Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jakarta International Stadium, Piala Dunia U-17, dan Inkonsistensi

5 Juli 2023   06:35 Diperbarui: 5 Juli 2023   07:08 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pj Gubernur DKI Heru Budi dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memberi keterangan usai meninjau JIS, Selasa 4 Juli 2023. (Sumber: Kompas.com)

Alkisah, Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) era Ketua Umum Mochammad Iriawan, Yunus Nusi, pada pertengahan September 2022 menyebut Jakarta International Stadium alias JIS tidak layak untuk menggelar pertandingan berkelas internasional. 

Yunus mengatakan, JIS secara infrastruktur tak memenuhi syarat untuk menggelar pertandingan level timnas. Menurutnya, ada sejumlah bagian di JIS seperti pagar pembatas antar lantai tribun yang tidak terlalu kuat, kemudian akses keluar masuk yang menyulitkan karena hanya memiliki satu pintu untuk masuk.

Namun hanya dalam hitungan hari, Yunus justru mengatakan JIS merupakan stadion kelas dunia yang sesuai dengan standar Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Bahkan Yunus pun memuji kualitas rumput stadion yang berlokasi di Jakarta Utara tersebut.

Meski demikian, Yunus masih menggarisbawahi perlunya penyempurnaan sarana dan prasarana khususnya pada perimeter stadion.

Akan tetapi, pada era PSSI yang saat ini dipimpin oleh Erick Thohir, rumput JIS dinyatakan tidak sesuai dengan standar FIFA. Namun pernyataan tersebut bukan dari pengurus teras PSSI, melainkan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

Pernyataan soal kekurangan rumput di JIS tersebut dikemukakan Basuki saat mendampingi Erick Thohir meninjau JIS pada Selasa 4 Juli 2023.

Karena itu, Basuki menyatakan pemerintah dan PSSI berupaya maksimal agar JIS segera sesuai dengan standar FIFA. Tentu saja bisa kita tafsirkan bahwa ini berkaitan dengan peluang JIS untuk bisa menjadi salah satu kandidat kuat venue pelaksanaan Piala Dunia U-17, pada 10 November -- 2 Desember 2023 mendatang.

Langkah perbaikan sarana dan prasarana di JIS tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo kepada para menterinya untuk merenovasi stadion yang diresmikan era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tersebut agar sesuai dengan standar yang ditentukan oleh FIFA. Arahan tersebut diungkapkan Menteri Pemuda dan Olahraga Ario Bimo Nandito Ariotedjo.

Menurut pria yang akrab disapa Dito ini, renovasi JIS merupakan bagian dari rencana renovasi 22 stadion di Indonesia agar sesuai dengan standar FIFA.

Di antara 22 stadion tersebut, saat ini nama JIS-lah yang paling mencuat. Tentu kita pun bisa menafsirkan karena di dalam rentang waktu penyelenggaraan Piala Dunia U-17 tersebut, akan digelar konser grup band Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.

Artinya, JIS pun digadang-gadang akan menjadi alternatif venue Piala Dunia U-17 sebagai alternatif jika memang konser Coldplay tetap akan dihelat di GBK.

Hingga saat ini, memang belum ada kepastian, apakah memang konser Coldplay akan tetap digelar di GBK dan JIS menjadi venue Piala Dunia U-17 ataupun sebaliknya. Erick Thohir dalam sebuah kesempatan menyatakan masih akan berunding dengan pihak terkait untuk mencari win-win solutions atas "bentrok" jadwal ini.

Tak hanya Erick Thohir, Presiden Jokowi pun memberi perhatian khusus pada penyelenggaraan konser Coldplay dan Piala Dunia U-17 yang bersamaan.

"Ya, nanti kan dicarikan solusi. Stadion kita kan bukan hanya GBK. Yang lain kan ada. Ada JIS kan ada," ujar Jokowi.

Tak hanya JIS, Jokowi juga menyebut Stadion Manahan Solo, Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, serta Stadion Si Jalak Harupat Bandung juga telah siap menjadi alternatif penyelenggaraan Piala Dunia U-17 untuk menggantikan Stadiun Utama GBK.  

Maklum saja, meski konser Coldplay di Indonesia hanya diselenggarakan pada 15 November 2023 alias hanya satu hari, namun pihak penyelenggara konser band asal Inggris ini sudah menyewa Stadion Utama GBK untuk dua pekan.

Nah, meskipun Jokowi menyebut tak hanya JIS yang bisa menggantikan Stadion GBK sebagai alternatif venue Piala Dunia U-17. Namun wajar jika JIS-lah yang ramai dibicarakan publik saat ini.

Foto: Dokumentasi pribadi
Foto: Dokumentasi pribadi
Selain karena lokasinya di Jakarta yang notabene satu provinsi dengan Stadion GBK, saya mengistilahkan JIS ini sebagai 'stadion politik'.

Ya, JIS dan segala perkembangannya seolah selalu menjadi objek sorotan kubu "cebong dan kampret", kelompok yang terpolarisasi sejak Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 dan berlanjut pada Pemilihan Presiden 2019.  

Setiap permasalahan yang berkaitan dengan JIS muncul ke permukaan, maka ramai pulalah 'pertarungan' cebong versus kampret itu, khusunya di media sosial.

Tak hanya di media sosial, pertarungan antara dua kubu itu juga pernah saya saksikan dalam sebuah dialog di televisi, yang membahas sulitnya akses dari dan menuju JIS saat Konser Akbar 30 Tahun Dewa 19 Berkarir.

Ketika narasumber pengkritik JIS mengatakan seharusnya akses keluar masuk kawasan JIS tidak menyulitkan penonton yang hadir, narasumber dari partai pendukung Anies Baswedan dalam Pilgub DKI 2017 dengan santai menjawab "Yang penting kan tidak ada yang meninggal dunia setelah menyaksikan konser Dewa 19, " dan saya pun menafsirkan pernyataan ini mengacu pada Tragedi Kanjuruhan, dimana kondisi infrastruktur stadion yang buruk juga ikut andil terhadap banyaknya korban jiwa.

Apalagi dengan saat ini Anies Baswedan -- sebagai gubernur DKI yang mewariskan JIS -- maju menjadi salah satu bakal calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang, sorotan dan seretan politis pun masih akan muncul.

Dan yang menjabat ketua umum PSSI adalah Erick Thohir, sosok yang juga 'seksi' untuk dilamar salah satu bacapres untuk mendampingi dalam Pilpres 2024 mendatang. Opini publik pun menilai apa yang dilakukan Erick di persepakbolaan Indonesia akan menjadi salah satu 'portofolio'nya untuk menjadi kandidat cawapres.

Tetapi terlepas dari soal politisasi itu, tentu bukan kali ini saja JIS dinyatakan tidak sesuai standar FIFA. Salah satunya adalah pada saat menjelang pertandingan Indonesia vs Curacao, yang akhirnya dipindahkan dari JIS ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api dan Stadion Pakansari.

Hanya saja, saat itu, cenderung tidak ada tindak lanjut atas pernyataan tidak sesuainya kondisi JIS dengan standar FIFA. Yang ada - seperti saya tuliskan di atas - malah pernyataan inkonsisten sekjen PSSI di kemudian hari, yang berbalik menyatakan JIS sudah sesuai standar FIFA. Dan saat ini, JIS kembali dinyatakan tidak sesuai standar FIFA.

Saya bingung. Anda juga mungkin bingung.

Mau bingung, tapi ini Indonesia. You know what i mean lahh...

Nah, kalaupun pemerintah dan PSSI saat ini benar-benar ingin memperbaiki sarana dan prasarsana yang ada di JIS, dalam konteks pelaksanan Piala Dunia U-17 pada November -  Desember mendatang, tentunya patut kita apresiasi langkah tersebut.

Semoga dengan perbaikan tersebut, tim inspeksi FIFA yang nantinya akan datang untuk memeriksa kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 menilai kita benar-benar siap sebagai tuan rumah, dan stadion-stadion yang akan digunakan sebagai tempat pertandingan sesuai dengan standar FIFA.

Dan kalaupun FIFA akhirnya memutuskan - dengan pertimbangan tertentu - Stadion Utama GBK harus menjadi salah satu venue Piala Dunia U-17, maka tentunya seluruh pihak terkait harus berbesar hati sekaligus bersiap memindahkan lokasi konser Coldplay, tentunya dengan segala konsekuensinya.

Mengapa demikian? Ya karena stadion memang harus diprioritaskan sesuai fungsi utamanya, yakni sebagai sarana olah raga. Supaya jangan lagi ada plesetan GBK Gelora Buat Konser, seperti yang terjadi jelang pertandingan Persija vs Persib pada laga lanjutan Liga 1 musim lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun