickbait.
Mungkin ini pulalah yang menjadi keprihatinan sekaligus keinginan Presiden Jokowi -- seperti yang saya kutip di atas - agar pers Indonesia menjadi motor untuk menghasilkan informasi-informasi yang bertanggung jawab, alih-alih konten recehan sensasional.
Tapi, pada ranah praktis, pers Indonesia dihadapkan pada simalakama menghasilkan berita clickbait yang mudah menambah pundi-pundi untuk kepentingan operasional (termasuk gaji jurnalis), atau menghasilkan berita yang bukan 'recehan', dengan risiko lebih sedikit yang mau membaca (dan hanya sedikit menambah pundi-pundi)?
Salam literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H