Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kegiatan MPLS di Luar Sekolah, Nggak Bahaya Ta?

29 Juli 2023   18:00 Diperbarui: 29 Juli 2023   18:09 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jasad itu pun kemudian diidentifikasi sebagai Mandala Aditya, yang merupakan siswa baru peserta MPLS -- yang dilanjutkan dengan MOPK -- SMP Negeri 1 Ciambar, Sukabumi.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi Jujun Juaeni mengatakan, peristiwa naas yang merenggut nyawa Mandala terjadi saat dilaksanakan acara tambahan usai MPLS yakni berjalan dan makan bersama di sekitar Sungai Cileeuy. Pada saat kegiatan makan siang itulah, Mandala dan dua temannya memisahkan diri dari rombongan.

Masih berdasarkan keterangan Jujun, ketiga siswa baru itu usai memisahkan diri dari rombongan justru bermain di aliran sungai, hingga musibah yang merenggut nyawa Mandala itu pun terjadi.

"Dari pihak sekolah memastikan tidak ada kegiatan mandi di sungai, hanya hiking dan botram (makan bersama) saja," demikian keterangan Jujun.

Jika memang benar bahwa yang dilakukan Mandala dan kedua rekannya itu di luar susunan kegiatan MPOK, maka sebagai orang yang pernah melalui fase kehidupan remaja maka saya menganggap 'wajar' apa yang dilakukan oleh Mandala dan kawan-kawan.

Kita tentu pernah membaca teori psikologis yang menyebut ciri umum yang  lazim ditemukan pada seseorang yang memasuki fase remaja adalah senang melakukan kegiatan yang bekelompok dan penasaran untuk mencoba hal baru.

Sidik Jatmika dalam Genk Remaja, Anak Haram Sejarah ataukah Korban Globalisasi menyebutkan, remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya dan sering mengalami rasa percaya diri yang tinggi (over confidence).

Dalam konteks perkembangan cara berfikir seorang remaja dari masa kanak-kanak, apa yang dilakukan oleh Mandala dan dua rekannya dengan berenang di sungai meski bukan bagian dari rangkaian acara sekolahnya, merupakan cara mereka untuk memenuhi dua jenis 'kebutuhan' di masa remaja.

Siti Hafsah dalam Perilaku Agresif Ditinjau dari Persepsi Pola Asuh Authoritarian menyebut, dua kebutuhan  itu yakni kebutuhan untuk menciptakan hubungan persahabatan, serta kebutuhan akan adanya kebebasan untuk menentukan sikap sesuai dengan kehendaknya. 

Karena bisa jadi jika Mandala dana dua rekannya tetap mengikuti kegiatan yang telah disusun alih-alih pamit untuk memisahkan diri dari rombongan, maka mereka akan menganggap tidak bisa memenuhi kebutuhan kebebasannya untuk berenang di sungai.

Musibah memang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Namun kita tentu tetap bisa berusaha semaksimal mungkin agar potensi musibah bisa ditekan seminimal mungkin. Termasuk kegiatan ekstrakulikuler sekolah yang berkaitan langsung dengan alam, seperti Pramuka, pecinta alam, paskibra, olahraga alam, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun